Dampak Psikologis Anak Tanpa Ibu dan Cara Mengatasinya
Ayah dan ibu memiliki peranan yang berbeda dan keduanya sama penting dalam pengasuhan anak. Bila salah satu atau keduanya tidak hadir dalam hidup anak, tentunya akan memberikan efek psikologis tertentu. Apa saja dampak psikologis anak yang tumbuh tanpa ibu dan bagaimana mengatasinya? Simak pembahasannya di sini.
Apa saja dampak psikologis pada anak yang tumbuh tanpa ibu?
Seorang anak terpisah dari ibunya karena beberapa faktor, seperti meninggal dunia, perceraian, hubungan rumah tangga jarak jauh, ditelantarkan, dan sebagainya.
Akibatnya, anak berisiko mengalami masalah psikologis.
Berikut beberapa dampak psikologi yang berpotensi terjadi pada anak yang dibesarkan oleh tanpa ibu.
1. Berperilaku agresif
Anak yang berpisah dari ibunya sejak usia balita berpotensi memiliki perangai yang kasar dan agresif. Ini menurut studi yang diterbitkan pada jurnal Attachment & Human Development.
Perilaku negatif dan agresif ini mulai ditunjukkan di usia 3 atau 5 tahun bila anak sudah tidak diasuh oleh ibu dalam usia 2 tahun pertamanya.
2. Sulit berkomunikasi dengan orang sekitar
Anak yang ditinggal oleh ibunya sejak masih kecil sulit untuk memahami situasi dengan baik. Ia mungkin akan bertanya-tanya mengapa ibu tidak ada atau mengapa orangtuanya berpisah.
Ia akan merasa kesepian, terlebih bila mengingat kenangan bersama sang ibu. Ketika tak mendapatkan jawabannya, tumbuhlah perasaan marah dan frustasi pada diri anak.
Hal tersebut membuat anak sering mengalami emosi yang tak menentu. Psikologi anak tanpa ibu juga dapat membentuk kepribadiannya hingga dewasa.
Ia mungkin akan tumbuh menjadi sosok yang tertutup dan sulit berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya.
3. Mudah stres dan depresi
Kepergian ibu karena kematian tentunya menimbulkan trauma bagi anak. Kehilangan sosok terdekat untuk selama-lamanya tentu akan meninggalkan luka yang mendalam pada batinnya.
Ketika anak terlalu lama berduka dan tidak menemukan jalan keluar untuk menghentikan kesedihan, ia akan menjadi lebih rentan terhadap gejala depresi.
Perasaan seolah tak lagi berharga ini sering terjadi pada anak-anak yang ditelantarkan oleh ibunya. Terbiasa diabaikan membuat anak kerap merasakan hal ini.
Akibatnya, psikologi anak tanpa ibu akan cenderung merasa ragu, kurang percaya diri, dan tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri.
Ketika berhasil melakukan suatu pencapaian, bukannya merasa senang ia bisa saja menganggap itu bukanlah keberhasilan, melainkan hanya sebuah keberuntungan.
5. Sulit mempercayai orang lain
Anak yang tumbuh besar tanpa kasih sayang ibu juga cenderung memiliki tingkat kepercayaan yang rendah pada orang lain, terutama bila sang ibu pergi karena perceraian.
Akibatnya, saat tumbuh dewasa, ia mungkin mengalami kesulitan saat membangun hubungan dengan orang lain.
Saat ibu sebagai orang terdekatnya bahkan tidak memberikan kasih sayang yang diinginkan, anak jadi sulit menghadapkannya dari orang lain.
6. Merasa kurang disayangi
Berbeda dengan ibu yang mudah menunjukkan kasih sayang pada anak, ayah pada umumnya lebih sulit mengekspresikan hal tersebut.
Akibatnya, anak akan cenderung merasa kurang diperhatikan dan tidak menerima kasih sayang yang ia inginkan.
7. Mudah terkena penyakit
Menurut data dari Amerika Serikat, kehidupan single-father cenderung lebih baik daripada dibanding single-mother dalam hal kemampuan ekonomi.
Namun, dalam hal perawatan kesehatan, anak yang tumbuh tanpa ibu cenderung lebih mudah terkena penyakit dan tidak terawat tubuhnya.
Oleh sebab itu, selain memperhatikan dampak psikologis anak yang dibesarkan tanpa ibu, Anda juga perlu memperhatikan kondisi kesehatannya.
Terutama bagi anak laki-laki yang tidak memiliki sosok wanita dalam hidupnya, ia mungkin tidak tahu bagaimana cara memperlakukan lawan jenis dengan semestinya.
Bagaimana mengatasi dampak psikologis anak tanpa ibu?
Membesarkan anak tanpa seorang ibu tentu bukanlah hal yang mudah. Namun, jangan terlalu lama berlarut dalam kesedihan.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu Anda dalam mengasuh anak.
1. Curahkan perhatian Anda
Jika ia adalah anak satu-satunya, hidup tanpa ibu tentu akan semakin membuat anak Anda kesepian. Oleh sebab itu, sisakan waktu untuk bermain bersamanya.
Dengan begitu, Anda bisa sedikit menyembuhkan rasa kesepian dan kehilangan dalam diri sang buah hati.
2. Hadirkan sosok pengganti ibu
Bukan berarti harus buru-buru menikah lagi. Kehadiran ibu tiri mungkin akan menimbulkan masalah yang lebih rumit bagi anak.
Dalam menghadapi psikologi anak tanpa ibu, cobalah menghadirkan sosok pengganti ibu dari keluarga terdekat, misalnya nenek atau tante.
3. Bawa anak ke tempat kerja
Bila memungkinkan, ajaklah anak ikut bersama Anda ke tempat kerja sehingga ia tidak merasa kesepian bila Anda pergi bekerja.
Selain itu, tempat kerja juga dapat memberikan ia suasana baru, anak jadi merasa mengenal Anda lebih dekat, serta ia bisa berinteraksi dengan orang-orang baru.
4. Berikan aktivitas yang menyenangkan
Bila membawa anak ke tempat kerja tidak memungkinkan, carilah tempat penitipan anak yang memiliki kegiatan yang menyenangkan untuk anak.
Pada anak yang sudah cukup besar, Anda bisa memberikan kegiatan tambahan di luar jam sekolah seperti kursus melukis atau kegiatan olahraga.
5. Memelihara hewan
Mengadopsi hewan peliharaan dipercaya dapat mengurangi stres dan rasa sedih. Anda bisa menghadirkan hewan yang anak sukai agar ia bisa melupakan rasa sedihnya.
Selain itu, manfaat memelihara hewan dapat membentuk jiwa penyayang anak dan melatih ia untuk bertanggung jawab.
6. Atur waktu Anda dengan baik
Tanpa kehadiran istri, tentunya Anda lah yang bertanggung jawab penuh terhadap pengasuhan dan perawatan anak.
Aturlah waktu dengan baik antara pekerjaan Anda, mengurus rumah, dan merawat anak. Bila memungkinkan, gunakan jasa pengasuh atau asisten rumah tangga untuk membantu Anda.
7. Amati perubahan apapun pada diri anak
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ada beberapa dampak psikologi pada anak yang hidup tanpa ibu. Dampak ini mungkin bisa berkembang menjadi masalah mental yang serius.
Bila si kecil menunjukkan gejala-gejala perilaku yang drastis, cobalah berkonsultasi ke psikolog anak untuk mengatasinya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Five Facts About Today’s Single Fathers. (2017). Retrieved 7 January 2022, from https://ifstudies.org/blog/five-facts-about-todays-single-fathers
Dufur, M., Hoffmann, J., & Erickson, L. (2017). Single Parenthood and Adolescent Sexual Outcomes. Journal Of Child And Family Studies, 27(3), 802-815. doi: 10.1007/s10826-017-0938-7