Gangguan bipolar adalah masalah psikologis pada remaja yang umum terjadi. Penyakit ini menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem.
Anak bisa saja sewaktu-waktu jatuh dalam fase depresi selama berminggu-minggu, tetapi selanjutnya bisa tiba-tiba merasa amat sangat senang (mania).
Gangguan bipolar pada remaja harus mendapatkan perawatan yang tepat, supaya kualitas hidupnya jadi lebih baik.
Kenali dengan lebih baik mengenai penyakit ini pada remaja hingga cara menyemangatinya demi kehidupan mereka ke depan.
Penyebab gangguan bipolar pada remaja
Hingga kini, tidak diketahui penyebab pasti gangguan bipolar pada remaja. Melansir laman Kids Health, periset percaya bahwa gangguan pada otak ini difaktori oleh banyak hal, seperti berikut.
1. Genetik
Remaja dengan riwayat keluarga gangguan bipolar lebih rentan terkena penyakit ini.
Misalnya, jika seorang anak memiliki orangtua atau saudara kandung dengan gangguan bipolar, kemungkinan besar mereka akan mengalami kondisi yang sama.
2. Kelainan di otak
Para peneliti mengungkapkan terdapat perbedaan dalam ukuran dan aktivitas otak pada orang yang memiliki kondisi ini.
Para ilmuwan juga meyakini bahwa gegar otak dan cedera kepala traumatis dapat meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan bipolar.
3. Faktor lingkungan
Dokter mengatakan bahwa peristiwa traumatis atau stres pada remaja dapat memicu gangguan bipolar.
Selain itu, hormon stres dan cara anak menangani stres juga dapat berperan dalam munculnya penyakit tersebut.
Gejala gangguan bipolar pada remaja
Berikut beberapa tanda dan gejala gangguan bipolar pada remaja.
- Perubahan suasana hati (mood swing) yang parah.
- Perilaku berisiko dan sembrono, seperti alkoholisme atau pecandu narkoba.
- Perilaku hiperaktif, impulsif, agresif atau tidak pantas secara sosial
- Gangguan tidur, seperti insomnia atau penurunan kualitas tidur secara signifikan
- Suasana hati yang tertekan atau mudah tersinggung.
- Merasa insecure terhadap kemampuan sendiri.
- Timbul pikiran atau perilaku ingin bunuh diri.
Perlu diingat, sejumlah gangguan pada remaja juga bisa menjadi gejala bipolar, termasuk attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan menentang oposisi, gangguan perilaku, gangguan kecemasan, dan depresi berat.
Jika anak Anda mengalami perubahan suasana hati yang serius, depresi, atau perilaku yang bermasalah, konsultasikan dengan tenaga kesehatan mental yang berpengalaman dalam menangani anak-anak dan remaja.
Diagnosis gangguan bipolar pada remaja
Kebanyakan orang dengan gangguan bipolar dapat ditangani, tetapi psikiater atau psikolog harus terlebih dahulu mendiagnosis gangguan tersebut.
Sayangnya, banyak orang atau anak dengan gangguan bipolar ini tidak pernah didiagnosis atau tidak terdiagnosis dengan benar.
Tanpa diagnosis dan pengobatan yang tepat, gangguan bipolar pada remaja ini bisa menjadi lebih buruk.
Beberapa remaja dengan gangguan bipolar yang tidak terdiagnosis dapat berakhir di rumah sakit jiwa atau pusat perawatan rumahan, sistem peradilan anak, menyalahgunakan narkoba, hingga bunuh diri.
Anak-anak dan remaja dengan gangguan bipolar biasanya tidak menunjukkan pola perilaku yang sama dengan orang dewasa yang memiliki kondisi tersebut.
Oleh karena itu, dokter akan mengamati perilaku remaja sebelum membuat diagnosisnya.
Tindakan ini termasuk mencari tahu riwayat atau pengalaman masa lalu dan masa kini orang tersebut.
Dokter mungkin juga akan merekomendasikan pemeriksaan medis untuk mengetahui adanya masalah kesehatan lain.
Mendiagnosis gangguan bipolar memang tidak mudah. Sampai saat ini, belum ada tes laboratorium yang dapat mendiagnosisnya.
Pada remaja, gangguan bipolar terkadang dapat disalahartikan sebagai penyakit lain, seperti skizofrenia dan gangguan stres pascatrauma, gangguan pemusatan perhatian, dan gangguan depresi lainnya.
Itulah alasan kenapa riwayat lengkap dan terperinci sangat penting bagi orang dengan gangguan bipolar.
Pengobatan gangguan bipolar pada remaja
Perawatan untuk remaja dengan gangguan bipolar biasanya melibatkan kombinasi pengobatan dan terapi yang umumnya sebagai berikut.
1. Obat-obatan
Obat-obatan dapat mencakup antidepresan, penstabil suasana hati, antipsikotik, atau obat antikecemasan.
Sebagian remaja yang mengonsumsi obat antidepresan dapat mengalami peningkatan risiko atau pikiran untuk bunuh diri. Jika begitu, cobalah untuk mengajaknya berbicara dan pahami suasana hati mereka.
2. Terapi
Terapi dapat menjadi bagian penting dari pengobatan untuk gangguan bipolar.
Dengan melakukan terapi ini, remaja dengan gangguan bipolar akan belajar bagaimana cara mengatasi gejala, mengelola pengobatan mereka, mengembangkan kebiasaan sehat, dan menavigasi risiko penyalahgunaan zat dan perilaku lainnya.
Terapi juga dapat membantu mereka untuk menghilangkan pemikiran negatif, meningkatkan kepercayaan diri, dan juga menyediakan tempat yang aman bagi mereka untuk merasa didengar dan menyuarakan isi hatinya.
Cara menyemangati remaja dengan gangguan bipolar
Gangguan bipolar dapat memengaruhi kualitas hidup remaja pada kemudian hari. Untuk itu, mereka perlu perawatan dan dukungan dari orang-orang di sekelilingnya.
Berikut cara Anda memberikan semangat pada remaja dengan gangguan bipolar.
1. Perdalam pengetahuan Anda tentang gangguan bipolar
Menghadapi remaja dengan gangguan bipolar tidaklah mudah.
Anda perlu meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit ini dengan membaca buku atau informasi lainnya yang akurat mengenai gangguan bipolar.
Bila perlu, konsultasi pada psikolog atau dokter spesialis kejiwaan.
2. Hadapi dengan sabar tapi tetap beri perhatian
Remaja dengan penyakit bipolar bisa merasa depresi dan super aktif (mania), sehingga dapat menguji kesabaran Anda dalam menghadapinya.
Kuncinya, jangan pernah menyerah dan selalu pastikan ia merasa nyaman dan aman bersama Anda.
Jika Anda mengenal orang yang ingin bunuh diri, atau jika Anda mengenal orang dengan gangguan bipolar, depresi, atau memiliki serangan panik, hadirlah untuk mereka. Mereka sedang melalui sesuatu yang sangat, sangat sulit.
Eric Millegan
3. Perkuat hubungan batin Anda dan anak
Komunikasi adalah kunci untuk mempererat hubungan Anda dengan anak remaja di rumah yang mengidap gangguan bipolar. Anda perlu mendengarkan bagaimana perasaan mereka dengan penuh perhatian.
Ini membantu Anda mengetahui bagaimana kondisinya saat ia merasa sehat, depresi, atau mengalami episode mania.
Hasil pengamatan Anda ini bisa membantu terapis atau dokter untuk menentukan perawatan yang tepat.
4. Bantu mereka untuk menjalani aktivitas sehari-hari
Remaja dengan gangguan bipolar cenderung sulit melakukan rutinitas harian dengan normal dan kerap kali melakukan tindakan yang berbahaya.
Untuk itu, mereka perlu bantuan Anda dalam beberapa hal, antara lain sebagai berikut.
- Mengatur jadwal berobat rutin, minum obat, atau menemani mereka terapi.
- Membuat jadwal harian, seperti makan, tidur, mandi, olahraga, dan aktivitas lainnya.
- Bantu mempersiapkan kebutuhan mereka.
- Bantu mereka bersosialisasi dengan teman dan keluarga.
5. Menjaga dan memahami suasana hati mereka
Cari tahu bagaimana perasaan dan suasana hati mereka. Hal ini dapat membantu remaja dengan gangguan bipolar untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
[embed-health-tool-vaccination-tool]