backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenal Ciri-Ciri Bipolar Disorder pada Tiap Episodenya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 09/06/2023

Mengenal Ciri-Ciri Bipolar Disorder pada Tiap Episodenya

Pengidap gangguan bipolar alias bipolar disorder pada umumnya memiliki gejolak emosi yang berubah-ubah. Meski begitu, ciri-ciri gangguan bipolar sebetulnya lebih beragam dari itu.

Mari kenali lebih jauh mengenai tanda bipolar disorder yang perlu diperhatikan melalui uraian berikut ini.

Ciri-ciri bipolar disorder yang perlu diperhatikan

gangguan bipolar

Bipolar disorder atau kerap disebut bipolar adalah gangguan mental yang membuat pengidapnya mengalami perubahan suasana hati secara ekstrem.

Sayangnya, tanda bipolar disorder sering diabaikan atau hanya dianggap sebagai stres atau mood swing belaka.

Pengidap gangguan ini akan menunjukkan perubahan suasana hati yang berseberangan, yakni dari yang sangat bahagia (mania) menjadi sangat sedih (depresi).

Pada setiap episode tersebut, bentuk gejala, tingkat keparahan, dan lamanya mungkin berbeda. Seseorang bisa merasakan gejala ini selama beberapa minggu, bulan, atau bahkan tahun.

Berikut ini adalah penjelasan tentang ciri-ciri bipolar disorder pada episode mania dan depresi.

Ciri-ciri bipolar disorder episode mania

Pengidap bipolar akan menunjukkan perilaku yang ekstrem dan tidak terkendali. Dalam episode ini, seseorang mungkin dapat mengalami antara mania dan hipomania.

Dikutip dari Mayo Clinic, keduanya merupakan jenis episode yang berbeda, tetapi punya gejala sama. 

Hipomania menunjukkan ciri bipolar disorder yang lebih ringan. Sementara pada mania, gejala bisa lebih parah sehingga pengidapnya kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari.

Berikut ini merupakan tanda bipolar disorder yang muncul pada fase mania dan hipomania.

  • Rasa gembira dan kepercayaan diri yang berlebihan (euforia). 
  • Berenergi dan bersemangat hingga tidak bisa diam (harus bergerak terus atau berjalan mondar-mandir).
  • Bicara sangat cepat tentang banyak topik berbeda yang tidak biasa. 
  • Tidak merasa ingin tidur atau merasa tidak butuh tidur yang lama.
  • Merasa seperti pikirannya berpacu atau tidak terkendali.
  • Mudah tersinggung atau perasaannya sangat sensitif.
  • Mudah teralihkan.
  • Mampu melakukan banyak aktivitas sekaligus.
  • Tidak ingin makan atau nafsu makan menurun.
  • Membuat keputusan yang buruk atau bertingkah sembrono, seperti belanja gila-gilaan, melakukan perilaku seks bebas, mengemudi ugal-ugalan, atau mabuk minuman keras.

Khusus pada fase mania, pengidap gangguan bipolar bisa mengalami psikosis, yaitu tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya ada dalam pikirannya. 

Pada kondisi ini, delusi dan halusinasi adalah salah satu ciri bipolar disorder yang paling khas. 

Ciri-ciri bipolar disorder episode depresi

Bunuh diri covid-19

Episode depresi dari bipolar disorder akan menunjukkan gejala kesedihan atau keputusasaan yang cukup parah sehingga pengidapnya kesulitan menjalankan aktivitas sehari-hari. 

Bahkan pada kasus yang lebih parah, episode ini sering kali melemahkan serta menyebabkan pengidapnya mungkin tidak dapat bangun dari tempat tidur.

Berikut ini adalah ciri-ciri bipolar disorder dalam episode depresi yang perlu Anda perhatikan.

  • Suasana hati yang tertekan, seperti perasaan sedih, khawatir, hampa, atau putus asa.
  • Kehilangan minat atau ketertarikan pada semua atau hampir semua aktivitas, termasuk yang tadinya disukai. 
  • Kehilangan tenaga dan energi secara drastis. 
  • Merasa tidak berharga, rasa bersalah yang berlebihan, atau tidak patas (minder).
  • Sulit berkonsentrasi. 
  • Bicara sangat lambat atau banyak lupa. 
  • Perubahan pola makan secara drastis, entah nafsu makan hilang atau meningkat.
  • Menarik diri dari lingkungan dan orang terdekat.
  • Tidak mampu melakukan hal-hal sederhana.
  • Terobsesi terhadap kematian, ingin bunuh diri, atau melakukan percobaan bunuh diri.

Episode ini mungkin juga menimbulkan halusinasi dan delusi seperti pada pengidap skizofrenia.

Kondisi ini yang terkadang membuat pengidap gangguan bipolar dan skizofrenia sulit dibedakan sehingga sering menimbulkan salah diagnosis. 

Pola perubahan episode mania dan depresi

Pengidap bipolar disorder dapat mengalami episode mania lebih sering daripada depresi, atau sebaliknya. Hal ini tergantung pada jenis gangguan bipolar yang Anda alami.

Tidak hanya itu, pola perubahan dari episode mania ke depresi dan sebaliknya juga bisa beragam. Siklus atau pola perubahan antarepisode ini mungkin sangat cepat. 

Namun terkadang, perubahannya terjadi secara lambat sehingga pengidap bipolar masih bisa merasakan suasana hati yang normal di antara episode mania dan depresi.

Kedua episode ini mungkin bisa terjadi secara bersamaan yang disebut dengan fitur campuran.

Artikel dalam jurnal CNS Spectrums (2017) menyebutkan kondisi ini membuat pengidap bipolar merasa sedih atau putus asa, tetapi juga bersemangat pada waktu bersamaan.

Kapan tanda bipolar disorder perlu diwaspadai?

tanda bipolar

Pengidap bipolar mungkin tidak menyadari bahwa dirinya sedang dalam episode mania atau depresi. Bahkan, ia bisa saja terkejut atas perilaku tidak wajar yang telah dilakukan. 

Terkadang, mereka pun kerap tidak menyadari bahwa perubahan suasana hatinya yang tidak stabil dapat mengganggu kehidupan diri sendiri dan orang yang dicintainya.

Apabila Anda atau orang terdekat mengalami ciri-ciri bipolar disorder seperti di atas, sebaiknya segera konsultasi dengan ahli kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater

Dengan bantuan profesional, Anda dan orang terdekat tentu dapat memperoleh diagnosis serta penanganan yang tepat.

Gangguan bipolar juga berisiko menimbulkan perilaku menyakiti diri sendiri dan hendak bunuh diri. Jika menemukan hal ini, segera ke unit gawat darurat di rumah sakit terdekat.

Di manakah Anda bisa mendapatkan bantuan?

Jika Anda, kerabat, atau anggota keluarga menunjukkan ciri-ciri bipolar atau penyakit mental lainnya, maupun menunjukkan keinginan, perilaku, atau ingin mencoba bunuh diri, segeralah hubungi L.I.S.A. Suicide Prevention Helpline (+62) 811-3855-472 atau layanan konseling psikologi SEJIWA hotline 119 (extension 8).

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 09/06/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan