Mendidik anak memang membutuhkan kesabaran, terutama saat ia berbuat nakal. Tidak jarang orangtua mendisiplinkan anak dengan hukuman fisik, seperti pukul pantat anak. Namun, apakah ini hal yang wajar? Apa dampaknya jika orangtua sering memukul pantat anak?
Bolehkah orangtua pukul pantat anak?
Hukuman fisik sepertinya sudah turun-temurun dipraktikkan oleh banyak orangtua untuk mendisiplinkan anak, mulai dari menjewer telinga hingga pukul pantat anak.
Padahal, mengutip Kids Health, mendisiplinkan anak dengan cara memukul pantat bukanlah tindakan yang efektif.
Studi yang dilakukan oleh American Academy of Pediatric (APA) pun menunjukkan hal yang sama.
Menurut studi tersebut, hukuman fisik, seperti memukul pantat, bisa menimbulkan rasa sakit.
Hal ini nantinya dapat menyebabkan peningkatan agresi (marah hingga cenderung tindakan kasar), perilaku antisosial, cedera fisik, dan masalah kesehatan mental anak.
Alih-alih membuat anak merasa jera dengan kenakalannya, hukuman fisik justru malah akan berdampak negatif pada kehidupan anak.
Bukan hanya itu, semakin sering orangtua melakukan pemukulan, tingkat hukuman akan semakin bertambah parah. Akibatnya, tindakan ini bisa berujung pada kasus kekerasan pada anak.
Perlu Anda Ketahui
Dampak negatif jika orangtua suka pukul pantat anak
Sebagian besar orangtua mungkin setuju bahwa memberi pukulan bukanlah tindakan yang tepat untuk mendidik anak.
Namun, ada pula yang masih menerapkan cara ini dengan harapan anak menjadi lebih baik.
Padahal, seperti penjelasan sebelumnya, memukul pantat anak bukanlah tindakan yang efektif untuk mendisiplinkan anak ketika berbuat salah.
Pasalnya, ada banyak dampak negatif yang mungkin terjadi pada anak jika ia sering dipukul bokongnya, seperti berikut ini.
1. Mengajarkan anak untuk berperilaku serupa
Ingat pepatah, “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya?”. Ya, pepatah ini bisa menggambarkan bagaimana efek pengasuhan orangtua akan berdampak pada kehidupan anak kelak.
Dalam kasus ini, perilaku anak adalah cerminan orangtuanya.
Bila orangtua sering memberi hukuman fisik, seperti memukul atau menampar anak, kelak sang anak juga akan berlaku demikian.
2. Menjadi lebih agresif
Anak-anak yang sering mendapatkan hukuman dengan dipukul pantatnya cenderung mengembangkan sikap yang agresif.
Misalnya, ketika merasa marah, sedih, kesal, dan tidak puas, ia bisa saja memukul teman atau orang lain yang berada di sekitarnya untuk melampiaskan emosinya.
Selain menjadi lebih agresif, anak-anak yang dibesarkan dengan penerapan hukuman fisik lebih rentan mengalami masalah kejiwaan pada kemudian hari.