Orangtua tak jarang dibuat was-was ketika mengetahui perilaku anak yang suka memukul Anda atau orang lain. Meski terbilang wajar terjadi pada masa tumbuh kembang anak, tapi kondisi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Orangtua tak jarang dibuat was-was ketika mengetahui perilaku anak yang suka memukul Anda atau orang lain. Meski terbilang wajar terjadi pada masa tumbuh kembang anak, tapi kondisi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Alih-alih bermain, memukul malah menjadi kebiasaan si Kecil bahkan kerap membuat temannya menangis. Lantas, apakah penyebab dan bagaimana cara mengatasi anak suka memukul? Simak ulasannya berikut ini.
Pada usia dini, balita tidak memiliki semua kata yang mereka butuhkan untuk mengomunikasikan apa yang mereka rasakan atau inginkan.
Mengutip Standford Children’s, terkadang anak-anak akan berperilaku agresif atau suka memukul karena mereka menerima banyak perlakuan yang tidak mengenakkan di rumah.
Selain itu, anak yang sering mengalami kekerasan di dalam keluarga atau menyaksikan pelecehan orang lain memiliki kemungkinan mengembangkan kebiasaan suka memukul.
Nah, terdapat sejumlah alasan lain yang kemungkinan menjadi penyebab anak suka memukul, di antaranya sebagai berikut.
Anak-anak prasekolah memang masih berada pada fase belajar untuk mengenal emosinya. Saat bermain bersama, secara tidak langsung anak-anak juga akan belajar bersosialisasi.
Dalam hal ini, mereka belum tahu betul cara bermain dan berbagi dengan orang lain. Tak jarang, situasi ini memicu perselisihan hingga pukulan yang tidak dapat terhindarkan.
Sejumlah anak sering kali menggunakan pukulan sebagai cara untuk menunjukkan kemarahan atau kesedihan. Dalam hal ini, penting bagi Anda untuk mencari tahu penyebabnya.
Jika Anda memperhatikan dan melihat anak Anda suka memukul ketika mereka kalah dalam permainan, Anda dapat mengatasinya secara langsung.
Ketika penyebabnya diatasi, kebiasaan anak suka memukul kemungkinan akan berhenti.
Memukul dan menggigit bisa menjadi tanda adanya masalah dalam komunikasi sehingga anak merasa stres atau frustrasi karena tidak dapat mengekspresikan diri.
Jika Anda ragu dan kondisi ini sulit untuk ditangani, maka segera konsultasikan dengan dokter anak agar perilaku anak suka memukul dapat teratasi.
Anda tentu tak ingin anak Anda melakukan kekerasan, seperti memukul, pada siapa pun. Itu sebabnya, cara mendisiplinkan anak juga berperan penting dalam membentuk karakternya.
Cobalah bersikap tegas kepada anak. Namun, ketegasan tidak perlu disertai dengan kekerasan jika Anda tidak ingin anak meniru dan melakukannya kepada Anda.
Berikut adalah sejumlah langkah yang mungkin bisa Anda lakukan sebagai cara untuk mengatasi anak yang suka memukul orang lain.
Agar anak Anda tidak bablas memukul atau melakukan kekerasan lain ke orangtua, Anda harus bersikap tegas.
Tetapkanlah beberapa aturan dan batasan antara Anda sebagai orangtua dan anak Anda.
Setelah beberapa aturan dan batasan telah Anda tetapkan, usahakan untuk tidak goyah dan tetap teguh tanpa negosiasi.
Jika Anda menyerah, anak akan menggunakan cara yang sama agar keinginan mereka tercapai.
Jika anak sudah pernah melakukan kekerasan, seperti memukul atau berbicara kasar kepada siapa pun, tegaskan berkali-kali bahwa perlakuannya tidak dapat ditoleransi.
Ingatkan apa kerugiannya jika ia terus melakukan hal itu, seperti dampaknya dalam kehidupan sosialisasi anak.
Ingatkan pula bahwa rasa saling menghormati orang lain adalah hal yang penting.
Tidak peduli seberapa marah Anda dengan anak, cobalah untuk tidak membentak anak, memukul, atau memberi tahu bahwa ia anak nakal.
Tunjukkan kepada anak Anda bahwa mengendalikan emosi adalah langkah penting agar terhindar dari kebiasan memukul.
Jika perlu, beri diri Anda waktu sebentar untuk mengambil napas dalam-dalam. Lalu, berikan contoh yang baik dengan menanggapi pukulan dan teriakkan anak Anda dengan tenang dan terkendali.
Dorong anak Anda untuk meminta maaf, tetapi jangan memaksakan. Jelaskan bahwa perilaku suka memukul akan menyakiti perasaan anak lain itu tidaklah baik.
Selain itu, biarkan mereka tahu bahwa meminta maaf akan membantu anak merasa lebih baik.
Ini akan mengajarkan anak untuk menumbuhkan rasa empati terhadap orang-orang di sekitarnya dan dapat membantu mengendalikan amarahnya pada masa mendatang.
Setelah anak Anda tenang, ajak untuk berkomunikasi tentang apa yang terjadi. Bantu ia untuk meluapkan emosinya, dengarkan apa yang ia katakan, dan pahami perasaan anak saat marah.
Tanyakan juga kepada si Kecil apakah mereka dapat memberi tahu Anda apa yang membuatnya begitu marah.
Jelaskan bahwa wajar untuk memiliki perasaan marah, tetapi tidak baik untuk menunjukkannya dengan cara memukul orang lain.
Supaya masalah ini dapat diatasi, Anda tentu tidak dapat menghadapinya sendirian. Dibutuhkan dukungan dan keterlibatan pasangan Anda.
Sebaiknya, jangan terlibat dalam perdebatan tentang keputusan pola asuh anak dan usahakan untuk tidak memperlihatkan konflik di antara Anda berdua di depan anak.
Anak yang melakukan kekerasan, seperti memukul, dapat berkembang menjadi tindakan kriminal yang jauh lebih berbahaya.
Jika Anda merasa tidak dapat mengatasinya sendirian, mintalah bantuan ahli, seperti psikolog, atau mengikuti konseling.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar