backup og meta

7 Penyebab Perut Bayi Buncit, Kapan Perlu ke Dokter?

7 Penyebab Perut Bayi Buncit, Kapan Perlu ke Dokter?

Perut buncit terkait dengan banyak masalah kesehatan serius akibat pola makan yang buruk. Akan tetapi, hal ini cenderung terjadi pada orang dewasa. Sebagai orangtua, Anda mungkin bertanya-tanya apakah normal jika perut bayi terlihat besar dan buncit? Apakah ini menandakan ada kondisi yang perlu dikhawatirkan? Kupas tuntas jawabannya di artikel ini.

Normalkah jika perut bayi buncit?

Pada umumnya, perut bayi terlihat besar atau buncit merupakan hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan.

Kondisi ini bisa terjadi secara normal terutama karena bayi masih sangat kecil dan perut mereka masih berkembang.

Perubahan tubuh bayi selama masa pertumbuhan juga bisa memengaruhi bentuk perut mereka.

Namun, jika Anda merasa ada yang tidak biasa dengan perut bayi Anda atau Anda melihat tanda-tanda lain yang mengkhawatirkan, sebaiknya bicarakan kepada dokter anak untuk memastikan bahwa si Kecil dalam kondisi baik.

Penyebab perut bayi buncit

gejala gangguan sistem pencernaan pada bayi

Beberapa kondisi yang menjadi penyebab kenapa perut bayi buncit antara lain sebagai berikut.

1. Bayi kekenyangan

Ketika bayi kekenyangan setelah menyusu (ASI atau susu formula), perut mereka bisa terlihat membesar sementara.

Ini adalah respons normal karena lambung bayi relatif kecil dan dapat meregang ketika diisi dengan makanan atau minuman.

Biasanya, perut bayi akan segera mengempis kembali seperti semula setelah buang air kecil atau buang air besar.

2. Perut bayi kembung

Kemungkinan lain penyebab perut bayi buncit adalah karena kembung. Hal ini juga termasuk normal karena bayi bisa menelan banyak udara ketika bayi menangis atau selama menyusu.

Selain itu, sistem pencernaan bayi belum berkembang sempurna. Alhasil, ususnya belum menghasilkan bakteri baik yang memadai untuk mencerna makanan.

Untuk mengatasinya, bantu si Kecil untuk bersendawa setelah selesai menyusu. Menengkurapkan dan memijat punggungnya juga dapat mengatasi perut kembung pada bayi.

3. Bayi mengalami kolik

Menurut American Academy of Family Physicians, kolik merupakan kondisi yang umum terjadi pada bayi baru lahir.

Biasanya, kondisi ini akan semakin parah dan makin sering terjadi di usia 4—6 minggu. Itulah sebabnya Anda sering kali mendapati perut bayi buncit pada usia 1 bulan.

Jika perut bayi besar disertai tangisan yang terus menerus dalam waktu berjam-jam tanpa alasan yang jelas, bisa saja ia sedang mengalami kolik.

4. Alergi makanan atau susu

Beberapa bayi mungkin mengalami alergi terhadap susu formula atau MPASI yang ia konsumsi. Bahkan, mungkin saja bayi mengalami alergi ASI.

Kondisi ini mungkin terjadi jika ibu menyantap makanan yang tidak cocok untuk si Kecil.

Reaksi alergi terhadap makanan atau susu dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang bisa membuat perut bayi menjadi buncit.

5. Masalah penyerapan nutrisi

Gangguan penyerapan nutrisi (malabsorpsi) cukup umum terjadi pada bayi normal.

Menurut American Academy of Pediatrics, gangguan ini terjadi karena tubuh anak tidak mampu mencerna zat gizi tertentu.

Untuk memastikan kondisi ini, cobalah berkonsultasi kepada dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

6. Pembengkakan hati

Perut bayi buncit juga bisa saja terjadi karena ia mengalami pembesaran organ hati atau disebut juga dengan atresia bilier.

Selain perut membengkak, penyakit ini disertai pula dengan gejala lainnya seperti:

  • kulit dan mata bayi berwarna kekuningan (jaundice),
  • warna air kencing bayi sangat gelap seperti teh,
  • warna kotoran bayi agak putih atau abu-abu,
  • berat badan bayi menurun, dan
  • pertumbuhan bayi lambat.

Umumnya, bayi yang menderita penyakit ini juga mengalami kecacatan pada jantung, limpa, dan usus. Ini merupakan penyakit serius yang membutuhkan perawatan medis khusus.

7. Necrotizing enterocolitis (NEC)

Mengutip laman Cleveland Clinic, NEC merupakan masalah pencernaan serius yang kebanyakan dialami oleh bayi yang lahir prematur.

Kondisi ini ditandai dengan adanya peradangan pada usus sehingga mengalami kebocoran.

Tingkat keparahan NEC pada bayi berbeda-beda, mulai dari yang ringan hingga yang sangat parah sampai mengancam nyawa.

Kapan harus ke dokter jika perut bayi buncit?

Alasan kenapa bayi menangis

Meskipun kondisi-kondisi di atas bukanlah merupakan masalah kesehatan yang serius, Anda tetap perlu mengawasi kondisi si Kecil setiap saat.

Apalagi bayi masih kesulitan dalam menyampaikan keluhan yang dirasakannya. Untuk itu, orangtua harus selalu memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada si buah hati.

Segeralah periksa ke dokter jika ia mengalami gejala-gejala berikut.

  • Ukuran perut bayi terlalu besar dan tidak wajar.
  • Pembesaran perut bayi terjadi dalam waktu lama dan tidak mengempis meskipun sudah buang air dan dipijat.
  • Bayi rewel dan menangis terus menerus.
  • Tubuh bayi demam.
  • Muncul ruam pada permukaan kulitnya.
  • Perut bayi terasa keras dan membengkak.
  • Mengalami diare.
  • Terdapat darah pada kotoran bayi.
  • Bayi terlihat mual dan muntah.

Konsultasikan kepada dokter anak jika si Kecil mengalami salah satu dari gejala ini. Tujuannya untuk mengetahui penyakit yang bayi alami sehingga bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

Kesimpulan

  • Meski dapat terlihat mengkhawatirkan, perut bayi yang buncit atau terlihat besar umumnya merupakan kondisi yang normal. Pada kondisi normal, perut bayi yang besar bisa disebabkan oleh kekenyangan, kembung, atau kolik.
  • Namun, terkadang perut bayi buncit juga bisa menandakan masalah kesehatan tertentu, seperti alergi makanan atau susu, masalah penyerapan nutrisi, pembengkakan hati, atau necrotizing enterocolitis (NEC).
  • Konsultasikan kepada dokter jika perut bayi yang buncit disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Getting to Know Your Newborn (for Parents) | Nemours KidsHealth. (n.d.). Retrieved 11 September 2024, from https://kidshealth.org/en/parents/newborn-variations.html

11 Common Conditions in Newborns. (2021). Retrieved 11 September 2024, from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Common-Conditions-in-Newborns.aspx

Necrotizing Enterocolitis (NEC): What is it, Causes & Treatment. (2024). Retrieved 11 September 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10026-necrotizing-enterocolitis

Staff, Familydoctor. org E. (2024). Colic in Babies – How to Treat and Cope. Retrieved 11 September 2024, from https://familydoctor.org/condition/colic/

Does My Child Have a Cow’s Milk Allergy?: Allergy UK: National Charity. (n.d.). Retrieved 11 September 2024, from https://www.allergyuk.org/resources/does-my-child-have-a-cows-milk-allergy/

Malabsorption. (2009). Retrieved 11 September 2024, from https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Malabsorption.aspx

Biliary Atresia | Symptoms and Treatment. (n.d.). Retrieved 11 September 2024, from https://www.cincinnatichildrens.org/health/b/biliary-atresia

Versi Terbaru

23/09/2024

Ditulis oleh Indah Fitrah Yani

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Wajarkah Jika Bayi Baru Lahir Tidur Terus?

Serba-serbi Ubun-Ubun Bayi Baru Lahir dan Tanda Jika Tidak Normal


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 23/09/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan