Fase perkembangan bayi berkaitan erat dengan kemampuan motorik. Baik kemampuan motorik halus juga motorik kasar yang seharusnya sudah mulai terlihat dari sejak bayi baru lahir. Lalu, kemampuan ini pun akan semakin berkembang seiring dengan bertambahnya usia di kecil. Simak perkembangan kemampuan motorik halus dan motorik kasar bayi di bawah ini yang perlu Anda ketahui.
Apa itu kemampuan motorik kasar?
Kemampuan motorik kasar adalah keterampilan yang melibatkan koordinasi gerakan antara otot-otot besar, seperti lengan tangan, kaki, serta dada. Kemampuan inilah yang memungkinkan bayi untuk duduk, berguling, berjalan, berlari, dan sebagainya.
Dengan begitu, kemampuan motorik kasar yang dimiliki bayi nantinya akan berpengaruh pada keseimbangan dan koordinasi tubuhnya. Bahkan, kemampuan motorik kasar yang terbentuk sejak lahir ini juga akan menjadi dasar untuk menjalankan keterampilan motorik halus bayi.
Perkembangan motorik kasar bayi sampai usia 11 bulan
Berdasarkan grafik pertumbuhan Denver II, perkembangan kemampuan motorik kasar bayi akan berlangsung tahap demi tahap, seiring pertambahan usianya. Berikut perkembangan motorik kasar bayi berdasarkan usianya:
Usia 0-6 bulan
Bayi belajar mengangkat kepala
Keterampilan motorik kasar yang bisa dilakukan bayi baru lahir, hanya meliputi mengangkat sedikit kepalanya dan mengulang gerakan yang sama. Misalnya menggerakkan kaki dan tangannya secara bersamaan.
Baru pada saat usia perkembangan bayi 1 bulan, si kecil mulai belajar mengangkat kepalanya sekitar 45 derajat, tetapi belum benar-benar sempurna. Tepat di usia bayi 1 bulan 3 minggu, ia sudah tampak andal untuk mengangkat kepalanya 45 derajat.
Seiring berjalannya waktu pertumbuhan bayi, ia akan terus belajar sendiri untuk bisa mengangkat kepalanya sampai 90 derajat. Namun, kemampuan motorik kasar tersebut baru bisa dilakukannya dengan baik saat usia bayi 2 bulan 3 minggu.
Berguling
Selain itu, perkembangan motorik kasar yang juga akan dipelajari bayi yakni berguling. Jadi, ketika muncul pertanyaan kapan bayi bisa berguling? Jawabannya yaitu di rentang usia ini.
Sejatinya bayi akan mulai mencoba untuk berguling di usia bayi 2 bulan 2 minggu. Akan tetapi, biasanya ia baru mampu berguling dengan mahir di usia bayi 4 bulan 2 minggu.
Selang kira-kira seminggu setelahnya alias di umur bayi 3 bulan, ia terlihat mulai belajar duduk sendiri. Di usia ini juga, buah hati Anda sedang dalam proses belajar menahan berat tubuhnya dengan kaki, dan mulai menopang tubuhnya dengan dada saat berada dalam posisi telungkup.
Usia 6-11 bulan
Memasuki umur 6 bulan, perkembangan kemampuan motorik kasar yang sedang dipelajari bayi yakni bisa merangkak serta duduk sendiri tanpa bantuan. Ketika banyak orangtua menanyakan, kira-kira umur berapa bayi bisa merangkak dan duduk sendiri? Jawabannya ada di rentang usia ini.
Tidak hanya menggerakkan tangan dan kaki, semakin mencoba bergerak maju, semakin cepat kemungkinan bayi bisa merangkak. Lalu, umur bayi bisa duduk dan dilakukan dengan baik yaitu sekitar bayi 6 bulan 1 minggu.
Belajar berdiri
Selanjutnya, ia mulai belajar untuk bisa berdiri sendiri dengan berpegangan di usia bayi 6 bulan 3 minggu. Baru saat usia perkembangan bayi 8 bulan, ia benar-benar bisa berdiri sendiri dengan berpegangan pada orang atau benda.
Perkembangan selanjutnya, ia bisa menjaga keseimbangannya dengan baik untuk bangkit berdiri dari posisi duduk pada usia perkembangan bayi 9 bulan. Seminggu setelahnya yaitu di usia bayi 9 bulan 1 minggu, si kecil mampu berganti posisi dari berdiri ke duduk dengan lancar.
Lantas, umur berapa bayi belajar berdiri? Umumnya, bayi mulai belajar untuk berdiri sendiri tanpa perlu dibantu sekitar 2 detik, di usia perkembangan bayi 10 bulan.
Namun, ia baru akan benar-benar bisa melakukan berdiri sendiri saat usia 10 bulan 3 minggu.
Masalah pada perkembangan motorik kasar bayi
Kemampuan motorik kasar bayi adalah keterampilan yang berkaitan dengan koordinasi gerak antar otot-otot besar. Sebagai contoh berguling, duduk, berdiri dan berjalan.
Dengan begitu, masalah pada perkembangan motorik kasar bayi tampak saat si kecil terlambat berguling, duduk, atau berdiri. Normalnya di usia bayi 1 bulan, Anda akan melihat si kecil mulai mampu mengangkat kepalanya sekitar 45 derajat.
Kemudian, di usia bayi 2 bulan 3 minggu, kepalanya sudah dapat terangkat 90 derajat. Begitu pula di usia bayi 3 bulan, ia mulai tampak untuk belajar duduk sendiri.
Lalu di usia bayi 4 bulan 2 minggu, si kecil tampak telah lancar berguling. Begitu seterusnya perkembangan motorik kasar bayi akan berjalan tahap demi tahap.
Apabila telah terlewat cukup jauh dari usia tersebut tapi bayi belum kunjung menunjukkan tanda-tanda perkembangan motorik kasar tersebut, kemungkinan ada masalah pada perkembangan bayi.
Akan tetapi, kemampuan motorik kasar memang bisa berbeda pada setiap anak. Namun, jika keterlambatannya sudah terlalu jauh dari usia normalnya, silakan berkonsultasi ke dokter.
Cara mengasah kemampuan motorik kasar bayi
Cara yang bisa dilakukan untuk membantu perkembangan kemampuan motorik kasar bayi yakni dengan “memancingnya” agar mau melakukan hal tersebut. Beri ia banyak waktu, ruang, serta kesempatan untuk mengasah koordinasi otot-otot besarnya, misalnya dengan melakukan beberapa hal berikut:
Usia 0-6 bulan
Berikut cara untuk melatih kemampuan motorik kasar bayi usia 0-6 bulan:
1. Ajak bicara atau suguhkan mainan
Di awal-awal usianya, Anda bisa melatih kemampuan motorik kasar bayi untuk mengangkat kepalanya sedikit, 45 derajat, hingga akhirnya 90 derajat dengan cara memancingnya.
Anda dapat mengajaknya bicara dengan mendekatkan wajah pada si kecil atau dengan memainkan mainan di depan wajahnya.
Ketika bayi tertarik dengan ocehan yang disampaikan atau mainan, perlahan-lahan ia akan mengangkat kepalanya sendiri seolah ingin mendekatkan dirinya dengan Anda.
2. Ubah posisi tubuh bayi
Terkadang, ada beberapa bayi belajar tengkurap dengan sendirinya, tapi ada pula yang perlu dibuat tengkurap terlebih dahulu. Sebagai awal, Anda bisa menidurkan bayi tidak dengan posisi telentang terus menerus, tapi juga dengan posisi miring ke samping kanan atau kiri.
Sering latih bayi melalukan posisi tengkurap (tummy time). Lakukan posisi ini saat bayi tidak sedang rewel, tidak lapar maupun tidak setelah makan.
Lakukan dengan menyenangkan, jika bayi Anda sudah menunjukkan kelelahan, dapat dihentikan dan dilakukan diwaktu yang lain. Lakukan tummy time sedini mugkin dan sesering mungkin.
Seiring berjalannya waktu, bayi bisa saja menjatuhkan dirinya sendiri hingga akhirnya dapat tengkurap dan menggunakan dada untuk menahan berat tubuhnya.
Contoh lain yaitu saat bayi belajar duduk. Anda bisa mengubah posisi bayi dari berbaring menjadi duduk. Lama-kelamaan ia mampu belajar menggunakan kedua tangannya untuk menahan berat tubuh saat duduk.
Usia 6-11 bulan
Berikut cara untuk melatih kemampuan motorik kasar bayi usia 6-11 bulan:
1. Pegang tangan bayi selama belajar berdiri
Anda dapat melatih perkembangan kemampuan motorik kasar bayi ketika mengajarkan keseimbangan saat bayi belajar berdiri. Mula-mula Anda perlu memberikannya bantuan dengan memegang tangannya selama si kecil berdiri.
Kemudian, lepaskan pegangan Anda perlahan-lahan ketika dirasa ia mulai mampu menjaga keseimbangannya. Namun, jika bayi tampak mulai akan terjatuh, segera tahan tubuhnya agar tetap bertahan di posisi berdiri.
2. Bantu bayi berdiri sendiri dari posisi duduk
Ketika bayi sedang berbaring atau duduk dan Anda ingin mengangkatnya, sebaiknya jangan langsung menggendongnya. Jika ia sedang dalam posisi berbaring, coba dudukkan dulu.
Setelah duduk, pegang kedua tangannya dan beri sedikit tenaga dengan menariknya, sampai kemudian ia berdiri. Hal ini bertujuan untuk membiasakan dan melatih tubuh bayi agar nantinya dapat berdiri sendiri.
Apa itu kemampuan motorik halus?
Kemampuan motorik halus adalah keterampilan yang melibatkan koordinasi antara otot-otot kecil, meliputi tangan, jari-jari, dan pergelangan tangan. Pada bayi, kemampuan motorik halus memungkinkannya untuk melakukan melakukan berbagai hal.
Sebagai contoh kemampuan motorik halus bayi yaitu meraih mainan, menggenggam suatu objek, memberikan objek yang sedang dipegangnya dan memasukkan objek ke dalam wadah.
Intinya, pada kemampuan motorik halus bayi, hanya melibatkan peran dari kedua tangannya.
Perkembangan motorik halus bayi sampai usia 11 bulan
Mengacu dari grafik perkembangan anak Denver II, akan ada kemampuan motorik halus baru yang bisa dipelajari dan dilakukan di setiap perkembangan usia bayi. Jika ditarik garis lurus pada grafik, berikut perkembangan motorik halus bayi berdasarkan usianya:
Usia 0-6 bulan
Bayi mulai belajar untuk menggunakan kedua tangan pada usia bayi 2 bulan, tapi belum begitu lancar. Menginjak usia bayi 2 bulan 3 minggu, bayi baru benar-benar dapat memfungsikan kedua tangannya sendiri.
Bayi sudah mampu bertepuk tangan, tetapi belum mampu menggunakannya untuk mengambil dan menggenggam suatu objek. Baru ketika memasuki bayi 3 bulan 3 minggu, perkembangan motorik halus bayi semakin andal.
Menurut National Childcare Accreditation Council, anak bayi biasanya mulai mengembangkan kemampuan motorik halus sekitar usia 5 bulan. Hal ini terlihat ketika si kecil mampu memegang mainannya sendiri.
Seiring bertambahnya usia, bayi 5 bulan 1 minggu, umumnya sudah bisa meraih atau mengambil objek yang berada di dekatnya, seperti mainan. Tepat di usia bayi 5 bulan 3 minggu, bayi mulai belajar mencari benang atau objek lain semacamnya.
Menginjak usia perkembangan bayi 6 bulan, perkembangan motorik halus bayi berkembang lagi dengan mulainya ia belajar mengumpulkan kismis di piring makannya.
Lantas, kapan bayi bisa memegang botol susu sendiri? Memegang botol susu merupakan bagian dari perkembangan motorik halus. Sudah dijelaskan sedikit di atas apabila bayi mulai memegang botol susu sendiri sejak usia 6 bulan.
Salah satu keterampian motorik halus ini pun berkembang hingga bayi berada di usia 10 bulan.
Tanda yang bisa Anda lihat ketika ia siap memegang botol susu sendiri adalah keinginan untuk meraih botol. Lalu, ketika bayi sudah bisa menjaga keseimbangan baik sedang berbaring, duduk, atau pun berdiri maka botol pun tidak mudah jatuh.
Anda juga bisa melatihnya memegang botol sendiri sehingga ia pun terbiasa.
Selain itu, di usia ini pula ia mengerti bagaimana caranya memberikan benda yang sedang dipegangnya kepada orang lain.
Usia 6-11 bulan
Baru ketika usia bayi 6 bulan 2 minggu, buah hati Anda benar-benar bisa mencari benang atau benda lainnya, serta mengumpulkan kismis yang Anda berikan saat ia makan.
Sementara kemampuan motorik halus bayi untuk memberikan objek yang sedang ia pegang baru benar-benar bisa dilakukan dengan baik di usia bayi 7 bulan.
Lewat satu minggu setelah itu, alias di bayi 7 bulan 1 minggu, si kecil mampu mengambil dan menggenggam dua buah benda sekaligus.
Setelah mampu memegang dua benda, pada usia bayi 7 bulan 3 minggu, perkembangan kemampuan motorik halus si kecil akan membuatnya mulai belajar untuk memukul-mukul dua benda yang ia pegang.
Namun, hal ini belum dapat dilakukan dengan lancar. Selang sekitar dua minggu setelahnya, tepatnya di usia bayi 8 bulan 1 minggu, Anda akan melihatnya mulai menjepit atau mengambil suatu benda dengan menggunakan fungsi ibu jari tangannya.
Baru saat usia bayi 9 bulan 2 minggu, buah hati Anda bisa mengambil benda dengan ibu jarinya dengan baik.
Ditambah lagi di usia bayi 10 bulan, si kecil sudah andal memukul-mukul dua benda yang ada di masing-masing sedang ia genggam.
Kemampuan motorik halus lain yang bisa dilakukan bayi yaitu belajar memasukkan benda ke dalam wadah, di usia perkembangan bayi 11 bulan. Akan tetapi, kegiatan tersebut baru bisa lancar dilakukan ketika si kecil sudah lebih dari 12 bulan.
Masalah pada perkembangan motorik halus bayi
Sebaliknya dari motorik kasar, masalah perkembangan bayi dari kemampuan motorik halus adalah terganggunya koordinasi otot-otot kecil bayi. Termasuk jari-jari tangan, pergelangan tangan, hingga fungsi tangan secara keseluruhan.
Sebagai contoh kemampuan motorik halus, bayi seharusnya sudah dapat mengambil objek di dekatnya pada usia bayi 5 bulan 1 minggu. Kemudian, bayi mampu memberikan benda yang sedang ia pegang kepada orang lain saat usia bayi 7 bulan.
Pada usia bayi 9 bulan 2 minggu, si kecil dapat mengambil benda dengan ibu jari, seperti saat menjepit.
Menginjak usia 13 bulan, buah hati Anda sudah lancar memasukkan benda ke dalam wadah.
Jika terdapat masalah perkembangan bayi dari sisi motorik halus, maka kemungkinan si kecil belum mampu melakukan berbagai kegiatan tersebut di usia yang seharusnya.
Cara melatih kemampuan motorik halus bayi
Mainan bisa menjadi sarana yang membantu bayi belajar mengembangkan kemampuan motorik halusnya. Agar kemampuan motorik halus bayi bisa berkembang secara optimal, berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan:
Usia 0-6 bulan
Berikut cara untuk melatih perkembangan kemampuan motorik halus bayi usia 0-6 bulan:
1. Letakkan mainan di sekitar bayi
Si kecil bisa mulai belajar mengambil mainan atau objek ketika melihat “target” tersebut ada di sekitarnya. Keberadaan mainan itulah yang akan memancing rasa ingin tahu bayi, sehingga membantu mengembangkan kemampuan motorik halusnya.
Jadi, Anda bisa melatih perkembangan kemampuan motorik halus bayi dengan meletakkan mainan di sekitarnya.
2. Tunjukkan cara kerja mainan pada bayi
Perkembangan motorik bayi yang bisa dilakukan adalah memperkenalkan mainan dengan memegangnya, menunjukkan cara kerja mainan tersebut, kemudian ajak bayi bicara.
Anda dapat mengatakan, “Lihat nih kak, mama punya apa. Lucu kan, bolanya bisa bersuara kalau digoyang-goyang. Kakak mau coba juga nggak?”
Setelah Anda memperlihatkan mainan tersebut, biasanya si kecil tampak tertarik dan ingin tahu lebih lanjut.
Inilah yang membuatnya berusaha untuk belajar meraih mainan tersebut sendiri. Namun, jangan lupa pastikan Anda telah menjauhkan benda tajam dan berbahaya dari sekeliling bayi.
Usia 6-11 bulan
Berikut cara untuk melatih perkembangan kemampuan motorik halus bayi usia 6-11 bulan:
1. Minta bayi memberikan mainan yang sedang dipegangnya
Selain belajar meraih dan menggenggam suatu objek, bayi juga harus bisa memberikan apa yang sedang ia genggam kepada orang lain. Untuk melatih hal ini, Anda bisa berpura-pura tertarik dan meminta dengan lembut benda yang ada di genggaman tangan si kecil.
Anda bisa bertanya, “Kakak sedang memegang apa, tuh? Boleh mama pinjam sebentar?” Lakukan hal ini sembari mengulurkan dan menumpuk kedua telapak tangan Anda, sebagai bahasa tubuh bahwa Anda menginginkan benda tersebut.
2. Ajarkan bayi mengambil benda dengan ibu jari dan telunjuk
Anda bisa melatih kemampuan ibu jari bayi, dengan mengajarkannya untuk mengambil sesuatu di dalam wadah. Namun sebaiknya, gunakan wadah yang sebagian besar tertutup, dan hanya menyisakan sedikit ruang untuk mengambil isi di dalamnya.
Supaya lebih mudah untuk dilakukan, sebelumnya Anda bisa mengajarkan cara melakukannya lebih dulu pada bayi. Selanjutnya biarkan ia melakukannya sendiri agar terjadi perkembangan motorik pada bayi.
Cara lain yang bisa dilakukan, Anda juga bisa meminta si kecil untuk menekan mainan yang memiliki tombol. Hal ini akan membantu melatih fungsi jari-jari tangannya agar terjadi perkembangan motorik bayi.
Harus bagaimana ketika mulai fase oral pada bayi?
Memasukkan benda ke dalam mulut merupakan hal yang normal dilakukan dan menjadi perkembangan motorik bayi. Ini bahkan merupakan tanda bahwa bayi sedang tertarik mempelajari lingkungan yang ada di sekitarnya.
Bayi belajar memahami dunia di sekitarnya dengan cara melihat, menyentuh, mendengar, mencium, serta merasakan. Hal ini biasanya terjadi saat bayi mulai menginjak usia 7 bulan sampai 1 tahun.
Kebiasaan menggigit benda yang ada di sekelilingnya juga banyak dihubungkan dengan gigi bayi yang mulai tumbuh. Pertumbuhan gigi pertama bayi membuatnya tidak merasa nyaman dan dengan menggigit sesuatu mungkin dapat memberi kenyamanan baginya.
Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan adalah:
Jauhkan benda berbahaya
Saat ia sudah bisa berpindah tempat dengan merangkak atau merambat, lebih mudah baginya untuk mengambil benda dan memasukkannya ke dalam mulut. Saat ini, Anda harus menaruh benda-benda berbahaya dari jangkauan bayi, seperti obat, pengharum ruangan, dan lain sebagainya.
Pastikan tangan dan kaki bayi Anda selalu bersih
Selain barang, biasanya bayi juga memasukkan tangan atau kakinya ke dalam mulut. Sehingga, dengan menjamin kebersihan tangan dan kaki bayi, kuman-kuman penyebab penyakit tidak masuk ke dalam tubuh bayi.
Alihkan perhatian bayi
Jika bayi mulai menggigit atau memasukkan benda ke dalam mulutnya, alihkanlah perhatian bayi pada hal lain. Misalnya, ajak bayi main bersama, ajak bayi jalan keluar, atau lain sebagainya.
Tawarkan bayi makanan saat bayi mulai terlihat menggigit, menjilat, atau memasukkan benda apapun ke dalam mulutnya
Hal ini tentu akan lebih baik. Anda bisa menawarkan makanan yang mudah bayi genggam, misalnya apel, melon, wortel yang sudah dikukus, brokoli yang sudah dikukus, mentimun, dan lain sebagainya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]