Saat usia bayi menginjak 6 bulan, ia sudah mulai boleh mencoba makanan padat pertamanya sebagai makanan pendamping ASI atau MPASI bayi. Selain MPASI utama, jangan lupa perkenalkan camilan bayi. Memberikan camilan juga bisa membantu memenuhi kebutuhan gizi bayi Anda. Jika bingung ingin memberikan camilan apa, berikut beberapa inspirasinya.
Kapan bayi mulai boleh makan camilan?
Makanan selingan alias camilan (snack) adalah makanan bayi yang diberikan di sela-sela waktu makan utama.
Frekuensi makan yakni tiga kali dalam sehari dengan jadwal MPASI bayi pada pagi, siang, dan malam.
Sesuai dengan namanya, makanan selingan akan berada di antara tiga jadwal makan tersebut yaitu dari pagi ke siang dan sekitar sore hari.
Di sisi lain, ada juga bayi yang hanya mau makan snack sebanyak satu kali sehari atau terkadang tidak sama sekali.
Frekuensi dan porsi makan snack pada masing-masing bayi tidak bisa disamakan.
Ada bayi yang senang sekali ngemil, tetapi ada juga yang hanya akan makan makanan selingan sekali dalam sehari atau bahkan terbilang jarang.
Sementara untuk usia ideal memperkenalkan bayi dengan snack sebenarnya Anda bisa melakukannya sejak pertama ia belajar makan makanan padat.
Seperti halnya dijelaskan oleh WHO selaku badan kesehatan dunia, ada dua jadwal makan yang bisa dibiasakan mulai dari usia 6 bulan atau saat belajar makan MPASI.
Pertama, yakni makanan utama. Kedua, yaitu makanan selingan atau camilan sehat untuk bayi.
Selama masa MPASI ini, pemberian makanan selingan untuk bayi dapat berupa makanan padat maupun ASI.
Ya, itulah mengapa pemberian makanan di masa ini disebut sebagai makanan pendamping ASI (MPASI).
Meski tidak lagi mendapatkan ASI eksklusif karena sudah dibantu dengan makanan dan minuman lainnya, bayi di usia ini masih akan tetap menyusu ASI.
Jika pemberian ASI tidak lagi memungkinkan untuk bayi, bayi bisa tetap menyusu tetapi dengan susu formula bayi.
Jadi singkatnya, sah-sah saja untuk mengenalkan bayi dengan snack sejak awal perkenalannya dengan makanan padat.
[embed-health-tool-baby-poop-tool]
Apa saja pilihan camilan untuk bayi?
Ada berbagai macam pilihan camilan sehat yang bisa dijadikan santapan di sela-sela waktu makan utama bayi. Berikut aneka snack sehat nan mengenyangkan untuk bayi.
1. Buah-buahan
Buah untuk bayi merupakan salah satu pilihan snack yang sudah pasti sehat dan juga praktis. Untuk pilihan buah pertamanya, coba berikan buah naga, pisang pepaya, alpukat, atau mangga.
Ini karena buah-buahan tersebut memiliki tekstur yang halus, lunak, dan lembut sehingga mudah digigit dan dikunyah oleh gigi bayi yang masih dalam masa perkembangan.
Jika si Kecil masih berusia 6–8 bulan, sebaiknya blender dulu buahnya menjadi bubur halus (puree).
Namun bila buah hati Anda sudah berusia 9 bulan ke atas, tidak masalah untuk memberikan buah segar yang dipotong kecil-kecil supaya ia bisa belajar menggenggam sendiri.
Bahkan, Anda juga boleh mengolah buah-buahan selain dengan cara disajikan langsung.
Anda boleh berkreasi misalnya dengan memanggang pisang dan menambahkan parutan keju di atasnya.
2. Biskuit
Biskuit bayi yang dijual di pasaran juga cocok untuk Anda berikan sebagai snack si Kecil sembari menunggu waktu makan berikutnya.
Pilih biskuit lunak yang mengandung banyak karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin untuk bayi. Pastikan juga ukuran biskuit cukup kecil sehingga bisa digenggam oleh bayi.
Sesekali, tidak ada salahnya untuk bereksperimen dengan membuat biskuit sendiri di rumah. Anda bisa menyiapkan oat kering, buah, tepung, dan sedikit minyak sayur.
Selanjutnya olah semua bahan menjadi satu dengan cara dibuat menjadi adonan halus dan bentuk sesuai selera.
Terakhir Anda tinggal memanggang bentuk biskuit yang hampir jadi di atas loyang antilengket.
Jika bayi belum bisa makan biskuit utuh, misalnya sebagai camilan bayi usia 6 bulan, campurkan biskuit dengan sedikit air atau susu hingga menjadi lumat seperti bubur.
Sebaliknya, bagi si Kecil yang sudah mahir menggigit dan mengunyah, tidak masalah untuk menyajikan biskuit utuh.
Dengan catatan, biskuit memiliki ukuran yang kecil dan bertekstur agak lunak.
3. Telur rebus
Jika Anda ingin menyajikan camilan yang cepat dan mudah, salah satu pilihan yang bisa diberikan yakni telur untuk anak.
Telur bisa direbus biasa menjadi snack untuk dibawa saat Anda sekeluarga sedang bepergian ke luar rumah.
Namun ingat, jangan lupa untuk mengupas cangkang dan memotong telur menjadi beberapa bagian kecil yang mudah dimakan oleh bayi.
4. Yoghurt
Pilihan snack MPASI sehat lainnya yakni yoghurt untuk bayi. Selain kandungan proteinnya yang tinggi, yoghurt kaya akan kalsium yang baik untuk mendukung pertumbuhan tulang si Kecil.
Bahkan, yoghurt juga dilengkapi dengan bakteri hidup yang baik untuk mendukung kerja sistem pencernaan.
Namun, Anda disarankan agar lebih cermat dalam memilih yoghurt untuk bayi. Sebaiknya pilih yoghurt tawar atau tanpa rasa yang tidak mengandung banyak gula.
Anda bisa menambahkan irisan buah dan beberapa sendok madu untuk menambah rasa yoghurt tersebut.
5. Kentang
Kentang merupakan salah satu makanan pokok yang kaya akan karbohidrat. Biasanya, kentang memang dijadikan olahan dalam makanan utama guna menyumbang energi bagi tubuh.
Namun, sah-sah saja untuk mengolah MPASI kentang menjadi pilihan makanan camilan bayi, termasuk bagi yang berusia 6 bulan.
Caranya pun tidak sulit, Anda bisa membuat kentang tumbuk (mashed potato) untuk bayi usia 6–8 bulan yang masih harus makan makanan lumat.
Sementara ketika usia bayi sudah semakin dewasa, misalnya menginjak 9 bulan ke atas, Anda dapat mengolah camilan dari kentang dengan tekstur lainnya.
Anda bisa membuat kentang goreng sendiri di rumah seukuran tangan si Kecil agar mudah digenggam.
Pilihan lainnya juga bisa dengan membuat snack berupa perkedel dengan campuran wortel dan daging ayam.
Jika ingin yang lebih mudah, Anda juga bisa mengukus kentang yang sudah dipotong kecil-kecil sebelumnya sampai menghasilkan tekstur yang mudah digigit oleh bayi.
Selain itu, tidak masalah untuk menambahkan gula, garam, maupun micin atau MSG untuk bayi ke dalam olahan kentang yang Anda buat.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tambahan perasa biasanya akan membuat bayi tidak susah makan dan justru lebih semangat karena rasanya yang enak.
Kebiasaan bayi yang susah dan sering menolak makanan bisa menyebabkan terjadinya masalah gizi pada bayi.
Apakah camilan dan finger food bayi itu sama?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, snack adalah santapan yang dimakan di antara waktu makan utama bayi.
Sementara finger food untuk bayi adalah makanan jari. Sesuai dengan namanya, ukuran finger food atau makanan jari ini sebesar jari tangan bayi sehingga mudah digenggam.
Camilan dan finger food untuk bayi sebenarnya tidak sama. Camilan bayi bisa berupa makanan apa saja dan dalam bentuk apa pun selama dimakan di antara waktu makan utama.
Snack ini bisa berupa bubur, puree buah, hingga potongan buah dalam bentuk finger food.
Begitu pula finger food untuk bayi, makanan ini tidak bisa digolongkan sepenuhnya ke camilan. Ini karena finger food bisa dimakan di waktu makan utama maupun sebagai snack bayi.
Finger food dapat membantu melatih bayi agar bisa makan sendiri karena mudah untuk digenggam.
Finger food tidak seperti camilan atau snack yang sudah dapat diberikan sejak bayi belajar makan MPASI atau di usia 6 bulan.
Biasanya, finger food untuk bayi baru diberikan saat usia bayi 9–12 bulan atau saat giginya sudah mulai tumbuh.
Tekstur camilan bayi berbeda sesuai dengan usianya
Sama halnya seperti tekstur makanan utama, tekstur snack untuk bayi juga harus disesuaikan dengan usianya saat ini.
Bagi bayi yang berusia 6–8 bulan, tekstur snack MPASI yang tepat yakni halus dan lembut seperti bubur.
Tekstur MPASI camilan sehat untuk bayi kemudian akan meningkat menjadi cincang halus, cincang kasar, hingga finger food di usia 9—11 bulan.
Hingga tiba di usia bayi 12 bulan ke atas, camilan yang Anda berikan sudah memiliki tekstur yang mirip seperti makanan orang dewasa.
Dengan kata lain, tekstur camilan bayi usia 12 bulan atau 1 tahun ke atas tidak lagi terlalu lumat, terlalu halus, maupun dicincang.
Pasalnya, menginjak usia 12 bulan atau 1 tahun biasanya bayi sudah mulai belajar untuk makan makanan seperti yang dimakan anggota keluarga lainnya.