Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pneumonia merupakan penyebab 14% kematian anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2019. Seberapa bahayakah penyakit yang menyerang organ paru-paru ini? Berikut penjelasan lengkap mengenai penyakit pneumonia pada anak yang sebaiknya Anda ketahui.
Apa itu pneumonia pada anak?
Pneumonia merupakan salah satu penyakit atau gangguan pernapasan pada anak. Pneumonia pada anak adalah kondisi ketika paru-paru anak mengalami infeksi atau peradangan.
Infeksi ini diawali dengan gangguan pada sistem pernapasan bagian atas (hidung dan tenggorokan) anak.
Lalu, infeksi tersebut akan berpindah menuju paru-paru yang kemudian menghambat pergerakan udara dalam paru-paru.
Kondisi ini akan membuat anak semakin sulit untuk bernapas.
Hal ini terjadi ketika kantung udara di paru-paru (alveoli) terisi dengan nanah serta cairan lainnya. Maka dari itu, oksigen pun sulit mencapai aliran darah
Seberapa umum penyakit pneumonia pada anak?
Tanda dan gejala pneumonia pada anak
Agak berbeda dengan pneumonia secara umum, pneumonia pada anak dalam beberapa kasus tidak disertai peningkatan napas yang cepat.
Ini terutama jika pneumonia tersebut menyerang paru-paru bagian bawah.
Ketika pneumonia berada di bagian bawah paru-paru yang dekat dengan perut, gejala yang mungkin terjadi adalah demam, sakit perut, atau muntah.
Namun, tidak terdapat gejala atau tanda seperti masalah pada pernapasan anak. Gejala penyakit ini pada anak mungkin berbeda-beda karena bergantung pada apa penyebabnya.
Apabila disebabkan oleh bakteri yang cenderung terjadi secara tiba-tiba, berikut beberapa gejala pneumonia pada anak.
- Demam.
- Batuk kering atau berdahak yang diikuti dengan lendir.
- Muntah-muntah atau diare.
- Rasa nyeri pada bagian dada.
- Nyeri pada perut.
- Kelelahan yang berujung pada penurunan aktivitas.
- Kehilangan nafsu makan.
- Pada kondisi yang lebih parah, warna bibir dan kuku anak Anda akan membiru.
Gejala awal pada pneumonia yang disebabkan oleh virus sama dengan yang disebabkan oleh bakteri. Akan tetapi, masalah pernapasan terjadi secara perlahan.
Anak Anda kemungkinan akan mengalami gejala seperti mengi dan batuk yang bertambah parah. Berikut beberapa gejala atau tanda lain yang mungkin terjadi.
- Berkeringat dan panas dingin.
- Kesulitan bernapas atau napas terasa lebih cepat.
- Sakit kepala.
Orangtua juga perlu memperhatikan apabila gejala pneumonia terlihat seperti masalah kesehatan lainnya.
Maka dari itu, Anda perlu segera bertemu dengan dokter agar cepat didiagnosis.
Kapan anak harus diperiksa dokter?
Segera hubungi rumah sakit atau dokter ketika gejala atau tanda pneumonia pada anak semakin memburuk, seperti berikut ini.
- Demam tinggi setelah 2 hingga 3 hari.
- Dibarengi dengan kesulitan bernapas.
- Mengalami gejala lainnya seperti sendi bengkak serta leher kaku.
- Sulit untuk mengonsumsi asupan cairan yang dibutuhkan agar terhidrasi.
Penyebab pneumonia pada anak
Dikutip dari IDAI, ada berbagai macam penyebab pneumonia pada anak, seperti virus, bakteri, dan juga jamur.
Namun, sebagian besar kasus pneumonia umumnya disebabkan oleh infeksi virus pada paru-paru.
Virus penyebab pneumonia sangat banyak, misalnya rhinovirus, respiratory syncytial virus (RSV), atau virus influenza.
Sementara bakteri yang menjadi penyebab umum pneumonia adalah pneumokokus (Streptococcus pneumonia), HiB (Haemophilus influenza type b), dan stafilokokus (Staphylococcus aureus).
Faktor risiko pneumonia pada anak
Ada beberapa faktor risiko yang membuat anak lebih rentan mengalami pneumonia, seperti berikut ini.
- Sistem kekebalan tubuh anak yang lemah.
- Masalah kesehatan kronis seperti asma pada anak atau fibrosis kistik.
- Masalah pada organ paru-paru serta pernapasan.
Perlu diketahui pula bahwa anak di bawah usia 1 tahun yang telah menjadi perokok pasif juga lebih rentan mengalami kondisi ini.
Pneumonia pada anak apakah bisa sembuh?
Komplikasi pneumonia pada anak
Pada beberapa kondisi tertentu, pneumonia juga bisa menjadi penyakit yang mengancam jiwa.
Hal ini mungkin terjadi ketika anak mengalami penyakit tertentu, seperti berikut.
- Masalah pernapasan yang cukup parah.
- Adanya bakteri yang masuk ke dalam darah.
Diagnosis pneumonia pada anak
Dokter akan membuat diagnosis pneumonia apabila sudah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Ini termasuk dengan melihat riwayat kesehatan yang lengkap.
Berikut beberapa pemeriksaan fisik yang dilakukan.
- Melihat bagaimana pola pernapasan anak.
- Mendengarkan apakah ada suara abnormal dari paru-paru.
- Melihat kondisi dahak atau lendir.
- Melakukan tes oksimetri untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah.
- Menjalani rontgen atau CT scan pada bagian dada.
- Melakukan tes darah untuk melihat apakah ada tanda-tanda infeksi.
- Bronkoskopi, yaitu melihat ke dalam saluran udara pada paru-paru (jarang dilakukan).
Pengobatan pneumonia pada anak
Seperti yang sudah diketahui bahwa pneumonia bisa disebabkan oleh virus serta bakteri.
Apabila disebabkan oleh virus, maka penyakit ini tidak membutuhkan pengobatan seperti antibiotik.
Sementara antibiotik dibutuhkan sebagai pengobatan pneumonia pada anak akibat bakteri. Akan tetapi, jenis obat yang digunakan juga tergantung pada jenis bakteri.
Secara umum, penyakit ini akan mereda dengan sendirinya. Berikut pengobatan serta perawatan lainnya untuk meredakan gejala.
- Banyak tidur dan istirahat.
- Mendapatkan asupan cairan yang lebih dari biasanya.
- Memberikan paracetamol untuk menurunkan panas pada anak.
- Memberikan obat batuk yang telah diresepkan oleh dokter.
Hal yang perlu diingat adalah berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu sebelum memberikan obat apa pun pada anak.
Periksa suhu tubuh anak setiap pagi, siang, dan malam. Segera hubungi dokter jika suhu tubuh mencapai 38º Celsius atau lebih.
Lalu, periksa juga area bibir dan kuku anak Anda. Apabila warnanya kebiruan atau abu-abu, tandanya anak tidak mendapatkan cukup oksigen.
Pada kondisi tertentu, seperti mengalami masalah pernapasan yang parah, ada kemungkinan anak harus mendapat rawat inap di rumah sakit.