Vaksin pneumokokus

Vaksin pneumokokus dapat mencegah infeksi Streptococcus pneumoniae atau pneumokokus yang menjadi penyebab pneumonia yang paling umum. Terdapat beberapa jenis vaksin pneumokokus, yaitu:
Pneumococcus Conjugates Vaccine (PCV)
Vaksin Pneumococcus Conjugates Vaccine (PCV) direkomendasikan untuk:
- Anak-anak berusia di bawah 2 tahun
- Anak-anak di atas dua tahun atau lebih yang memiliki kondisi kesehatan tertentu
Pemberian vaksin dilakukan pada anak usia di bawah 1 tahun dengan dosis 3 kali, yaitu pada usia 2, 4, dan 6 bulan.
Efek samping yang disebabkan oleh vaksin ini biasanya ringan lebih ringan daripada vaksin jenis lain. Anak-anak mungkin akan mengalami kemerahan, pembengkakan, nyeri di lokasi suntikan, demam, kehilangan nafsu makan, rewel, merasa lelah, sakit kepala, dan kedinginan.
Anak-anak juga mungkin mengalami peningkatan risiko kejang yang disebabkan oleh demam setelah mendapatkan vaksin PCV yang diberikan bersamaan dengan vaksin influenza tak aktif.
Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPSV)
Pada orang dewasa, pemberian vaksin dibagi menjadi dua tahapan. Pertama, vaksin pneumokokus jenis konjugasi (PCV) dan pneumokokus polisakarida atau Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPSV).
PPSV direkomendasikan untuk:
- Semua orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih
- Semua orang yang berusia dua tahun atau lebih yang memiliki kondisi medis dan dapat meningkatkan risiko terkena penyakit pneumokokus
Beberapa orang mungkin membutuhkan beberapa dosis atau dosis pendorong. Diskusikan dengan dokter tentang apa yang terbaik untuk kondisi kesehatan Anda atau anak Anda.
Vaksin influenza

Langkah terbaik dan paling penting dalam upaya pencegahan influenza yang dapat menyebabkan pneumonia adalah melakukan vaksin influenza setiap tahun. CDC merekomendasikan semua orang yang berusia lebih dari 6 bulan agar melakukan vaksin influenza.
Vaksin influenza juga direkomendasikan untuk wanita hamil dan orang dengan kondisi kesehatan kronis. Vaksin flu dapat dapat mengurangi sakit akibat flu, melewatkan aktivitas rutin, dan menghindari perawatan rumah sakit yang berhubungan dengan flu.
Vaksin DPT (difteri, pertusis, dan tetanus)

Vaksin DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) bisa mencegah pertusis (batuk rejan) yang mungkin saja mengakibatkan komplikasi berupa pneumonia. Vaksin ini termasuk dalam vaksin dasar yang wajib diberikan pada bayi.
Vaksin DPT direkomendasikan juga untuk semua anak-anak, remaja, hingga wanita hamil. Orang dewasa yang belum pernah divaksin juga disarankan untuk melakukan vaksinasi tersebut.
Vaksin DPT diberikan pada anak-anak sebanyak lima dosis pada usia:
- 2 bulan
- 4 bulan
- 6 bulan
- 15-18 bulan
- 4-6 tahun
Vaksin varicella

Pneumonia merupakan salah satu komplikasi serius dari infeksi Varicella (cacar air) pada orang dewasa. Oleh karena itu, vaksin varicella penting untuk mencegah pneumonia.
Dua dosis vaksin Varicella sekitar 90% efektif untuk mencegah cacar air. Namun, tak menutup kemungkinan Anda akan tetap mengalami cacar air meski telah melakukan vaksinasi. Hanya saja, penyakitnya tergolong lebih ringan daripada mereka yang tidak mendapatkan vaksin sama sekali.
Berikut rekomendasi pemberian vaksin Varicella, dikutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):
- Diberikan pada anak berusia di atas 1 tahun, sebanyak 1 kali
- Pada anak berusia lebih dari 13 tahun, vaksin diberikan 2 kali dengan rentang waktu 4-8 minggu
- Apabila terlambat, vaksin varicella yang dapat mencegah pneumonia bisa diberikan kapan saja sampai dewasa.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar