backup og meta

Pneumonia Neonatal

DefinisiGejalaPenyebabDiagnosisPengobatan

Hari-hari awal kehidupan bayi perlu perhatian ekstra, terutama soal kesehatannya. Salah satu kondisi yang patut diwaspadai sejak dini adalah pneumonia neonatal. Infeksi paru ini bisa berkembang cepat meski gejalanya tak selalu tampak jelas. Lantas, apa saja tandanya dan bagaimana cara mengatasinya? Ketahui infonya di bawah ini.

Pneumonia Neonatal

Apa itu pneumonia neonatal?

Pneumonia neonatal adalah istilah medis untuk radang paru-paru pada bayi baru lahir. Kondisi ini merupakan salah satu infeksi serius yang bisa terjadi tak lama setelah bayi dilahirkan. 

Pneumonia pada bayi baru lahir bisa muncul sangat cepat, bahkan dalam beberapa jam setelah lahir, dan sering kali merupakan bagian dari infeksi menyeluruh pada tubuh bayi. 

Namun, ada pula pneumonia yang muncul lebih lambat, biasanya setelah bayi berusia lebih dari 1 minggu.

Jenis ini sering terjadi pada bayi yang sedang dirawat di ruang perawatan intensif karena masalah pernapasan dan harus menggunakan alat bantu napas (ventilator) untuk waktu yang lama. 

Penyebab pneumonia ini bisa berasal dari kuman yang ditularkan saat persalinan atau dari lingkungan rumah sakit. 

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Apa gejala pneumonia neonatal?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pneumonia neonatal terjadi dalam dua bentuk, yaitu awal (early-onset) dan lambat (late-onset).

Oleh karena itu, gejala yang muncul pun bergantung pada waktu munculnya infeksi. 

Pada pneumonia awal, gejalanya cenderung tidak spesifik, menyerupai penyakit infeksi lain pada bayi baru lahir. 

Bayi mungkin tampak lemas, malas menyusu, atau mengalami gangguan suhu tubuh, tetapi belum terlihat tanda khas gangguan pernapasan pada anak.

Sementara itu, pada kasus pneumonia yang muncul lebih lambat, terutama yang didapat di rumah sakit, gejalanya lebih mencolok. 

Bayi dapat mengalami kesulitan bernapas, yang ditandai dengan napas cepat (lebih dari 60 kali per menit pada bayi di bawah 1 bulan), hidung kembang-kempis, tarikan dada bagian bawah setiap kali bernapas, atau gerakan kepala naik turun. 

Jumlah lendir pernapasan juga dapat meningkat, yang berubah menjadi kental dan gelap seperti warna cokelat.

Selain itu, bayi bisa menunjukkan gejala lain seperti berikut ini. 

  • Suara napas tidak normal, misalnya suara pendek saat mengembuskan napas (grunting), suara siulan (wheezing), atau suara tinggi seperti mendesing (stridor).
  • Demam atau justru suhu tubuh rendah, keduanya bisa menandakan infeksi serius.
  • Tidak mau menyusu, lemas, atau sulit dibangunkan.
  • Perubahan warna kulit, seperti kebiruan di bibir (sianosis), bisa menjadi tanda kekurangan oksigen.
  • Pada kasus yang berat, bayi bisa mengalami muntah, kejang, hingga penurunan kesadaran.

Mengingat pneumonia neonatal dapat berkembang sangat cepat dan berakibat fatal, penting bagi orangtua dan tenaga kesehatan untuk mengenali gejala-gejalanya sedini mungkin dan segera mencari pertolongan medis bila ada tanda yang mencurigakan.

Apa penyebab pneumonia neonatal?

denyut jantung bayi baru lahir

Melansir dari situs World Health Organization, pneumonia bisa disebabkan oleh berbagai jenis kuman, termasuk virus, bakteri, dan jamur.

Beberapa penyebab pneumonia pada bayi baru lahir yang paling umum antara lain sebagai berikut.

  • Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang paling sering menjadi penyebab pneumonia pada anak-anak.
  • Haemophilus influenzae tipe b (Hib) juga merupakan bakteri penyebab pneumonia yang cukup sering ditemukan, menempati urutan kedua setelah Streptococcus pneumoniae.
  • Respiratory syncytial virus (RSV) adalah virus yang paling sering menyebabkan pneumonia pada bayi dan anak.
  • Pada bayi yang terinfeksi HIV, Pneumocystis jiroveci menjadi salah satu penyebab utama pneumonia. Infeksi jamur ini bahkan menjadi penyebab sekitar seperempat dari total kematian akibat pneumonia pada bayi dengan HIV.

Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?

Untuk memastikan diagnosis pneumonia neonatal, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan pada bayi baru lahir

Salah satu pemeriksaan utama adalah rontgen dada (chest radiograph), yang dapat menunjukkan adanya bercak putih atau infiltrat baru pada paru-paru. 

Namun, pada bayi yang sudah mengalami gangguan paru-paru kronis seperti bronkopulmonari displasia, gambaran ini bisa sulit dikenali.

Selain rontgen dada, dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti berikut ini.

  • Pulse oximetry, untuk mengukur kadar oksigen dalam darah.
  • Tes darah dan kultur darah, guna mencari tanda-tanda infeksi bakteri dalam tubuh.
  • Pemeriksaan aspirasi trakea, yaitu pengambilan lendir dari saluran napas untuk diperiksa lebih lanjut, termasuk uji Gram dan kultur.

Jika hasil uji Gram dari lendir menunjukkan banyak sel darah putih dan ditemukan satu jenis kuman yang juga tumbuh di hasil kultur, maka besar kemungkinan kuman tersebut adalah penyebab pneumonia.

Mengingat infeksi bakteri pada bayi baru lahir bisa menyebar ke seluruh tubuh, dokter biasanya juga akan melakukan evaluasi lengkap untuk kemungkinan sepsis pada bayi.

Ini termasuk tes lumbal pungsi untuk mendeteksi infeksi di sistem saraf pusat.

Namun, kultur darah sering kali tidak menunjukkan hasil positif, terutama pada pneumonia yang didapat di rumah sakit. 

Pada bayi yang harus menggunakan alat bantu napas dalam waktu lama, lendir dari saluran pernapasan juga bisa menunjukkan pertumbuhan kuman yang sebenarnya hanya menetap di selang pernapasan, bukan penyebab utama infeksi. 

Oleh karena itu, hasil pemeriksaan harus selalu dilihat berdasarkan kondisi klinis bayi secara keseluruhan.

Apa pengobatan pneumonia pada bayi baru lahir?

kelainan kongenital cacat bawaan pada bayi baru lahir

Saat bayi baru lahir mengalami radang paru-paru, dokter tidak menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk mulai pengobatan. 

Antibiotik langsung diberikan sejak awal, terutama bila infeksi muncul segera setelah lahir atau ketika bayi masih dirawat di rumah sakit. 

Umumnya, dokter akan memberikan kombinasi obat seperti ampisilin sulbaktam, gentamisin, atau antibiotik spektrum luas jika infeksi tidak perbaikan, misalnya meropenem, piperacillin/tazobactam, atau cefepime. 

Obat ini digunakan untuk melawan berbagai jenis bakteri penyebab pneumonia dan mencegah infeksi menyebar lebih lanjut.

Setelah pengobatan awal diberikan, dokter akan melakukan langkah-langkah berikut untuk mengatasi penyakit pada bayi baru lahir ini.

1. Menyesuaikan antibiotik berdasarkan hasil tes

Setelah hasil pemeriksaan laboratorium keluar dan diketahui jenis bakteri penyebab infeksi, dokter akan menyesuaikan antibiotik yang diberikan. 

Ini dilakukan agar pengobatan menjadi lebih tepat sasaran dan efektif melawan kuman yang spesifik.

2. Memantau pola infeksi dan resistensi

Dokter juga mempertimbangkan pola infeksi di rumah sakit dan kemungkinan adanya bakteri yang kebal terhadap obat (resisten).

Informasi ini penting untuk menentukan jenis antibiotik yang paling cocok bagi kondisi bayi.

3. Pengobatan pneumonia akibat infeksi chlamydia

Jika pneumonia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis yang bisa didapatkan saat proses persalinan, dokter akan memberikan antibiotik khusus seperti eritromisin selama 14 hari atau azitromisin selama 3 hari. 

Bayi dengan infeksi ini biasanya tidak tampak terlalu sakit, tetapi bisa mengalami napas cepat dan riwayat mata merah sebelumnya (konjungtivitis).

4. Pemantauan efek samping obat

Pemberian eritromisin atau azitromisin pada bayi baru lahir bisa berisiko menyebabkan masalah pada lambung, seperti penyempitan saluran lambung (hipertrofi pilorus). 

Oleh karena itu, dokter akan memantau dengan cermat kondisi bayi selama dan setelah pengobatan, serta memberi tahu orangtua mengenai tanda-tanda yang perlu diwaspadai.

5. Evaluasi kesehatan ibu dan pasangan

Jika pneumonia neonatal disebabkan oleh infeksi Chlamydia trachomatis, dokter juga akan menyarankan pemeriksaan dan pengobatan bagi ibu serta pasangannya.

Ini penting untuk mencegah infeksi kembali terjadi, sekaligus melindungi kesehatan reproduksi ibu.

Menangani pneumonia pada bayi baru lahir memang tidak bisa ditunda. Pengobatan yang cepat dan tepat sangat penting agar infeksi tidak menyebar dan kondisi bayi tidak semakin memburuk.

Itulah sebabnya dokter langsung memberikan antibiotik sebelum hasil pemeriksaan keluar, lalu menyesuaikannya dengan penyebab infeksi. 

Dengan pemantauan ketat dari tenaga medis dan dukungan dari orangtua, bayi yang mengalami pneumonia bisa mendapatkan perawatan terbaik dan pulih dengan baik.

Kesimpulan

  • Pneumonia neonatal adalah infeksi paru-paru pada bayi baru lahir yang bisa muncul dalam hitungan jam atau hari setelah lahir.
  • Gejalanya tergantung waktu munculnya infeksi. Bisa berupa bayi lemas, malas menyusu, napas cepat, tarikan dada, suara napas tidak normal, atau bibir membiru.
  • Penyebabnya bisa dari bakteri, virus, atau jamur yang ditularkan saat lahir atau dari lingkungan rumah sakit.
  • Diagnosis dilakukan dengan rontgen dada, tes darah, dan pemeriksaan lendir.
  • Pengobatan diberikan segera, biasanya dengan antibiotik. Setelah hasil tes keluar, obat akan disesuaikan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pneumonia in Kids | Nemours KidsHealth. (n.d.). Retrieved July 24, 2025, from https://kidshealth.org/en/parents/pneumonia.html#:~:text=What%20Is%20Pneumonia?,How%20Is%20Pneumonia%20Diagnosed?

Hon, K. L., & Leung, A. K. (2013). Case Reports in Pediatrics, 2013, 1–3. doi:10.1155/2013/549649

Pneumonia in children under 5 years of age. (n.d.). Retrieved July 24, 2025, from https://medicalguidelines.msf.org/en/viewport/CG/english/pneumonia-in-children-under-5-years-of-age-16689531.html

Menekan Pneumonia. (n.d.). Retrieved July 24, 2025, from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/menekan-pneumonia

Neonatal Pneumonia. (N.d.). Retrieved July 24, 2025, from https://radiopaedia.org/articles/neonatal-pneumonia

Neonatal Pneumonia – Pediatrics. (n.d.). Retrieved July 24, 2025, from https://www.msdmanuals.com/professional/pediatrics/infections-in-neonates/neonatal-pneumonia

Green, R. J., & Kolberg, J. M. (2016). Neonatal pneumonia in sub-Saharan Africa. Retrieved July 24, 2025, from https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5469193/

Ebeledike, C. (2023). Pediatric Pneumonia. Retrieved July 24, 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536940/

Pneumonia in children. (n.d.). Retrieved July 24, 2025, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/pn

Versi Terbaru

08/08/2025

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Muhammad Yusra Firdaus, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Pentingnya Mengetahui Kapasitas Paru-Paru untuk Kesehatan Pernapasan Anda

9 Perawatan Bayi Baru Lahir sebelum Pulang ke Rumah


Ditinjau oleh dr. Muhammad Yusra Firdaus, Sp.A · Kesehatan Anak · Rumah Sakit Tebet · Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Diperbarui 08/08/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan