Selama masa pertumbuhan, penting bagi si Kecil untuk bisa mendapat waktu tidur yang cukup. Namun terkadang, ada saja penyebab anak sulit tidur hingga waktu tidurnya tidak terpenuhi. Padahal, kekurangan waktu tidur bisa menimbulkan dampak buruk bagi perkembangan fisik dan mental anak. Untuk mencegah hal tersebut, ada baiknya pahami tanda, dampak, dan cara mengatasi anak kurang tidur di bawah ini.
Tanda anak kurang tidur
Tanda-tanda si Kecil kekurangan waktu tidur bisa muncul dalam perilaku, fisik, dan emosional. Beberapa tanda umum yang perlu diperhatikan meliputi berikut ini.
- Mudah marah dan rewel. Anak menjadi lebih sensitif (moody), mudah frustrasi, atau cengeng terutama pada sore hari.
- Sulit berkonsentrasi. Anak tampak sulit fokus pada tugas atau kegiatan, baik di rumah maupun sekolah.
- Lemas atau tidak aktif. Anak terlihat kelelahan sepanjang hari, kurang energi, atau sering menguap.
- Hiperaktif. Sebagian anak bereaksi terhadap kurangnya waktu tidur dengan menjadi anak hiperaktif, sulit diam, atau gelisah.
- Nafsu makan berubah. Anak mungkin menunjukkan penurunan atau peningkatan nafsu makan yang tidak biasa.
- Mata bengkak atau lingkaran hitam. Tanda fisik pada anak kurang tidur berupa mata bengkak, lingkaran hitam di bawah mata, atau sering mengucek mata.
- Sulit bangun pagi. Anak kesulitan bangun tepat waktu atau tampak lesu saat bangun.
- Sering mengantuk di siang hari. Anak bisa tertidur secara spontan di siang hari, bahkan di luar waktu tidur siang.
- Kesulitan mengingat. Anak mungkin menunjukkan masalah dengan memori jangka pendek, seperti lupa instruksi atau hal-hal yang baru dipelajari.
Durasi waktu tidur yang ideal untuk anak
Menurut American Academy of Sleep Medicine (AASM), rekomendasi waktu tidur anak yang ideal sesuai rentang umurnya secara singkat adalah sebagai berikut.
- Bayi usia 4 sampai 12 bulan: 12 sampai 16 jam (termasuk tidur siang).
- Batita usia 1 sampai 2 tahun: 11 sampai 14 jam (termasuk tidur siang).
- Balita usia 3 sampai 5 tahun: 10 sampai 13 jam (termasuk tidur siang).
- Anak usia 6 sampai 12 tahun: 9 sampai 12 jam.
- Remaja usia 13 sampai 18 tahun: 8 sampai 10 jam.
Berdasarkan rekomendasi tersebut, mulai sekarang pastikan si Kecil mendapatkan waktu tidur yang cukup.
Dampak anak kurang tidur
Kurang tidur pada si Kecil dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan fisik, emosional, dan perkembangan kognitif mereka.
Berikut adalah beberapa dampak dan bahaya yang perlu diperhatikan akibat anak kurang tidur.
1. Gangguan perkembangan kognitif
Anak yang kurang tidur mengalami kesulitan berkonsentrasi, memproses informasi, dan belajar.
Kurangnya waktu tidur dapat menghambat perkembangan kemampuan berpikir kritis dan memori, sehingga si Kecil menjadi lebih lambat dalam memahami pelajaran dan mengikuti instruksi.
2. Masalah emosional dan perilaku
Kurang tidur dapat menyebabkan perubahan perilaku dan suasana hati pada anak-anak. Mereka menjadi lebih mudah marah, rewel, dan mengalami ledakan emosi.
Beberapa anak bahkan menjadi hiperaktif atau impulsif, yang bisa menyerupai gejala ADHD. Dalam jangka panjang, anak-anak ini juga lebih rentan terhadap kecemasan dan stres.
3. Penurunan daya tahan tubuh
Tidur sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat.
Sebaliknya, kekurangan tidur secara kronis dapat melemahkan sistem imun anak, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
Anak-anak yang kurang tidur umumnya lebih sering sakit, terutama flu atau infeksi pernapasan, dan memerlukan waktu lebih lama untuk pulih dari penyakit.
Pasalnya, kurang tidur si Kecil dapat mengurangi produksi sitokin, sehingga tubuh lebih rentan terhadap penyakit, termasuk infeksi yang bisa menyebabkan demam.
4. Risiko kesehatan fisik
Anak-anak yang tidur tidak cukup berisiko lebih tinggi mengalami obesitas dan diabetes, karena kekurangan tidur memicu peningkatan nafsu makan, terutama pada makanan yang tidak sehat.
Kurangnya tidur juga memengaruhi pelepasan hormon pertumbuhan yang penting untuk perkembangan fisik, sehingga dapat menghambat pertumbuhan anak.
Dalam jangka panjang, kurang tidur dapat meningkatkan risiko gangguan kardiovaskular.
5. Penurunan performa akademik
Kurang tidur dapat berdampak negatif pada prestasi akademik si Kecil.
Anak-anak yang tidak mendapatkan tidur cukup sering kesulitan untuk fokus, mengingat pelajaran, dan mengerjakan PR atau tugas dengan baik.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan nilai dan prestasi belajar yang buruk.
6. Kesulitan sosial
Anak-anak yang kurang tidur sering kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Mereka mungkin menjadi lebih agresif atau tidak sabaran, yang mengganggu hubungan sosialnya.
Suasana hati yang buruk akibat kurang tidur juga bisa membuat si Kecil cenderung menarik diri dari kegiatan sosial.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kurang tidur pada si Kecil memiliki dampak serius pada perkembangan mereka, baik secara fisik, emosional, maupun sosial.
Untuk menghindari dampak ini, penting bagi orangtua untuk memastikan anak mendapatkan tidur yang cukup sesuai dengan usianya dan menerapkan kebiasaan tidur yang sehat.
Cara mengatasi anak kurang tidur
Untuk mengatasi anak-anak yang kurang tidur, diperlukan beberapa langkah dan tips yang dapat membantu membentuk pola tidur yang sehat.
Berikut adalah beberapa cara dan tips untuk mengatasi masalah tidur pada si Kecil.
- Tetapkan jadwal tidur yang konsisten. Buat jadwal tidur dan bangun yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan, untuk membantu mengatur ritme tubuh anak.
- Ciptakan rutinitas sebelum tidur. Lakukan kegiatan yang menenangkan seperti membaca cerita, mandi air hangat, atau mendengarkan musik lembut untuk membantu anak rileks.
- Buat lingkungan tidur yang nyaman. Pastikan kamar tidur anak tenang, gelap, dan sejuk agar anak bisa tidur dengan nyenyak. Gunakan tirai untuk memblokir cahaya dan pilih kasur yang nyaman.
- Batasi penggunaan gadget. Hindari penggunaan gadget seperti tablet atau televisi setidaknya satu jam sebelum tidur, karena cahaya biru dari layar dapat mengganggu produksi hormon melatonin.
- Kurangi konsumsi makanan dan minuman sebelum tidur. Batasi makanan berat, gula, atau minuman berkafein, seperti teh atau cokelat, beberapa jam sebelum tidur.
- Pastikan anak aktif di siang hari. Aktivitas fisik di siang hari membantu anak merasa lelah secara alami dan lebih mudah tidur di malam hari.
- Jaga durasi tidur siang. Untuk anak yang masih tidur siang, atur durasinya agar tidak terlalu lama dan tidak terlalu dekat dengan waktu tidur malam.
- Ajarkan teknik relaksasi. Ajarkan anak untuk bernapas dalam atau melakukan peregangan ringan sebelum tidur untuk membantu mereka merasa lebih tenang.
- Hindari permainan yang terlalu aktif sebelum tidur. Batasi aktivitas fisik yang intens atau permainan yang membuat anak terlalu bersemangat menjelang waktu tidur.
Dengan penerapan tips ini secara konsisten, anak dapat membentuk pola tidur yang lebih baik, sehingga membantu meningkatkan kesehatan fisik, emosi, dan perkembangan kognitif mereka.
Kesimpulan
- Anak-anak yang kurang tidur bisa ditandai dengan beberapa kondisi, seperti mudah marah dan rewel, sulit konsentrasi, lemas, hingga yang paling mudah terlihat yaitu mata bengkak atau lingkaran hitam.
- Padahal, kekurangan waktu tidur bisa berdampak buruk pada si Kecil, di antaranya mengganggu perkembangan kognitif, menimbulkan masalah emosional, dan menyebabkan risiko kesehatan.
- Untuk mengatasi kurangnya waktu tidur si Kecil diperlukan pola tidur yang sehat, seperti mengatur jadwal tidur rutin, buat lingkungan tidur yang nyaman, batasi penggunaan gadget, dan bila perlu ajarkan teknik relaksasi.
[embed-health-tool-vaccination-tool]