Meningitis pada anak adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika selaput pelindung otak dan sumsum tulang belakang (meninges) anak mengalami peradangan. Penyakit ini bisa berkembang sangat cepat dan menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengetahui gejala awal meningitis pada anak, bahayanya, serta langkah pengobatan yang tepat.
Gejala awal meningitis pada anak
Gejala meningitis bisa sangat bervariasi tergantung pada usia si Kecil dan jenis meningitis yang menyerangnya.
Namun, masalahnya, pada tahap awal, gejala penyakit meningitis pada anak sering kali menyerupai flu biasa, sehingga sering tidak disadari hingga kondisi menjadi lebih parah.
Untuk mempermudah orangtua mengenali kondisi ini, ada beberapa ciri khas yang bisa menjadi petunjuk adanya penyakit meningitis pada anak.
- Demam tinggi mendadak. Salah satu gejala awal meningitis pada anak adalah demam tinggi yang datang secara tiba-tiba. Demam ini biasanya tidak merespons obat penurun panas seperti biasanya.
- Sakit kepala parah. Anak mungkin mengeluh sakit kepala yang sangat hebat, berbeda dari sakit kepala biasa. Sakit kepala pada anak ini terjadi akibat tekanan pada otak karena meninges yang meradang.
- Leher kaku. Leher yang kaku adalah gejala khas meningitis, di mana anak sulit menundukkan kepala ke dada dan merasa sakit ketika mencoba melakukannya.
- Mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya. Peradangan pada otak menyebabkan mual, muntah, dan merasa tidak nyaman ketika melihat cahaya terang (fotofobia).
- Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi. Anak dapat menunjukkan perubahan mental, seperti mudah bingung, sulit fokus, atau tampak linglung.
- Kejang atau kehilangan kesadaran. Dalam kasus yang lebih parah, meningitis dapat memicu kejang atau bahkan membuat anak kehilangan kesadaran.
- Ruam atau bintik-bintik di kulit. Beberapa jenis meningitis, terutama meningitis meningokokus, dapat menyebabkan ruam merah atau ungu yang tidak memudar saat ditekan.
- Lemas atau sulit dibangunkan. Anak yang biasanya aktif bisa mendadak tampak sangat lemah, mengantuk berlebihan, dan sulit dibangunkan.
Setiap anak bisa mengalami gejala yang berbeda, tergantung pada usia dan jenis meningitis. Gejala meningitis pada bayi mungkin berbeda dengan anak yang sudah lebih besar.
Mengingat gejala awal meningitis pada anak bisa berkembang sangat cepat, penting untuk segera mencari bantuan medis jika Anda mencurigai adanya infeksi ini.
Salah satu langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah memberikan vaksinasi meningitis untuk anak, terutama jika anak berada dalam kelompok risiko tinggi atau akan bepergian ke daerah endemis.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Penyebab meningitis pada anak
Penyebab meningitis pada anak bisa bermacam-macam, tergantung jenis kuman atau mikroorganisme yang menyerang. Berikut penjelasannya.
- Bakteri. Ini merupakan penyebab paling berbahaya, misalnya akibat paparan Streptococcus pneumoniae atau Neisseria meningitidis. Meningitis bakteri sangat cepat menyebar dan mematikan jika tidak segera diobati.
- Virus. Penyebab ini umumnya lebih ringan dari meningitis bakteri dan sering kali sembuh tanpa pengobatan khusus.
- Jamur. Lebih jarang, tetapi bisa terjadi pada anak dengan sistem imun yang lemah.
- Parasit atau noninfeksi. Misalnya karena efek obat atau gangguan autoimun.
Bahaya meningitis pada anak
Meningitis adalah kondisi darurat medis. Tanpa penanganan yang cepat, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius.
Berikut adalah beberapa dampak meningitis pada tubuh anak yang perlu Anda ketahui.
- Gangguan pendengaran permanen.
- Kerusakan otak.
- Anak kejang berulang.
- Kesulitan belajar atau keterlambatan perkembangan.
- Kelumpuhan atau kelemahan otot.
- Kematian, terutama dalam kasus meningitis bakteri yang tidak tertangani.
Mengingat meningitis bisa memburuk hanya dalam hitungan jam, penting untuk tidak menunda-nunda membawa anak ke rumah sakit jika muncul gejala yang mencurigakan.
Pengobatan meningitis pada anak
Penanganan meningitis pada anak bergantung pada penyebabnya serta tingkat keparahan gejala yang dialami.
Umumnya, anak yang dicurigai menderita meningitis akan langsung dirawat inap di rumah sakit untuk pemantauan dan penanganan lebih lanjut.
Nantinya, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan, seperti tes darah, MRI atau CT scan, serta pungsi lumbal (pengambilan cairan serebrospinal dari tulang belakang).
Hasil dari pungsi lumbal biasanya memerlukan waktu 2–3 hari.
Sambil menunggu hasil, terapi awal dengan antibiotik intravena (melalui infus) akan segera diberikan untuk mengantisipasi kemungkinan meningitis akibat infeksi bakteri.
Merangkum The Royal Children’s Hospital Melbourne, berikut adalah penanganan meningitis pada anak sesuai dengan jenis infeksinya.
1. Meningitis bakteri
Meningitis bakteri merupakan bentuk yang paling serius dan memerlukan penanganan segera di rumah sakit.
Anak akan diberikan antibiotik melalui infus, yang biasanya berlangsung selama 2 hingga 3 minggu, tergantung usia anak, jenis bakteri penyebab, dan respons terhadap pengobatan.
Dalam beberapa kasus, perawatan dapat dilanjutkan di rumah dengan pengawasan medis, jika kondisi anak dinilai stabil. Selain antibiotik, anak mungkin diberikan pengobatan berikut.
- Kortikosteroid, untuk mengurangi peradangan pada otak.
- Cairan dan obat-obatan tambahan melalui infus.
- Tes darah lanjutan guna memantau infeksi.
Selama masa perawatan, dokter akan memantau kondisi anak secara intensif, termasuk berikut ini.
- Tanda-tanda vital, seperti suhu tubuh, tekanan darah, dan denyut jantung.
- Kondisi neurologis, untuk mendeteksi adanya gangguan pada otak dan saraf.
Jika terdapat kecurigaan terhadap meningitis meningokokus, dokter juga akan mengevaluasi apakah orang-orang yang melakukan kontak erat dengan anak perlu diberikan antibiotik sebagai langkah pencegahan penyebaran infeksi.
2. Meningitis virus
Jenis ini umumnya lebih ringan dibandingkan meningitis bakteri dan sering kali dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7 hingga 10 hari.
Meskipun demikian, anak tetap akan dirawat di rumah sakit untuk observasi. Penanganan meningitis virus bersifat suportif, yang mencakup:
- istirahat total,
- pemberian cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi pada anak, serta
- obat pereda gejala seperti antipiretik untuk demam dan analgesik untuk nyeri kepala.
Antibiotik tidak diberikan karena tidak efektif terhadap virus. Namun, pemantauan tetap dilakukan secara ketat untuk memastikan gejala tidak memburuk.
3. Meningitis jamur
Meningitis yang disebabkan oleh infeksi jamur tergolong langka, tetapi penanganannya lebih kompleks dan berlangsung lebih lama.
Anak akan diberikan obat antijamur melalui infus, dan mungkin perlu menjalani pengobatan selama beberapa minggu tergantung pada kondisi medis yang mendasari serta respons terhadap terapi.
Yang perlu diingat adalah meningitis pada anak merupakan kondisi serius yang tidak boleh dianggap sepele.
Gejala awalnya bisa menyerupai penyakit ringan seperti flu pada anak, tetapi jika diabaikan, dapat berkembang dengan cepat menjadi kondisi yang mengancam jiwa.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk waspada terhadap tanda-tanda awal, segera mencari pertolongan medis, dan mengikuti anjuran pengobatan dari dokter.
Kesimpulan
- Meningitis pada anak adalah kondisi medis darurat yang dapat berkembang cepat dan menyebabkan komplikasi serius seperti kejang, kerusakan otak, hingga kematian.
- Gejala awal sering menyerupai flu, seperti demam tinggi mendadak, sakit kepala parah, dan leher kaku.
- Penanganan yang diberikan tergantung pada penyebabnya, mulai dari obat pereda gejala, cairan infus, hingga antibiotik jika disebabkan oleh bakteri.
- Pencegahan terbaik adalah dengan memberikan vaksinasi meningitis untuk anak, terutama bagi mereka yang termasuk kelompok berisiko.