Berbeda dengan kanker pada orang dewasa, jenis kanker yang menyerang anak cenderung berasal dari jaringan tubuh yang sedang berkembang, termasuk sistem darah dan limfatik. Salah satu jenis kanker pada anak yang sering ditemukan adalah limfoma. Lantas, bagaimana cara mengetahui kanker limfoma pada anak? Ketahui selengkapnya di bawah ini.
Jenis-jenis limfoma pada anak
Limfoma pada anak adalah jenis kanker yang menyerang sistem limfatik, yaitu bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari kelenjar getah bening, limpa, kelenjar timus, dan sumsum tulang.
Kanker ini terjadi ketika limfosit, sejenis sel darah putih, mengalami mutasi dan berkembang biak secara tidak terkendali, sehingga membentuk tumor di berbagai bagian tubuh.
Limfoma merupakan kanker anak paling umum ketiga setelah leukemia dan tumor otak. Terdapat dua jenis utama limfoma pada anak, yaitu sebagai berikut.
1. Limfoma Hodgkin
Jenis limfoma yang paling sering dijumpai pada anak-anak adalah limfoma Hodgkin yang tumbuh di kelenjar getah bening.
Melansir dari jurnal JAMA Pediatrics, limfoma hodgkin ditandai dengan adanya sel Reed-Sternberg dan lebih sering terjadi pada remaja berusia 15–19 tahun.
Ada beberapa tipe, tetapi yang paling sering pada anak meliputi berikut ini.
- Nodular sclerosis Hodgkin lymphoma (NSCHL): biasanya menyerang bagian dada dan menyebabkan batuk atau sesak.
- Mixed Cellularity Hodgkin lymphoma: lebih sering menyerang anak kecil dan bisa muncul di leher atau perut.
2. Limfoma non-Hodgkin
Limfoma non-Hodgkin lebih agresif dan tumbuh cepat, tapi juga bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 10 tahun.
Jenis ini juga terdiri dari beberapa tipe, yaitu sebagai berikut.
- Limfoma Burkitt. Jenis ini paling cepat tumbuh dan sering muncul di perut hingga bisa menyebabkan sakit perut, muntah, atau perut membesar. Akan tetapi, jenis ini sangat responsif terhadap kemoterapi.
- Diffuse large B-cell lymphoma (DLBCL). Jenis ini tumbuh di berbagai tempat di tubuh (misalnya dada atau kelenjar getah bening). Pertumbuhannya cepat, tetapi biasanya merespons baik terhadap pengobatan.
- Lymphoblastic lymphoma (T-LBL). Jenis ini berasal dari sel T dan sering muncul sebagai benjolan besar di dada. Gejalanya bisa termasuk sesak napas atau batuk. Jenis ini hampir mirip dengan leukemia.
- Anaplastic large cell lymphoma (ALCL). Jenis ini juga berasal dari sel T dan bisa menyerang kulit, tulang, atau kelenjar getah bening. Anak dengan jenis ini biasanya memiliki demam lama dan ruam di kulit.
3. Limfoma langka lainnya
Selain kedua jenis di atas, ada juga tipe limfoma lainnya yang lebih jarang, tetapi mungkin terjadi pada anak. Di antaranya sebagai berikut.
- Pediatric-type follicular lymphoma. Jenis yang tumbuh lambat, sering muncul di leher. Tidak terlalu berbahaya dan kadang tidak butuh kemoterapi.
- Hepatosplenic T-Cell lymphoma. Sangat jarang, tetapi berbahaya karena menyerang hati dan limpa. Biasanya terjadi pada anak dengan daya tahan tubuh lemah.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Gejala limfoma pada anak
Kanker limfoma pada anak bisa ditandai dengan gejala yang berbeda-beda, tergantung jenis dan lokasinya. Namun, gejala umumnya meliputi berikut ini.
1. Pembengkakan kelenjar getah bening (lymphadenopathy)
Limfadenopati ditandai dengan benjolan tanpa rasa sakit di leher, ketiak, selangkangan, atau dada. Kondisi ini sering kali merupakan tanda awal limfoma Hodgkin maupun non-Hodgkin.
2. Demam tanpa sebab jelas
Pada kondisi ini, demam berlangsung lama tanpa infeksi yang diketahui. Ini termasuk dalam gejala sistemik yang penting dalam diagnosis dan penentuan stadium limfoma.
3. Keringat malam berlebihan
Kondisi ini bisa menyebabkan tubuh berkeringat deras saat tidur hingga pakaian atau seprai basah. Ini juga termasuk dalam gejala sistemik yang perlu diperhatikan.
4. Penurunan berat badan tanpa alasan
Kondisi ini bisa menyebabkan tubuh kehilangan lebih dari 10% berat badan dalam waktu 6 bulan tanpa diet atau olahraga. Ini merupakan gejala yang perlu diwaspadai dalam pemeriksaan limfoma.
5. Kelelahan dan lemah
Tubuh bisa merasa kelelahan yang berlebihan dan tidak biasa, bahkan setelah istirahat cukup. Gejala ini dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari anak.
6. Gatal-gatal pada kulit (pruritus)
Kulit bisa terasa gatal yang menetap tanpa ruam atau penyebab gatal lainnya. Gejala ini sering dikaitkan dengan limfoma Hodgkin.
7. Batuk atau sesak napas
Gejala ini lebih umum pada limfoma di mediastinum, yaitu rongga di tengah dada yang berada di antara tulang dada dan tulang belakang. Ini terjadi terutama jika terdapat benjolan di dada yang menekan saluran napas.
8. Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut
Benjolan yang muncul di perut bisa menimbulkan rasa mual, muntah, atau perasaan penuh setelah makan sedikit. Gejala ini sering terjadi pada limfoma non-Hodgkin yang melibatkan saluran pencernaan.
9. Nyeri tulang atau sendi
Keluhan nyeri tulang atau nyeri sendi pada anak bisa terjadi tanpa cedera yang jelas. Gejala ini dapat terjadi jika limfoma sudah menyebar ke sumsum tulang.
10. Pembesaran hati atau limpa (hepatosplenomegali)
Pada kondisi ini, perut bisa terasa penuh atau bengkak karena pembesaran organ dalam. Pembesaran organ tersebut juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri di perut.
Pengobatan limfoma pada anak
Pengobatan limfoma pada anak umumnya sangat efektif dan bergantung pada jenis limfoma, stadium penyakit, serta kondisi umum anak.
Berikut beberapa metode pengobatan yang bisa digunakan.
1. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan metode utama dalam pengobatan limfoma anak, baik Hodgkin maupun non-Hodgkin.
Metode ini melibatkan penggunaan obat-obatan sitotoksik untuk membunuh sel kanker yang tumbuh cepat.
Dosis dan kombinasi obat akan disesuaikan berdasarkan jenis limfoma, usia anak, dan respons awal terhadap terapi.
2. Terapi target (targeted therapy)
Terapi target dilakukan dengan menggunakan obat yang dirancang untuk menargetkan sel kanker secara spesifik tanpa merusak sel sehat.
Metode ini umumnya bisa mengatasi limfoma secara lebih spesifik, dengan efek samping lebih ringan dibanding kemoterapi konvensional.
Obat-obatan yang bisa digunakan, yaitu rituximab yang digunakan untuk limfoma B-sel serta brentuximab vedotin untuk limfoma Hodgkin dan ALCL (anaplastic large cell lymphoma).
3. Imunoterapi
Imunoterapi kanker bertujuan untuk merangsang sistem imun anak guna melawan sel kanker.
Salah satunya, checkpoint inhibitors, seperti nivolumab (anti-PD-1), digunakan untuk kasus limfoma Hodgkin yang refrakter atau kambuh.
Metode ini mungkin masih dalam tahap uji klinis pada banyak anak, tapi hasil awal menjanjikan dan dapat digunakan saat terapi standar gagal.
4. Transplantasi sel punca (stem cell transplantation)
Transplantasi sel punca digunakan pada kasus yang kambuh atau tidak merespons pengobatan standar.
Setelah kemoterapi dosis tinggi, anak menerima transplantasi sel punca, biasanya dari dirinya sendiri.
Tujuannya untuk menggantikan sumsum tulang yang rusak dan membangun sistem kekebalan baru.
5. Radioterapi
Radioterapi terkadang digunakan sebagai terapi tambahan setelah kemoterapi, khususnya pada limfoma Hodgkin.
Metode ini digunakan pada area di mana benjolan tumor masih tersisa atau jika ada risiko kekambuhan tinggi.
Namun, dosis radiasi diminimalkan untuk menghindari efek jangka panjang pada pertumbuhan anak.
Dengan pengobatan yang tepat, angka kesembuhan anak dengan limfoma cukup tinggi, terutama jika didiagnosis sejak dini.
Kesimpulan
- Limfoma pada anak adalah jenis kanker yang menyerang sistem limfatik, bagian dari sistem kekebalan tubuh.
- Gejala umum meliputi pembengkakan kelenjar getah bening tanpa rasa sakit, demam, penurunan berat badan, dan keringat malam.
- Pengobatan biasanya melibatkan kemoterapi, dan pada beberapa kasus, terapi radiasi atau transplantasi sel punca.