backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Jenis-Jenis Tes Pendengaran dan Fungsinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 29/07/2021

    Mengenal Jenis-Jenis Tes Pendengaran dan Fungsinya

    Tes pendengaran adalah pemeriksaan yang dilakukan ketika Anda mengalami penyakit telinga, termasuk gangguan pendengaran atau merasa pendengaran Anda rusak. Pemeriksaan ini dilakukan oleh audiolog untuk menguji pendengaran Anda dan mengukur tingkat keparahan gangguan pendengaran. Lebih lengkap, simak penjelasannya berikut ini.

    Siapa saja yang membutuhkan tes pendengaran?

    implan koklea

    Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat, CDC, menyebutkan bahwa bayi diwajibkan menjalani pemeriksaan pendengaran paling lambat usia satu bulan. Jika bayi tidak lolos pemeriksaan, bayi dianjurkan menjalani tes pendengaran lengkap paling lambat pada usia tiga bulan.

    Bayi dan anak-anak dianjurkan menjalani pemeriksaan pendengaran jika:

    • Anda merasa bayi Anda mengalami kehilangan pendengaran
    • Memiliki gangguan pendengaran yang muncul setelah bayi serta berkembang perlahan.
    • Tidak lolos pemeriksaan pendengaran pada awal kelahirannya, yaitu sebelum menginjak usia satu bulan

    Sementara itu, orang dewasa yang mengalami gejala di bawah ini juga dianjurkan menjalani tes pendengaran:

  • Telinga berdengung (tinnitus)
  • Lawan bicara menganggap Anda bicara terlalu keras
  • Anda kerap menanyakan lawan bicara untuk mengulangi perkataannya
  • Anda kesulitan mendengarkan percakapan, terutama ketika latar belakangnya terasa bising
  • Orang lain merasa terganggu karena Anda menyetel televisi dengan volume terlalu keras
  • Tes pendengaran adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan dan tidak menyakitkan. Bahkan, bayi dapat tertidur saat sedang diperiksa. Tes ini pun hanya membutuhkan waktu beberapa menit.

    Apa saja jenis tes pendengaran?

    Audiometri merupakan salah satu alat untuk mendiagnosis masalah pendengaran.

    Ada berbagai jenis tes pendengaran yang dilakukan sesuai dengan kondisi dan usia Anda. Dokter akan menentukan pemeriksaan yang tepat untuk Anda.

    Jenis-jenis tes pendengaran meliputi:

    1. Audiometri nada murni

    Dalam pemeriksaan audiometri nada murni, sebuah mesin (audiometer) akan menghasilkan nada murni yang dialirkan ke telinga Anda. Anda kemudian akan diminta memberikan tanda, misalnya dengan menekan tombol atau menunjuk ketika Anda dapat mendengar nada murni tersebut.

    Dalam tes pendengaran ini, Anda akan diberikan rangsangan melalui udara dan tulang mastoid (tulang yang terletak di belakang telinga). Ketika rangsangan diberikan melalui udara, jalur pendengaran luar serta telinga bagian dalam Anda akan diukur. Sementara itu, jika rangsangan diberikan melalui tulang, pendengaran pada telinga bagian dalam akan diukur.

    2. Speech perception test

    Tes pendengaran ini mirip dengan audiometri nada murni, tetapi Anda mendengarkan ucapan, bukan nada atau suara. Speech perception test adalah pemeriksaan untuk memeriksa seberapa jelas Anda dapat mendengar ucapan.

    Dalam tes ini, Anda diminta mengulangi kata-kata yang diucapkan kepada Anda. Gangguan pendengaran terkait usia (presbikusis) biasanya dimulai dengan hilangnya pendengaran pada frekuensi yang lebih tinggi, sehingga suara ucapan tertentu (seperti ‘p’, ‘f’, dan ‘t’) terdengar sangat mirip.

    3. Timpanometri

    Tes ini memeriksa kondisi telinga tengah yang terdiri dari gendang telinga dan tiga tulang kecil yang menghubungkan gendang telinga ke telinga bagian dalam. Sebuah alat kecil akan dipasang di telinga Anda untuk memeriksa cairan di belakang gendang telinga.

    Timpanometri sebenarnya bukan termasuk tes pendengaran. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah gendang telinga dapat berfungsi dengan normal.

    4. Refleks stapedial dan kerusakan refleks

    Tes ini dilakukan untuk memeriksa kemampuan saraf pendengaran untuk mengirimkan sinyal pendengaran ke otak. Jika terjadi penyumbatan di sepanjang jalur ini, artinya Anda memerlukan konsultasi medis lebih lanjut.

    5. Tes garpu tala

    Tes garpu tala biasanya terdiri dari kombinasi tes Weber, Rinne, dan Schwabach. Tes pendengaran ini dilakukan untuk mendeteksi gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural unilateral (pada salah satu telinga). Selain itu, tes garpu tala juga akan mendeteksi lokasi dan sifat gangguan pendengaran.

    tes rinne

    6. Evaluasi respon batang otak (brainstem evoke response evaluation)

    Brainstem evoke response evaluation (BERA) mengukur saraf listrik yang membawa suara dari telinga bagian dalam ke otak. Evaluasi respons batang otak nantinya akan melihat apakah terdapat halangan pada saraf tersebut.

    Elektroda akan ditempatkan di liang telinga dan di atas kepala Anda. Anda kemudian akan mendengar suara klik. Setelah itu, ahli kesehatan dapat menentukan apakah ada gangguan yang menghalangi suara dari saraf ke otak.

    7. Threshold equalizing noise (TEN) test

    Tes pendengaran ini memeriksa apakah ada bagian telinga Anda Anda tang tidak dapat merespons rangsangan suara. Jika ada, bagian telinga ini disebut dengan “zona mati” atau “dead zone”. 

    Audiolog Anda akan menggunakan informasi dari pemeriksaan ini untuk menentukan alat bantu dengar yang tepat untuk kondisi Anda.

    8. Tes kalimat dalam kebisingan

    Sentence-in-noise (SIN) test atau uji kalimat dalam kebisingan dilakukan untuk mengukur kemampuan Anda untuk memahami percakapan dalam lingkungan yang bising. Hasilnya akan dibandingkan dengan kemampuan pendengaran Anda dalam lingkungan yang tenang.

    9. Emisi otoakustik

    Tes ini dilakukan untuk memeriksa respons telinga bagian dalam terhadap suara. Respon tersebut diukur dengan menempatkan mikrofon yang sangat sensitif di liang telinga. Sinyal yang diperoleh dari mikrofon itu kemudian akan dianalisis.

    Jika Anda khawatir akan efek samping, sejauh ini tes pendengaran tergolong aman dan minim efek samping. Cobalah konsultasikan ke dokter untuk mengetahui segala risiko dan manfaat dari prosedur yang akan Anda jalani.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 29/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan