Atresia esofagus adalah kondisi langka yang sering kali membuat orangtua cemas karena berdampak langsung pada kemampuan bayi untuk menelan makanan. Sebenarnya, apa yang menyebabkan kondisi ini? Bagaimana cara mendeteksinya sejak dini? Ketahui jawabannya melalui ulasan di bawah ini
Apa itu atresia esofagus?
Atresia esofagus adalah kondisi cacat lahir pada bayi saat bagian kerongkongan (esofagus) si Kecil tidak berkembang dengan sempurna karena ada bagian kerongkongan yang hilang.
Esofagus alias kerongkongan merupakan tabung atau saluran penghubung antara mulut dan perut yang berfungsi untuk mengalirkan makanan.
Atresia esofagus adalah kondisi yang juga disebut dengan esophageal atresia.
Selama masa perkembangan awal sejak berada di dalam kandungan, kerongkongan (esofagus) dan tenggorokan (trakea) bayi merupakan saluran tunggal.
Normalnya, lama kelamaan saluran tunggal tersebut akan terbelah menjadi dua bagian yang saling berdekatan.
Proses pembelahan kedua saluran ini biasanya berlangsung sekitar 4—8 minggu setelah pembuahan.
Jika pemisahan kedua saluran terjadi dengan baik dan benar, otomatis saluran kerongkongan dan tenggorokan akan terbagi menjadi dua bagian secara sempurna.
Sebaliknya, ketika proses pemisahan atau pembelahan tersebut tidak terjadi dengan benar bisa mengarah pada atresia esofagus atau esophageal atresia.
Atresia esofagus adalah kondisi yang membuat bagian atas kerongkongan (esofagus) tidak terhubung dengan baik ke bagian bawah kerongkongan hingga lambung.
Dengan kata lain, bayi yang mengalami esophageal atresia memiliki dua bagian kerongkongan yang terpisah yang tidak saling terhubung, yakni kerongkongan atas dan bawah.
Alhasil, bayi dengan esophageal atresia kerap mengalami kesulitan saat mengalirkan makanan yang masuk dari mulut agar bisa sampai ke perut.
Bahkan terkadang, bayi dengan kondisi cacat lahir yang satu ini juga bisa mengalami kesulitan bernapas.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Atresia esofagus adalah cacat lahir pada bayi yang tergolong langka atau jarang terjadi.
Berdasarkan U.S National Library of Medicine, atresia esofagus adalah kondisi yang bisa terjadi pada 1 dari 3.000 sampai 5.000 bayi yang baru lahir.
Hampir sekitar 90% bayi yang lahir dengan esophageal atresia juga mengalami fistula trakeoesofageal atau tracheoesophageal fistula.
Sedikit berbeda dengan atresia esofagus, fistula trakeoesofageal adalah kondisi saat hubungan antara saluran kerongkongan dan tenggorokan tidak normal.
Kondisi ini membuat cairan yang masuk dari kerongkongan akan mengalir ke saluran udara sehingga mengganggu pernapasan bayi.
Meski umumnya esophageal atresia dan fistula trakeoesofageal terjadi secara bersamaan, ada sedikit bayi yang hanya memiliki salah satu kondisi tersebut.
Apa saja jenis atresia esofagus?
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), esophageal atresia terbagi menjadi empat jenis atau tipe.
Beberapa jenis atresia esofagus adalah sebagai berikut.
1. Tipe A
Atresia esofagus tipe A adalah kondisi saat bagian atas dan bawah kerongkongan (esofagus) tidak terhubung dengan bagian ujungnya alias tertutup.
Dengan begitu, kondisi ini membuat tidak ada bagian kerongkongan yang menempel atau bersinggungan dengan tenggorokan (trakea).
2. Tipe B
Atresia esofagus tipe B adalah kondisi saat bagian atas kerongkongan melekat pada tenggorokan, tetapi bagian bawah kerongkongan memiliki ujung yang tertutup.
Tipe B ini terbilang sangat jarang terjadi pada bayi.
3. Tipe C
Atresia esofagus tipe C adalah ketika bagian atas kerongkongan memiliki ujung yang tertutup, sedangkan bagian bawahnya melekat pada tenggorokan (trakea).
Tipe C termasuk kondisi yang paling umum dialami oleh bayi yang baru lahir.
4. Tipe D
Atresia esofagus tipe D adalah kondisi ketika bagian atas dan bawah kerongkongan tidak saling terhubung, tetapi masing-masing terhubung secara terpisah pada tenggorokan.
Tipe D ini termasuk kondisi cacat bawaan pada bayi yang paling langka dan parah.
Apa gejala atresia esofagus?
Tanda dan gejala dari esophageal atresia biasanya akan terlihat dengan jelas segera setelah bayi lahir.
Gejala umum dari atresia esofagus adalah sebagai berikut.
- Ada gelembung putih berbusa yang keluar dari mulut bayi.
- Bayi sering batuk atau bayi tersedak saat menyusu.
- Kulit bayi berwarna biru, terutama saat sedang menyusu.
- Bayi mengalami kesulitan bernapas.
Kapan harus periksa ke dokter?
Jika Anda melihat bayi memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas, atau pertanyaan lainnya, segera konsultasikan kepada dokter.
Kondisi kesehatan tubuh masing-masing orang berbeda, termasuk bayi. Selalu konsultasikan kepada dokter agar mendapatkan penanganan terbaik terkait kondisi kesehatan buah hati Anda.
Apa penyebab atresia esofagus?
Esophageal atresia adalah kondisi cacat lahir bawaan pada bayi, yang artinya memang sudah terjadi sebelum si Kecil dilahirkan.
Sejauh ini belum diketahui pasti apa penyebab atresia esofagus atau esophageal atresia.
Namun, faktor genetik atau kelainan bawaan pada bayi diyakini berpotensi sebagai penyebab esophageal atresia.
Selain itu, faktor dari lingkungan kemungkinan berkontribusi terhadap kondisi cacat lahir bayi ini.
Apa faktor yang meningkatkan risiko atresia esofagus?
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjabarkan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya esophageal atresia pada bayi.
Beberapa risiko terjadinya atresia esofagus pada bayi adalah sebagai berikut.
1. Usia ayah
Jika usia ayah saat ibu sedang hamil bayi sudah tergolong tua, risiko kemungkinan memiliki bayi dengan esophageal atresia akan semakin meningkat.
2. Penggunaan teknologi reproduksi bantuan
Wanita yang menggunakan teknologi reproduksi berbantu atau assisted reproductive technology cenderung berisiko lebih tinggi untuk memiliki bayi dengan kondisi esophageal atresia.
Teknologi reproduksi berbantu adalah suatu upaya yang dilakukan agar seorang wanita bisa hamil dengan menggunakan prosedur fertilitas, salah satu contohnya bayi tabung.
Sebaliknya, wanita yang tidak menggunakan teknologi reproduksi berbantu memiliki risiko yang lebih rendah untuk melahirkan bayi dengan esophageal atresia.
Ada baiknya, jika Anda sedang hamil atau merencanakan kehamilan, konsultasikan kepada dokter mengenai cara untuk meningkatkan peluang agar bayi di dalam kandungan sehat dan terhindar dari cacat lahir.
Apa komplikasi yang mungkin terjadi akibat kondisi ini?
Sekitar hampir dari setengah dari bayi yang lahir dengan kondisi esophageal atresia memiliki satu atau lebih cacat lahir tambahan.
Cacat lahir tambahan yang mungkin terjadi tersebut antara lain adanya masalah dengan sistem pencernaan yakni usus dan anus, masalah pada organ jantung, ginjal, maupun tulang rusuk bayi.
Selain memiliki fistula trakeoesofageal, bayi dengan esophageal atresia juga dapat mengalami komplikasi lain seperti trakeomalacia dan cacat jantung.
Trakeomalacia adalah kondisi melemahnya dinding batang tenggorok sehingga mengakibatkan pernapasan bayi terdengar berisik.
Di sisi lain, berbagai komplikasi yang mungkin juga dialami bayi dengan atresia esofagus, yaitu:
- trisomi 13, trisomi 18, atau trisomi 21,
- penyakit jantung,
- masalah saluran kemih, serta
- masalah otot atau tulang.
Bagaimana cara atresia esofagus didiagnosis?
Esophageal atresia jarang didiagnosis selama masa kehamilan. Sekali pun ada, kondisi cacat lahir pada bayi ini biasanya terdeteksi dengan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) secara rutin.
Atresia esofagus adalah kondisi yang umumnya paling sering didiagnosis setelah bayi dilahirkan.
Cara mendiagnosis adanya esophageal atresia setelah bayi lahir yakni dengan memperhatikan apakah ia tersedak atau bayi batuk saat pertama kali mencoba menyusu.
Selain itu, memasukkan selang ke dalam hidung atau mulut bayi tetapi tidak dapat turun ke perut juga membantu mendeteksi kondisi cacat lahir ini.
Selang tersebut merupakan tabung nasogastrik atau nasogastric tube (NGT).
Bantuan pemeriksaan rontgen atau x-ray akan membantu mendeteksi jika benar terjadi masalah pada saluran kerongkongan (esofagus) bayi.
Apa saja pilihan pengobatan untuk atresia esofagus?
Penanganan untuk kondisi atresia esofagus pada bayi adalah dengan melakukan tindakan operasi atau pembedahan.
Operasi pada kasus esophageal atresia bertujuan untuk menyambung kembali kedua bagian ujung kerongkongan sehingga bayi dapat bernapas dan menyusu dengan lancar.
Dalam kondisi tertentu, prosedur operasi dan pemberian obat-obatan lainnya mungkin diperlukan.
Hal tersebut khususnya diberikan pada bayi dengan kondisi saluran kerongkongan yang terlalu sempit atau kecil sehingga sulit dilewati oleh makanan.
Selain itu, tindakan pembedahan dilakukan pada kondisi lainnya.
Hal ini terjadi ketika otot-otot kerongkongan tidak bekerja cukup baik untuk memindahkan makanan ke perut.
Hal ini juga berlaku jika makanan yang sudah masuk ke dalam sistem pencernaan bayi tetapi bergerak naik lagi ke kerongkongan.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah kepada dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Kesimpulan
- Atresia esofagus adalah kondisi cacat lahir yang jarang terjadi, di mana bagian kerongkongan bayi tidak berkembang sempurna sehingga mengakibatkan kesulitan dalam menelan makanan dan bernapas.
- Penyebab pasti kondisi ini belum diketahui, tetapi kelainan genetik dan faktor lingkungan memiliki peranan.
- Gejala biasanya terlihat segera setelah bayi lahir, termasuk batuk, tersedak, dan kesulitan bernapas.
- Pengobatan utama adalah operasi untuk menyambung kerongkongan disertai pengobatan tambahan jika diperlukan.
[embed-health-tool-vaccination-tool]