Memiliki berat badan yang ideal menandakan asupan gizi anak bisa memenuhi semua kebutuhan hariannya. Namun tak jarang, berat badan anak bisa saja kurang dari rentang normal yang seharusnya. Kondisi ini artinya anak mengalami underweight. Simak penjelasan lebih lanjut seputar underweight pada anak melalui ulasan di bawah ini.
Apa itu underweight?
Underweight adalah kondisi saat berat badan anak berada di bawah rentang rata-rata atau normal.
Idealnya, anak dikatakan memiliki berat badan normal ketika setara dengan teman-teman seusianya.
Sebaliknya, berat badan kurang menandakan bahwa bobot tubuh anak tidak sebanding atau lebih rendah dari kelompok usianya.
Sama halnya seperti bentuk malnutrisi lain, anak dengan berat badan kurang juga biasanya disebabkan oleh adanya masalah kesehatan.
Berat badan anak yang kurang merupakan pertanda bahwa tubuhnya tidak memperoleh cukup zat gizi untuk mendukung perkembangan berbagai organ tubuh.
Misalnya tulang, kulit, rambut, serta bagian tubuh lainnya.
Di samping itu, memiliki riwayat atau sedang mengalami penyakit medis tertentu juga bisa melatarbelakangi kondisi anak underweight.
Hal tersebutlah yang kemudian menghambat atau menyulitkan penambahan berat badan normal pada anak.
Kapan anak dikatakan mengalami underweight?
Berdasarkan ketentuan dari WHO, ada dua indikator penilaian status gizi yang bisa digunakan untuk menilai underweight pada anak.
Pertama yakni indikator berat badan berdasarkan usia (BB/U) yang lebih dikhususkan untuk anak usia 0—60 bulan.
Kedua yakni indikator indeks massa tubuh (IMT) berdasarkan usia (IMT/U) yang biasanya dipakai untuk anak 5—18 tahun.
Anak usia 0—60 bulan dikatakan memiliki berat badan kurang ketika pengukuran indikator BB/U berada di antara angka di bawah -2 sampai -3 standar deviasi (SD).
Sementara anak usia 5—18 tahun termasuk dalam kategori underweight jika indikator IMT/U berada di persentil kurang dari 5.
Perlu Anda pahami
Apa perbedaan underweight dengan stunting dan wasting?
“Underweight,” “stunting,” dan “wasting” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan masalah pertumbuhan dan nutrisi pada anak-anak.
Meskipun semuanya berkaitan dengan aspek pertumbuhan dan nutrisi yang tidak memadai, tiap istilah tersebut merujuk pada kondisi yang berbeda.
Secara umum, underweight berfokus pada kurangnya berat badan secara umum.
Sementara itu, stunting merujuk pada kurangnya pertumbuhan tinggi badan, sedangkan wasting artinya kekurangan berat badan anak di bawah standar yang dianggap sehat untuk tinggi badannya.
Ketiga kondisi ini bisa terjadi bersamaan atau terpisah, dan semuanya menunjukkan masalah gizi dan pertumbuhan yang perlu diatasi untuk memastikan anak tumbuh dan berkembang secara sehat.
Apa saja gejala underweight pada anak?
Gejala yang paling mudah dilihat jika berat badan anak kurang yakni tubuhnya tampak kurus.
Kondisi ini terjadi akibat jumlah asupan energi yang dikonsumsinya terlalu rendah dan tak sebanding dengan energi yang dikeluarkan.
Dengan kata lain, asupan energi harian yang didapatkan kemungkinan tidak dapat memenuhi besarnya kebutuhan gizi harian si anak.
Selain itu, berbagai gejala berat badan kurang pada anak juga meliputi berikut ini.
- Rambut mudah rontok.
- Sistem kekebalan tubuh lemah, sehingga gampang terserang penyakit.
- Mudah lelah.
- Sulit berkonsentrasi.
- Kurang bertenaga saat melakukan aktivitas.
- Tulang cenderung rapuh.
- Pertumbuhan dan perkembangan yang lambat.
Gejala lain yang juga bisa dimiliki oleh anak dengan berat badan kurang yakni tulang dan pembuluh darah vena yang tampak jelas pada kulit.
Sebenarnya, pembuluh darah berwarna biru keunguan yang memang biasanya muncul di kulit itu tidak menonjol dengan sendirinya.
Para ahli medis menyatakan bahwa hal tersebut dikarenakan kulit anak dengan berat badan kurang cenderung lebih kering dan tipis. Inilah yang semakin memperjelas penampakan aliran pembuluh darah.
Namun, terlihatnya tulang dan pembuluh darah vena di balik kulit tidak selalu dikaitkan sebagai gejala underweight pada anak.
Apa penyebab underweight pada anak?
Ada berbagai hal yang menyebabkan seorang anak memiliki berat badan kurang, meliputi berikut ini.
1. Riwayat keluarga
Beberapa anak cenderung memiliki berat badan kurang dipengaruhi oleh faktor karakteristik fisik keluarganya.
2. Metabolisme cepat
Kecepatan metabolisme yang dimiliki seseorang kerap dikaitkan dengan sulit atau mudahnya perubahan berat badan.
Anak dengan sistem metabolisme yang cepat atau lancar cenderung lebih sulit untuk menaikkan berat badan, meskipun ia sudah makan makanan dengan kandungan energi yang tinggi.
3. Mengalami penyakit kronis
Penyakit yang dialami dalam jangka waktu yang cukup lama bisa memengaruhi status gizi anak. Apalagi jika penyakit yang dialami adalah penyakit infeksi.
Biasanya, penyakit infeksi sering menimbulkan gejala mual, muntah, hingga turunnya nafsu makan pada anak. Berbagai gejala seperti ini dapat membuat asupan makan anak menurun.
Penyakit kronis lain seperti kanker, diabetes, masalah tiroid, maupun gangguan pencernaan seperti penyakit Crohn dan ulcerative colitis, juga bisa membuat berat badan turun drastis.
4. Memiliki penyakit kejiwaan
Adanya masalah pada kesehatan mental bisa memengaruhi selera makan anak, baik itu depresi, kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), maupun gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia.