Dehidrasi adalah kondisi yang tidak boleh dianggap sepele dan sangat berbahaya bila diabaikan. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengetahui tanda dehidrasi pada anak. Pasalnya, dehidrasi dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Apa saja ciri-ciri dehidrasi pada anak dan bagaimana cara mengatasinya? Ketahui jawabannya di bawah ini.
Apa tanda dehidrasi pada anak?
Dehidrasi adalah kondisi di mana tubuh kekurangan air dalam tubuh akibat kehilangan cairan lebih banyak dibandingkan yang diterimanya.
Saat mengalami dehidrasi, rasa haus tidak selalu merupakan indikator awal yang dapat menjadi tanda dehidrasi pada anak.
Namun, merangkum dari The Royal Children’s Hospital Melbourne, berikut ini adalah beberapa tanda bila anak mengalami dehidrasi ringan.
- Pusing
- Mual atau sakit kepala
- Urine berwarna kuning tua atau cokelat
- Lebih jarang buang air kecil
- Bibir, lidah, mulut, atau tenggorokan kering
Sementara, bila anak mengalami dehidrasi parah, maka berikut adalah gejala atau ciri-ciri yang mungkin timbul.
- Sangat haus
- Lesu atau kurang aktif dari biasanya
- Pucat dan mata cekung
- Tidak keluar air mata saat menangis
- Badan anak terasa dingin, terutama tangan dan kaki
- Bernapas lebih cepat dari biasanya
- Detak jantung yang lebih cepat
- Mudah tersinggung
- Anak mengantuk
- Kebingungan
Bila anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi parah, segera temui dokter atau pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Penyebab dehidrasi pada anak
Dehidrasi pada anak bisa disebabkan oleh berbagai hal, berikut penjelasannya.
- Diare dan muntah. Kehilangan cairan melalui diare dan muntah adalah penyebab utama dehidrasi pada anak-anak. Kondisi ini dapat terjadi karena infeksi virus, bakteri, atau parasit.
- Demam. Anak-anak yang mengalami demam cenderung mengeluarkan lebih banyak cairan melalui keringat. Jika tidak diganti dengan minum yang cukup, hal ini dapat menyebabkan dehidrasi.
- Kehilangan cairan berlebih. Aktivitas fisik yang intens, terutama saat cuaca panas, dapat menyebabkan kehilangan cairan berlebih melalui keringat, yang jika tidak digantikan dengan minum yang cukup dapat mengakibatkan dehidrasi.
- Kurang minum. Anak-anak mungkin tidak minum cukup cairan atau kurang minum, baik karena lupa atau tidak merasa haus.
- Penyakit. Beberapa kondisi medis tertentu, seperti diabetes pada anak, penyakit ginjal, atau gangguan pada sistem pencernaan, juga dapat menyebabkan dehidrasi pada anak-anak.
Penting untuk diingat bahwa anak-anak lebih rentan terhadap dehidrasi daripada orang dewasa karena memiliki proporsi tubuh yang lebih tinggi dari air dan laju metabolisme yang lebih cepat.
Oleh karena itu, penting untuk memantau tanda atau ciri-ciri dehidrasi dan memastikan anak minum cukup cairan secara teratur, terutama saat mereka sakit atau beraktivitas fisik intens.
Cara mengatasi dehidrasi pada anak
Bila anak mengalami dehidrasi yang tergolong ringan, seperti menunjukkan tanda mulut kering, lemas, dan haus, Anda sebagai orangtua dapat melakukan beberapa cara berikut untuk meringankan gejala tersebut.
1. Berikan asupan cairan
Salah satu cara sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan anak lebih banyak cairan.
Salah satu pilihan yang dapat diberikan adalah larutan oralit yang dapat dibeli tanpa resep dari dokter di apotek.
Bila anak menolak larutan oralit, coba berikan jus apel encer atau susu yang biasanya dikonsumsi oleh si Kecil.
Saat si Kecil muntah, Anda dapat memberikannya lebih sedikit cairan, tetapi lebih sering. Misalnya beri anak Anda beberapa suap air setiap 15 menit sekali.