Sakit kepala pada anak biasanya bukan hal yang serius. Anda dapat meredakan sakit kepala anak dengan memintanya istirahat di kamar yang tenang dengan cahaya redup serta memberikannya minum air. Namun kadang, obat sakit kepala anak juga dibutuhkan.
Meski begitu, perlu Anda pahami bahwa memberi obat sakit kepala untuk anak tak boleh sembarangan. Agar aman, ketahui daftar obat sakit kepala yang aman untuk si Kecil di bawah ini.
Daftar pilihan obat sakit kepala untuk anak
Apakah anak boleh menggunakan obat sakit kepala yang biasa digunakan oleh orang dewasa? Jawaban singkatnya, yaitu belum tentu.
Agar Anda tak salah pilih, ketahui beberapa jenis obat yang boleh diminum oleh anak untuk mengatasi sakit kepala.
Ada obat-obatan yang bisa dibeli bebas di apotek, dan ada juga yang harus diresepkan dulu oleh dokter. Berikut beberapa daftarnya.
1. Paracetamol
Paracetamol termasuk ke dalam golongan obat pereda rasa sakit yang bekerja menghambat produksi hormon prostaglandin. Hormon ini dapat menyebabkan rasa nyeri serta memicu demam.
Obat paracetamol tersedia dalam bentuk cair, tablet yang bisa dikunyah, dan supositoria. Obat sirup dan tablet kunyah biasanya diberikan pada anak yang usianya sudah lebih dari 6 tahun.
Sementara itu, supositoria bisa diberikan pada anak yang belum bisa menelan obat dalam bentuk cair maupun padat atau anak yang memuntahkan kembali obat yang baru dikonsumsi.
Dosis pemberian obat untuk anak yang satu ini biasanya ditentukan berdasarkan berat badan. Maka, mungkin saja anak dengan usia sepantar butuh dosis obat yang berbeda karena berat badannya pun berbeda.
Berikan obat ini setiap 4 hingga 6 jam sekali, tapi jangan sampai memberikan lebih dari lima dosis obat pada anak dalam kurun waktu 24 jam.
Maka sebelum memberikan obat ini, pastikan terlebih dahulu apakah anak Anda sudah mengonsumsi obat lain yang memiliki kandungan paracetamol di dalamnya. Pasalnya, obat ini juga terdapat di dalam obat batuk, flu, dan alergi.
Hal lain yang perlu Anda ketahui dari salah satu obat sakit kepala untuk anak yang satu ini adalah efek sampingnya. Pemberian dosis paracetamol berlebihan berpotensi meningkatkan kerusakan organ hati anak.
Selain itu, jika anak Anda memiliki alergi terhadap zat pewarna, pilih merek obat yang tidak mengandung zat pewarna.
2. Ibuprofen
Obat lain yang bisa Anda berikan pada anak adalah ibuprofen. Obat ini termasuk ke dalam golongan obat non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), yaitu obat-obatan anti peradangan.
Ibuprofen bekerja dengan menghentikan produksi hormon prostaglandin di dalam tubuh yang memicu rasa sakit kepala, demam, dan peradangan pada anak.
Mengutip MedLine Plus, berikan ibuprofen untuk anak setiap 6 hingga 8 jam sekali sesuai kebutuhan.
Namun, jangan pernah memberikan obat ini lebih dari empat dosis dalam kurun waktu 24 jam. Bagaimana dengan sediaannya?
Anak usia 3 bulan hingga 12 bulan sebaiknya diberikan obat cair yang bisa diminum langsung atau diteteskan (drops) oleh orangtua.
Bagi anak usia 7 tahun ke atas, Anda sudah bisa memberikan sediaan obat tablet atau kapsul.
Obat sakit kepala yang satu ini tergolong sangat mudah ditemukan di mana saja. Anda bisa membelinya di apotek ataupun supermarket terdekat.
Jika anak memuntahkan obat ini sebelum ditelan, tenangkan dirinya dahulu sebelum memberikan lagi obat tersebut dengan dosis yang sama.
Akan tetapi jika anak sudah menelan dan baru dimuntahkan setelahnya, tunggu hingga 6 jam sebelum memberikan dosis yang baru pada anak.
Perhatian: tidak semua anak boleh mengonsumsi obat ini. Apabila digunakan untuk meredakan sakit kepala, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terlebih dahulu.
Anak yang memiliki riwayat asma, gangguan liver, masalah ginjal, atau penyakit jantung tidak boleh minum ibuprofen. Begitu pula dengan bayi yang baru lahir atau berusia sangat muda.
Maka dari itu, sebaiknya selalu konsultasi terlebih dahulu kepada dokter mengenai penggunaan obat sakit kepala sebelum menggunakannya.
3. Sumatriptan
Sumatriptan termasuk ke dalam golongan obat-obatan triptan. Obat ini biasanya digunakan untuk meredakan migrain pada orang dewasa, tapi juga bisa untuk sakit kepala anak.
Obat ini bekerja membantu mempersempit pembuluh darah yang melonggar, sehingga bisa menghentikan migrain. Selain itu, obat ini memiliki beberapa sediaan, termasuk obat semprot hidung dan juga obat tablet.
Akan tetapi, obat ini hanya boleh digunakan saat anak merasa gejala migrain akan datang atau ketika sudah benar-benar merasakannya.
Tidak hanya berfungsi sebagai obat sakit kepala, obat ini juga bisa digunakan sebagai upaya pencegahan.
Dosis obat sakit kepala yang diberikan biasanya ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi masing-masing anak. Umumnya, dosis untuk anak biasanya hanya satu kali penggunaan.
Jika sakit kepala migrain kembali menyerang anak setelah 2 jam atau lebih, Anda boleh memberikan dosis berikutnya. Namun, obat sakit kepala ini hanya boleh diberikan maksimal sebanyak dua dosis dalam waktu 24 jam.
Perhatikan ini saat memberikan obat sakit kepala untuk anak
- Membaca label serta perhatikan bagaimana dosis yang tepat dan dianjurkan.
- Jangan memberikan obat pereda rasa sakit lebih dari 2—3 hari dalam rentang waktu seminggu.
- Berhati-hatilah saat memberikan aspirin. Walaupun aman digunakan dari umur 3 tahun ke atas, obat sakit kepala untuk anak yang satu ini mempunyai potensi mengancam jiwa, meski jarang terjadi.
Kapan anak harus dibawa ke dokter saat sakit kepala?
Sebagian kasus sakit kepala yang dirasakan anak tidak tergolong serius sehingga seringnya tidak perlu langsung minum obat.
Namun apabila sudah memberikan obat sakit kepala tetapi kondisi menjadi cukup parah, Anda mungkin harus segera menemui dokter.
Berikut adalah beberapa kondisi yang sudah tergolong cukup parah.
- Sakit kepala sampai membangunkan anak dari tidurnya.
- Sakit kepala semakin terasa sakit setiap harinya.
- Rasa sakit ini mengubah perilaku anak.
- Sakit kepala baru muncul setelah terjadi cedera.
- Rasa sakit kepala diikuti oleh muntah-muntah dan perubahan pada pandangan mata.
- Rasa sakit ini diikuti oleh demam, sakit leher, dan kekakuan.
Jika anak Anda mengalami beberapa kondisi seperti yang telah disebutkan di atas, sebaiknya segera hubungi dokter atau ke rumah sakit terdekat.
[embed-health-tool-vaccination-tool]