Mual adalah sensasi ingin muntah untuk mengeluarkan isi perut. Banyak kondisi berbeda yang dapat menyebabkan anak-anak merasakan hal itu. Namun, yang paling sering karena gangguan pencernaan anak. Lantas, bagaimana cara mengatasi mual pada anak dan obat mual apa yang aman untuk anak? Ketahui di bawah ini.
Cara dokter menentukan obat mual yang aman untuk anak
Orangtua tidak disarankan memberikan obat mual pada anak tanpa lebih dulu konsultasi kepada dokter.
Dokter baru akan memberikan obat antiemetik sebagai cara mengatasi mual pada anak apabila penyebabnya sudah jelas, dan jika memang benar-benar diperlukan.
Pada beberapa kasus, mual pada anak terjadi karena:
- mabuk kendaraan,
- alergi makanan,
- makan berlebihan (terlalu banyak),
- keracunan makanan,
- penyakit infeksi,
- gelisah,
- sakit perut, dan
- masalah saraf.
Dokter dapat menentukan obat mual seperti apa yang baik untuk anak berdasarkan penyebab mual dan muntah serta kondisi tubuh si Kecil.
Jika keluhan mual pada anak sudah berlangsung lebih dari sehari, penyebabnya kemungkinan keracunan makanan atau penyakit infeksi saluran pencernaan lainnya.
Apabila berlangsung lama, kemungkinan ada masalah pada sistem pencernaan anak. Kadang, anak mual disebabkan karena ada masalah di otak yang mengendalikan dorongan muntah.
Sebelum menentukan apa boleh memberikan obat mual pada si Kecil, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan dan pengamatan berikut.
- Apakah mual disertai dengan diare, gangguan neurologis, dan gangguan pernapasan?
- Apakah anak yang mual tampak lemas dan menunjukkan gejala dehidrasi?
- Berapa lama mual dan muntah berlangsung? Apakah rasa mual dan muntah berlangsung selama 12 jam (untuk bayi) dan 24 jam (untuk anak-anak)?
- Apakah mual disertai sakit perut dan bila muntah cairannya berwarna kehijauan?
Obat mual untuk si Kecil juga akan diberikan apabila efek samping dan manfaatnya sudah dipertimbangkan dengan jelas oleh dokter.
Pilihan obat mual untuk anak dari dokter
Berdasarkan pertimbangan di atas, dokter dapat memberikan obat sebagai cara mengatasi mual anak.
Selain tentunya untuk meredakan rasa mual, pemberian obat dapat mencegah anak jadi muntah-muntah yang bisa berisiko menyebabkan dehidrasi.
Kemungkinan dokter akan memberikan salah satu dari obat anti mual untuk anak berikut ini.
1. Ondansetron
Ondansetron awalnya hanya disetujui untuk mencegah mual dan muntah bagi pasien yang akan menjalani kemoterapi atau pembedahan.
Namun, obat ini juga dapat diberikan untuk mual dan muntah pada anak yang disebabkan oleh muntaber akut.
Mengutip dari About Kids Health, ondansetron termasuk golongan obat antagonis reseptor 5-HT3 serotonin.
Obat ini bekerja menghalangi aksi serotonin, yaitu zat alami yang diproduksi otak untuk memicu mual dan muntah.
Obat mual untuk anak ini hanya bisa didapat dengan menebus resep dokter. Takaran dosis dan waktu pemberian obatnya pun hanya bisa diberikan di rumah sakit di bawah pengawasan dokter.
Bagi anak, obat mual ini, pada awal dosisnya, dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti:
- sakit kepala,
- pusing,
- sembelit,
- diare,
- mulut kering, dan
- wajah memerah dan hangat.
Hubungi perawat atau dokter ketika anak mengalami efek samping di atas.
2. Domperidone
Domperidone adalah obat untuk memperlancar gerak makanan melalui lambung dan usus.
Ketika makanan mengalir lebih cepat, risiko refluks (mulas) yang memicu rasa mual dan ingin muntah dapat dicegah atau diredakan.
Obat ini juga sekaligus bekerja menghambat sinyal muntah di otak.
Obat ini dapat menjadi cara mengatasi mual pada anak yang disebabkan oleh efek samping obat lain, atau mual karena kekenyangan makan.
Saat mengonsumsi obat mual ini, kemungkinan anak akan mengalami beberapa efek samping, seperti:
- diare,
- sakit kepala,
- kantuk,
- mulut kering, dan
- kram perut.
Domperidone hadir dalam bentuk tablet, sirup, dan drops yang dapat ditemukan di apotek. Segera hubungi dokter bila mengalami efek samping di atas.
3. Metoclopramide
Metoclopramide adalah obat mual anak yang termasuk golongan prokinetik.
Sementara mengurangi refleks mual dan ingin muntah, obat ini juga bekerja memicu lambung mengosongkan isi perut lebih cepat.
Obat mual ini umum digunakan untuk anak yang asam lambungnya sering naik sebagai gejala GERD pada anak.
Obat metoclopramide kemungkinan akan menyebabkan beberapa efek samping, seperti:
- diare,
- sakit kepala,
- kantuk,
- mulut kering, dan
- kram perut.
Metoclopramide juga bekerja memperkuat kerja otot sfingter yang menghubungkan kerongkongan dan perut agar menutup lebih erat.
Efeknya, asam lambung anak yang meningkat akibat GERD tidak akan bisa mengalir naik ke kerongkongan.
4. Dimenhydrinate
Dimenhydrinate adalah obat golongan antihistamin yang biasanya digunakan untuk mengobati atau mencegah mual akibat mabuk perjalanan.
Cara dimenhydrinate mengatasi mual pada anak adalah dengan memblokir pusat muntah di otak.
Dimenhydrinate bekerja menjaga keseimbangan sinyal yang dikirim ke otak oleh mata dan telinga bagian dalam.
Sementara jika aliran antara dua sinyal ini tidak cocok, anak bisa merasa mual, pusing, dan ingin muntah selama dalam perjalanan.
Obat ini sebetulnya tergolong sebagai obat bebas yang bisa dibeli tanpa menebus resep untuk mengatasi mabuk perjalanan pada orang dewasa.
Namun, sebagai cara mengatasi mual pada anak, pengobatan ini harus sesuai dengan resep dokter. Anak yang boleh menggunakan obat ini pun hanya yang usianya sudah lebih dari 2 tahun.
Obat anti mual anak ini juga dapat menyebabkan efek samping seperti berikut ini.
- Pusing.
- Mengantuk.
- Mulut kering, tenggorokan, dan hidung.
- Muncul lendir pada hidung atau tenggorokan.
Perhatikan bila anak mengalami hal di atas setelah mengonsumsi obat tersebut.
Semua obat mual di atas tidak dapat Anda berikan secara sembarangan, sebaiknya sesuai petunjuk dan dosis dari dokter.
Cara mengatasi mual pada anak di rumah tanpa obat
Jika kondisi si Kecil tidak terlalu parah, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan Anda melakukan beberapa cara ini untuk mengatasi mual pada anak di rumah.
1. Berikan cairan untuk mencegah dehidrasi
Dalam 6—24 jam setelah anak pertama kali mengeluhkan mual, segera berikan dirinya minum air putih lebih sering.
Ini bertujuan agar anak tidak sampai mengalami dehidrasi. Selain air putih, Anda bisa berikan si Kecil minum larutan oralit yang ada di apotek.
2. Biarkan beristirahat
Jika anak masih terus merasa mual, sebaiknya ajak anak untuk banyak beristirahat, misalnya dengan tidur siang.
Hindari anak bermain di luar dan berlari-larian sampai ia merasa sudah baikan dan mualnya berkurang.
3. Berikan makanan yang halus
Saat anak mual dan muntah, ia mungkin jadi tidak begitu nafsu makan. Namun, jangan biarkan anak berlama-lama tanpa asupan makanan.
Tetap berikan makanan anak yang berkalori tinggi untuk menambah stamina, tetapi mudah dicerna oleh pencernaannya.
Sebagai contoh cracker atau biskuit asin, roti panggang, atau nasi dengan sop ayam hangat. Berikan makanan ini dalam jumlah yang bertahap, mulai dengan sedikit-sedikit tapi sering.
Sebaiknya hindari langsung membolehkan anak beraktivitas berat, seperti bermain, bahkan tidur setelah makan.
Kesimpulan
- Mual pada anak dapat terjadi karena beberapa hal, seperti mabuk kendaraan, alergi makanan, makan terlalu banyak, keracunan makanan, sakit perut, hingga penyakit infeksi.
- Untuk mengatasi mual pada anak ini perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
- Namun, ada beberapa obat yang mungkin akan diberikan oleh dokter untuk meredakan mual pada si Kecil, misalnya ondansetron, domperidone, metoclopramide, dan dimenhydrinate.
- Selain obat-obatan dari dokter di atas, orangtua juga dapat memberikan obat rumahan guna membantu meringankan gejala mual pada anak, misalnya memberikan cairan untuk mencegah dehidrasi, memberikan makanan yang mudah dicerna, hingga membiarkan anak untuk beristirahat.
[embed-health-tool-vaccination-tool]