backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Begini Posisi Tidur Saat Kena Mual dan Masuk Angin

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 14/07/2023

    Begini Posisi Tidur Saat Kena Mual dan Masuk Angin

    Masuk angin menimbulkan perut kembung dan mual yang bisa membuat Anda sulit tidur. Supaya dapat tidur dengan nyenyak, terapkan posisi tidur ini saat terkena masuk angin!

    Seperti apa posisi tidur saat kena mual dan masuk angin?

    Mengutip situs Sleep Foundation, posisi tidur terbaik saat masuk angin adalah menyamping ke kiri. Posisi tidur ini dapat mengurangi iritasi asam lambung pada kerongkongan. 

    Selain itu, Anda bisa menyesuaikan posisi tidur Anda membuat perubahan pada kasur atau rangka tempat tidur.

    Gunakan bantal untuk meninggikan leher dan kepala agar asam lambung tidak naik ke kerongkongan.

    Dalam dunia medis, memang tidak ada istilah khusus untuk masuk angin.

    Kondisi masuk ingin sebenarnya menggambarkan sekumpulan gejala yang dirasakan secara bersamaan, seperti mual, perut kembung, diare, dan nyeri otot.

    Meskipun umumnya dapat sembuh dengan sendirinya, gejala masuk angin bisa sangat mengganggu, terutama ketika tidur.

    Posisi berbaring membuat gravitasi tidak lagi membantu menahan asam lambung, sehingga lebih mudah naik ke kerongkongan.

    Terlebih lagi, di malam hari, produksi asam lambung menjadi sangat aktif.

    Kondisi tersebut bisa menyebabkan terjadinya refluks asam lambung, yaitu asam lambung yang naik dan mengikis kerongkongan. Akibatnya, gejala mual dan muntah jadi semakin memburuk.

    Itulah sebabnya, Anda perlu memperhatikan posisi tidur saat mengalami mual, perut kembung, dan sakit perut karena masuk angin. 

    Posisi tidur yang dihindari saat masuk angin

    • Tidur telentang dengan kepala sejajar dengan tubuh atau tanpa bantal bisa memperburuk gejala mual dan muntah.
    • Tidur tengkurap memberi tekanan berlebihan pada perut yang memicu terjadinya refluks asam lambung.

    Hindari juga hal ini saat kena masuk angin

    gejala masuk angin

    Perut mual dan ingin muntah bisa diringankan gejalanya dengan minum teh jahe atau wedang jahe. Anda juga bisa minum obat masuk angin yang dijual bebas di toko obat.

    Menghirup aromaterapi, seperti minyak kayu putih atau minyak telon juga bisa membantu meredakan perut mual.

    Menerapkan cara ini diikuti dengan mengubah posisi tidur, bisa membantu mengatasi mual saat masuk angin.

    Selain mengikuti perawatan di atas, ada beberapa hal yang perlu Anda hindari saat masuk angin.

    1. Makan dalam porsi besar

    Saat mengalami mual, Anda sebaiknya makan dalam porsi kecil dan pelan-pelan.

    Jika Anda makan dalam porsi besar sekaligus dan dalam porsi yang cepat, kondisi mual dan kembung akan semakin bertambah parah.

    Makanan berlemak, seperti gorengan, jadi pantangan makanan saat masuk angin. Begitu juga minuman bersoda dan tinggi kafein.

    2. Minum banyak dalam satu waktu

    Ketika masuk angin, Anda memang disarankan untuk banyak minum putih. Namun, minumnya tidak dalam satu waktu.

    Pasalnya, banyak minum tanpa jeda bisa membuat perut kembung. Kondisi ini bisa memperburuk perut mual saat masuk angin.

    3. Langsung tidur setelah makan

    Gejala mual saat masuk angin bisa jadi tidak juga membaik meskipun Anda sudah tidur menyamping ke kiri. Ini bisa jadi disebabkan oleh kebiasaan tidur langsung makan.

    Kondisi ini bisa menyebabkan asam lambung naik ke tenggorokan. Alhasil, perut kembung dan mual jadi semakin parah.

    Jadi, beri jeda 2 – 3 jam sesudah makan jika Anda memutuskan untuk tidur.

    Perlu Anda ketahui bahwa masuk angin dapat membaik dengan sendirinya. Namun bukan berarti Anda tidak membutuhkan perawatan dokter.

    Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala berikut ini.

  • Darah dalam muntahan, yang tampilannya seperti bubuk kopi.
  • Sakit kepala parah atau leher kaku.
  • Kebingungan.
  • Kewaspadaan menurun.
  • Sakit perut yang parah.
  • Muntah dengan demam tinggi.
  • Muntah dan diare.
  • Napas menjadi pendek.
  • Gejala tersebut bukan menandakan kondisi ringan sehingga butuh pengobatan dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 14/07/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan