Penyebab gangguan ruminasi
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab gangguan makan ini. Namun, ada dugaan bahwa rumination disorder disebabkan oleh peningkatan tekanan di dalam perut.
Saat perut mendapat tekanan berlebih, katup kerongkongan bagian bawah akan mengalami relaksasi sehingga makanan kembali naik ke mulut.
Mengutip laman Cleveland Clinic, seseorang dengan gangguan mental atau stres berat memiliki risiko lebih besar mengidap rumination disorder.
Anda pun berisiko lebih besar untuk mengalami kondisi ini jika memiliki masalah pada saluran pencernaan, seperti sembelit kronis.
Rumination disorder juga kerap disalahartikan sebagai bulimia nervosa atau GERD, padahal ini merupakan kondisi yang berbeda.
Pada kasus bulimia nervosa, pengidapnya memuntahkan makanan setelah makan dalam jumlah banyak karena takut mengalami kenaikan berat badan.
Diagnosis gangguan ruminasi

Seseorang akan didiagnosis dengan sindrom ruminasi jika memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5) berikut.
- Regurgitasi yang terjadi minimal selama satu bulan.
- Kebiasaan mengeluarkan makanan tidak didasari pada masalah pencernaan seperti GERD atau pyloric stenosis.
- Tidak terjadi secara bersamaan dengan anoreksia nervosa, bulimia nervosa, binge eating, atau gangguan makan lainnya yang membuat seseorang membatasi jenis makanan tertentu.
Jika dibutuhkan, dokter akan memastikan hasil diagnosis melalui beberapa tes berikut.
- Tes pengosongan lambung untuk menghitung waktu yang dibutuhkan makanan untuk berpindah dari lambung ke usus kecil.
- Endoskopi atau pemeriksaan kerongkongan dan lambung melalui tabung kecil yang dimasukkan ke tenggorokan.
- Rontgen untuk memeriksa bagian dalam kerongkongan dan perut.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar