Bayi tidak bisa mengomunikasikan dengan jelas apa yang sedang dia rasakan. Makanya tak heran kalau banyak orangtua yang kebingungan ketika anaknya sakit — “Ini sebenarnya demam biasa yang bisa dikasih minum obat dari apotek, atau harus segera dibawa ke dokter?’ Penting untuk mengenali mana gejala bayi sakit yang harus diwaspadai sehingga orangtua bisa segera memutuskan kapan harus berobat. Terlambat mengenali gejala penyakit serius dapat berakibat fatal.
Begini caranya membedakan mana gejala bayi sakit yang ringan dan mana yang bahaya dan perlu diwaspadai.
Apa saja gejala bayi sakit yang perlu orangtua waspadai?
Jika bayi sakit Anda menunjukkan salah satu, atau lebih dari, gejala berikut, jangan dulu panik. Orangtua harus tetap dan berkepala dingin dalam menghadapi anaknya yang sakit. Ada baiknya selalu konsultasikan dengan dokter tentang kondisi anak Anda.
1. Demam tinggi
Ketika melihat bayi demam, insting orangtua pasti ingin segera membawanya ke dokter. Padahal, tak selalu perlu. Demam sejatinya bentuk pertahanan diri alami yang menandakan tubuh sedang memerangi infeksi. Artinya, fungsi imunnya berjalan dengan normal.
Tapi waspadai jika suhu tubuh bayi yang demam mencapai 38°C, khususnya untuk bayi berusia di bawah tiga bulan. Sedangkan, bagi bayi yang berusia 3-6 bulan perlu dibawa ke rumah sakit jika suhunya lebih dari 39 derajat. Hati-hati juga ketika bayi demam naik turun terlalu sering. Ini mungkin pertanda ia mengalami infeksi bakteri atau virus yang cukup berbahaya, seperti pneumonia, infeksi saluran kencing, infeksi telinga, ataupun meningitis.
Ketika Anda menggunakan termometer, pastikan termometer dipasang di pantat bayi. Jika Anda memasangnya di ketiak, pastikan tambahkan suhu setengah derajat celcius agar lebih akurat. Bayi perlu dibawa ke dokter jika suhunya terus tinggi selama lebih dari lima hari atau muncul tanda serius lainnya. Anda juga perlu segera membawa ke dokter apabila tubuhnya panas namun kaki dan tangannya malah dingin.
Bagi bayi di atas usia 6 bulan, segera bawa ke dokter jika demam tidak kunjung turun setelah Anda memberikan paracetamol atau ibuprofen. Sebagai catatan, kedua obat ini jangan diberikan kecuali suhunya di atas 38,3 derajat celcius.
2. Napas terengah; sulit bernapas
Jika bayi sakit dan mengalami napas terengah-engah, bisa jadi terdapat infeksi pada paru-parunya atau jalur napasnya yang tertutup. Bayi yang sesak napas bisa ditandai dengan dada, perut atau leher yan terlihat cekung ke dalam, karena ia sedang berusaha menghirup napas dalam-dalam. Dengarkan, apakah nafasnya berbunyi mengi? Lihatlah, apakah ada warna biru di sekitar mulut atau bibir. Jika ada, segera bawa ke rumah sakit.
3. Muntah-muntah
Muntah pada bayi adalah kondisi yang cukup umum terjadi. Bayi yang baru lahir akan sering muntah di minggu-minggu pertama karena ia masih membiasakan diri dengan makanan yang masuk. Menangis dan batuk yang berlebihan juga dapat memicu refleks muntah. Anak Anda juga mungkin muntah karena kekenyangan. Muntah masih wajah jika tidak diikuti oleh demam dan tidak ada darah atau cairan empedu berwarna hijau di muntahannya. Jika setelah anak muntah pun ia tidak rewel, masih bisa bermain, dan tetap mau makan, anda tak perlu khawatir.
Namun jika muntahannya berwarna hijau barulah Anda harus waspada. Ini mungkin menandakan adanya sumbatan pada ususnya. Selain itu, perhatikan juga apakah anak mendadak lemas dan tidak responsif setelah muntah; kulit pucat dan dingin atau tidak; apakah anak masih mau makan atau justru menolaknya; apakah perutnya bengkak; apakah ia muntah lebih dari tiga kali dalam 24 jam atau berlangsung selama lebih dari tiga hari dan disertai demam.
Segera pergi ke dokter jika muncul satu-dua gejala bayi sakit di atas. Juga apabila bayi muntah-muntah sementara menunjukkan gejala dehidrasi, seperti mulut kering, menangis meraung tapi tidak mengeluarkan air mata, dan buang air kecil tidak sesering biasanya.
3. Menangis terus-menerus
Menagis terus menerus bisa jadi tanda kolik atau sedang tantrum. Tapi jika tangisannya terus berlanjut bahkan sudah tak lagi mengeluarkan air mata, Anda harus waspada. Tangisan tanpa air mata yang diikuti dengan mulut kering dan tidak pipis, bisa jadi anak Anda sedang mengalami dehidrasi berat.