Apakah anak Anda sering batuk dan pilek? Jika ya, Anda sebagai orangtua tentu juga jadi sering khawatir dengan kondisi anak. Apalagi, jika batuk atau bersin anak terdengar cukup parah.
Agar anak bisa ditangani secara cepat, ketahui penyebab, pengobatan, hingga pencegahan anak batuk pilek di bawah ini.
Apa itu batuk dan pilek pada anak?
Batuk dan pilek, atau disebut juga dengan bapil, adalah kondisi yang cukup sering terjadi pada anak. Bahkan, diperkirakan anak bisa mengalami batuk dan pilek hingga lebih dari 8 kali dalam satu tahun.
Seperti batuk pada umumnya, batuk pada anak merupakan suatu gejala yang dapat dipicu oleh rangsangan pada reseptor batuk.
Rangsangan tersebut dapat berupa lendir dan benda asing yang tidak sengaja masuk ke dalam sistem pernapasan, seperti kuman, penyebab alergi (alergen), atau bahkan makanan dan minuman.
Lendir sebenarnya dihasilkan secara alami untuk menghambat benda asing masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan.
Namun, jika benda asing yang masuk terlalu banyak, lendir juga bisa menumpuk di tenggorokan dan merangsang reseptor batuk.
Saat terangsang, reseptor batuk akan mengirimkan sinyal ke saraf pusat pengatur batuk di otak.
Saraf kemudian mengirim sinyak ke otot dinding dada untuk berkontraksi (mengerut) agar terjadi batuk untuk mendorong lendir dan benda asing keluar dari dalam tubuh.
Alasan anak sering batuk dan pilek yaitu karena ada ratusan jenis virus penyebab batuk dan flu dan ia belum memiliki daya tahan tubuh yang cukup kuat terhadap virus-virus tersebut.
Terlebih, batuk dan pilek sangat mudah menular. Virus penyebab infeksi bisa menyebar saat penderita batuk dan bersin.
Akan tetapi, seiring dengan pertambahan usia, daya tahan tubuh anak akan semakin berkembang sehingga anak bisa semakin jarang mengalami batuk dan pilek.
Gejala anak batuk pilek
Gejala pertama umumnya diawali dengan pilek, baru kemudian timbul batuk pada anak.
Selain itu, gejala umum lain juga bisa muncul, seperti:
- hidung tersumbat atau berair,
- sakit tenggorokan,
- bersin, dan
- kelelahan.
Lendir atau ingusa saat pilek bisa berwarna kuning tebal atau hijau. Bila cukup parah, juga bisa timbul gejala lainnya, seperti:
- demam,
- ruam,
- muntah, dan
- diare.
Kapan harus ke dokter?
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika anak Anda mengalami gejala yang serius atau mengkhawatirkan, di antaranya sebagai berikut.
- Mengi atau napas berbunyi “ngik”.
- Kulit yang terlihat seperti tersedot ke dalam di sekitar tenggorokan atau di bawah tulang rusuk saat.
- Lubang hidung mengembang saat bernapas.
- Napas pendek dan hanya bisa berbicara sedikit kata dalam satu waktu.
- Demam.
Gejala tersebut bisa menandakan kondisi yang serius atau disebabkan oleh virus.
Penyebab batuk dan pilek pada anak
Penyebab batuk dan pilek pada anak umumnya terjadi akibat infeksi virus yang disebut dengan rhinovirus.
Pilek terjadi saat virus tersebut masuk ke dalam lapisan pelindung hidung dan tenggorokan sehingga menyebabkan reaksi dari sistem imun.
Melansir dari NHS, lendir atau ingus saat pilek terkadang bisa masuk ke dalam tenggorokan. Akibatnya, anak juga akan menjadi batuk.
Meski bisa terdengar sangat mengkhawatirkan, batuk sebenarnya bisa membantu mengeluarkan dahak atau lendir dari dada atau bagian belakang tenggorokan.
Perlu diketahui bahwa batuk dan pilek sangat mudah menular melalui tetesan (droplet) air liur atau ingus saat batuk atau bersin.
Namun, pada beberapa kasus, batuk dan pilek juga bisa menjadi gejala kondisi lain, di antaranya sebagai berikut.
- Bronkiolitis (anak yang lebih muda) atau bronkitis (anak yang lebih tua).
- Laringitis.
- Sinusitis.
- Batuk rejan.
- Pneumonia.
- Batuk croup.
- Asma.
- COVID-19.
Perlu diketahui juga bahwa pilek sebenarnya bukan disebabkan oleh tubuh yang dingin atau basah atau keluar rumah saat rambut masih basah atau tanpa alas kaki.
Diagnosis anak batuk pilek
Pada sebagian besar kasus, dokter akan melakukan diagnosis dengan memeriksan kondisi tubuh anak secara langsung dan menanyakan pada Anda gejala apa saja yang dialami oleh anak.
Selain itu, pemeriksaan penunjang mungkin juga perlu dilakukan sesuai dengan masing-masing penyebab bapil pada anak.
Berikut beberapa pemeriksaan penunjang tersebut.
- Foto toraks, untuk mendeteksi dan memastikan penyebab batuk kronis dari paru-paru.
- Uji fungsi paru, pada anak yang sudah mampu melakukannya (di atas usia 5 tahun) sebelum dan setelah pemakaian bronkodilator.
- Skrining tuberkulosis, dengan uji tuberkolin, untuk mengetahui penyebab gejala batuk kronis.
- Pemeriksaan pH esofagus, jika dicurigai batuk pada anak akibat mengalami refluks gastro-esofagus.
- Endoskopi, jika diperlukan pada anak penderita refluks gastro-esofagus.
- CT scan, ini lebih dianjurkan dibandingkan dengan pemindaian lainnya, terutama untuk anak kecil dengan hidung yang belum berkembang sempurna.
- Pemindaian dengan kontras barium, untuk mendeteksi penyebab batuk saat sedang makan, atau batuk yang disertai mengi.
- Pemeriksaan imunologis (IgG, IgE, IgM, dan IgA), untuk mengetahui kondisi batuk akibat otitis berulang, bronkiektasis, dan batuk yang tidak bisa diatasi dengan dolar.
Jika gejala dicurigai menandakan infeksi COVID 19, dokter mungkin juga akan meminta anak untuk menjalani tes, seperti tes swab atau PCR.
Cara mengatasi batuk dan pilek pada anak
Batuk dan pilek pada anak biasanya akan sembuh dengan sendirinya.
Obat batuk dan pilek hanya diperlukan jika gejala yang dialami cukup parah dan menyebabkan anak merasa tidak nyaman.
Batuk dan pilek tidak perlu ditangani dengan antibiotik karena terjadi akibat infeksi virus, bukan infeksi bakteri.
Cara terbaik untuk mengatasi batuk dan pilek pada anak yaitu dengan beristirahat secara cukup agar sistem imun bisa melawan virus penyebab infeksi.
Kebutuhan cairan anak juga harus terpenuhi agar ingus dan dahak bisa cair dan lebih mudah dikeluarkan dari hidung.
Namun, untuk membantu meredakan gejala yang dialami oleh anak, Anda juga bisa melakukan pengobatan rumahan yang umumnya lebih aman untuk anak.
Berikut pengobatan batuk dan pilek pada anak berdasarkan gejala.
1. Hidung berair
Untuk merawat anak pilek, alat penyedot, seperti bulb syringe, dapat digunakan untuk menyedot lendir atau ingus dari hidung bayi.
Ingat, menyedot ingus bayi maupun anak dengan mulut tidak boleh dilakukan dengan mulut Anda sendiri.
Bila anak sudah mampu, Anda juga bisa meminta anak untuk mendorong sendiri ingus dengan mengembuskan napas yang kuat agar keluar dari hidung.
2. Hidung tersumbat
Untuk anak usia 1—3 tahun, Anda bisa menggunakan alat penyedot untuk membantu mengeluarkann ingus dari dalam hidung. Coba untuk mengeluarkan ingus sebelum menyusui atau memberikan susu formula pada anak.
Agar ingus lebih mudah keluar, Anda juga bisa mencuci hidung anak menggunakan cairan saline atau larutan garam dengan semprotan hidung untuk membantu melarutkan ingus yang kering.
Anda bisa berikan 2—3 tetes cairan saline atau larutan garam pada tiap lubang hidung. Lakukan secara bergantian pada lubang kanan dan kiri.
Cairan saline bisa dibeli secara bebas di apotek. Jika tidak ada cairan saline atau larutan garam, Anda juga bisa menggunakan air hangat.
Cuci hidung bisa dilakukan setiap kali hidung anak mampet atau tersumbat. Jika ingus terlalu kental dan menempel di sekitar hidung, Anda bisa menggunakan cotton bud untuk mengambil ingus secara langsung.
Anda juga dapat menggunakan humidifier untuk membuat udara di rumah lebih lembap sehingga ingus anak tidak menjadi kering dan tersumbat.
3. Batuk
Madu diketahui bisa membantu melarutkan dahak di tenggorokan sehingga anak bisa batuk dengan lebih mudah.
Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa madu lebih baik dalam meredakan batuk dibandingkan dengan obat batuk sirup.
Namun, perlu diingat bahwa madu hanya boleh diberikan pada anak di atas 1 tahun. Anak di bawah 1 tahun tidak boleh diberikan madu karena berisiko menyebabkan botulisme pada bayi.
4. Demam
Demam saat batuk dan pilek sebenarnya berfungsi membantu tubuh melawan penyebab infeksi sehingga tidak perlu diobati.
Pengobatan demam hanya perlu dilakukan jika menyebabkan anak merasa tidak nyaman atau lemas. Namun, ini biasanya hanya terjadi jika demam mencapai 39 derajat Celsius.
Obat-obatan yang aman digunakan untuk mengatasi demam dan nyeri pada anak yaitu paracetamol dan ibuprofen.
Cara mencegah anak batuk pilek
Meski sering terjadi, orangtua bisa membantu mencegah batuk dan pilek pada anak. Caranya cukup sederhana, yaitu dengan ikuti langkah berikut ini.
1. Cuci tangan pakai sabun
Selalu ingatkan anak untuk cuci tangan pakai sabun sebelum makan, setelah bermain, pulang dari sekolah, dan lainnya.
Orangtua sendiri juga harus rutin cuci tangan, terutama sebelum menyiapkan makanan bagi anak dan setelah bepergian ke luar rumah.
2. Bersihkan rumah secara menyeluruh
Kuman banyak terdapat pada tempat-tempat yang tidak terduga dan mungkin sering disentuh oleh anak, misalnya remote TV, boneka anak, dan gagang pintu kulkas.
Memastikan rumah selalu bersih dapat membantu mencegah anak terinfeksi bakteri, virus, dan kuman.
3. Pisahkan gelas, piring, dan peralatan makan lainnya
Ajarkan anak untuk menggunakan gelas, piring, dan peralatan makan lainnya yang berbeda dari anggota keluarga lainnya ketika sedang sakit agar tidak menularkan virus penyebab infeksi.
Bila perlu, gunakan label atau spidol untuk menandai peralatan makan dan minum masing-masing.
4. Sajikan makanan bernutrisi lengkap
Memvariasikan menu makanan anak setiap harinya dapat membantu memberikan asupan nutrisi yang lengkap untuk anak, meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga mineral.
Jika si Kecil malas atau tidak suka makan buah, Anda bisa memotong buah menjadi potongan kecil. Buah-buahan dapat menyumbang serat dan vitamin yang baik untuk anak.
5. Bantu anak hilangkan stres
Stres bukan hanya buruk bagi kesehatan jiwa, tapi juga bisa menghambat kerja sistem kekebalan tubuh anak. Saat stres, tubuh mengeluarkan banyak hormon kortisol dan adrenalin.
Hormon tersebut bisa membuat napas lebih cepat, jantung berdebar, dan tekanan darah naik.
Kondisi ini tidak baik jika terus menerus terjadi karena bisa membuat anak lebih mudah diserang penyakit penyebab batuk dan pilek pada anak.
Jadi, pastikan Anda selalu memerhatikan gejala stres pada anak dan membantunya mengatasi stres.
6. Pastikan anak tidur cukup
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh kualitas tidurnya. Tidur yang kurang dan tidak berkualitas dapat meningkatkan kelelahan serta mengurangi kerja sistem kekebalan tubuh pada anak.
Maka dari itu, pastikan anak idur yang cukup setiap hari. Jauhkan anak dari hal-hal yang bisa menganggu tidur anak ketika malam, misalnya televisi, game, komik, dan handphone.
7. Berikan asupan probiotik
Probiotik yang terdapat pada makanan dan minuman memiliki banyak sekali bakteri baik yang akan membantu saluran pencernaan.
Namun, ternyata bukan hanya bermanfaat bagi pencernaan. Probiotik juga menstimulasi respons imun pada tubuh, mencegah infeksi jamur, hingga mencegah infeksi pada saluran napas anak.
Probiotik biasanya ada pada makanan atau minuman fermentasi baik itu tempe dan yogurt.
Kesimpulan
Anak batuk pilek umumnya bukan merupakan kondisi yang serius. Namun, kondisi ini juga bisa menjadi gejala dari kondisi lain yang lebih serius. Oleh karena itu, selalu perhatikan gejala lain yang mungkin menyertai batuk dan pilek pada anak. Lakukan pemeriksaan ke dokter jika timbul gejala yang serius atau mengkhawatirkan.
[embed-health-tool-vaccination-tool]