Anak keracunan obat adalah salah satu hal yang mungkin terjadi. Pasalnya, semakin bertambahnya usia, rasa ingin tahu anak pun semakin meningkat. Alhasil, anak mungkin akan mencoba sesuatu hal yang menurutnya terlihat menarik, termasuk obat-obatan.
Fakta medis diperiksa oleh Hello Sehat Medical Review Team
Anak keracunan obat adalah salah satu hal yang mungkin terjadi. Pasalnya, semakin bertambahnya usia, rasa ingin tahu anak pun semakin meningkat. Alhasil, anak mungkin akan mencoba sesuatu hal yang menurutnya terlihat menarik, termasuk obat-obatan.
Sayangnya, bahaya keracunan obat bukanlah hal yang dapat dianggap sepele. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami gejala, penanganan, serta cara mencegahnya.
Keracunan obat pada anak adalah kondisi ketika anak mengonsumsi atau terpapar obat-obatan dalam jumlah yang melebihi batas aman atau tidak sesuai dengan anjuran dari dokter.
Hal ini biasanya terjadi secara tidak sengaja, misalnya anak menemukan obat dan meminumnya. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi karena kesalahan minum obat dari orangtua, seperti kesalahan dosis.
Anak keracunan obat-obatan sering terjadi pada balita usia 1–3 tahun. Pada usia ini, anak belum mengetahui perbedaan antara mana yang aman dan mana yang berbahaya.
Sebenarnya, tanda dan gejala keracunan obat pada anak bervariasi tergantung dari jenis obat, dosis yang dikonsumsi, serta karakteristik tubuh anak itu sendiri.
Meski demikian, berikut ini adalah beberapa gejala yang umumnya timbul pada anak yang mengalami keracunan obat.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, semakin bertambahnya usia anak, ia akan memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi. Hal ini normal dan termasuk dalam proses tumbuh kembangnya.
Anak biasanya penasaran akan hal-hal baru yang ia lihat, termasuk saat orang lain memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya. Ia pun jadi ingin mencoba melakukan hal tersebut.
Selain itu, seorang anak bisa mengalami keracunan bila diberikan obat yang salah atau dosis obat yang berlebih oleh orangtuanya.
Mengutip dari Raising Children Network, berikut ini adalah beberapa obat yang umumnya dapat membahayakan dan menyebabkan anak mengalami keracunan.
Berikut ini adalah langkah yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama untuk anak yang mengalami keracunan obat.
Sebelum mendapatkan pengobatan yang tepat, dokter akan melalukan tes darah guna mengukur kadar obat dalam darah dan mendeteksi adakah gangguan pada fungsi organ tubuh lainnya.
Anak juga mungkin akan diberikan cairan infus atau terapi oksigen guna menjaganya tetap stabil selama menjalani pengobatan ini.
Selain itu, untuk mengurangi jumlah obat dari dalam tubuh, dokter mungkin akan melakukan beberapa metode berikut ini.
Terapi ini kerap digunakan untuk mengobati seseorang yang keracunan. Hal ini karena arang aktif dapat mengikat racun dan mencegahnya diserap lebih lanjut ke dalam darah.
Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan memberikan beberapa jenis zat penawar racun guna mencegah obat beraksi.
Mengingat salah satu gejala yang mungkin akan terjadi saat anak keracunan adalah timbul rasa gelisah, dokter akan memberikan obat penenang untuk mengatasi gejala tersebut.
Bila anak mengalami kesulitan bernapas atau bahkan berhenti bernapas, dokter pasti akan memasangkan ventilator atau alat bantu pernapasan.
Pengobatan yang selanjutnya adalah memberikan obat anti-epilepsi. Obat ini diberikan bila keracunan menyebabkan anak kejang.
Perlu diingat, keracunan pada anak ini adalah kondisi yang bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengetahui cara melakukan pertolongan pertama pada anak yang mengalami keracunan.
Sebagai orangtua, Anda juga bisa melakukan tindakan pencegahan keracunan obat dengan melakukan beberapa cara berikut ini.
Itulah beberapa informasi penting tentang keracunan obat yang perlu diketahui orangtua.
Segera bawa anak ke rumah sakit bila keracunan yang dialami menunjukkan tanda, seperti tidak sadarkan diri, kejang, tidak merespons, atau mengalami gangguan pernapasan.
Dengan begitu, ia akan segera mendapatkan penanganan untuk mencegah kondisinya semakin memburuk.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Fakta medis diperiksa oleh
Hello Sehat Medical Review Team
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar