Tidur merupakan waktu bagi tubuh untuk beristirahat. Sayangnya, gangguan tidur sering kali menyerang dan membuat kualitas tidur jadi menurun. Bukan hanya lansia, gangguan tidur juga bisa terjadi pada anak remaja. Apa penyebab gangguan tidur yang paling sering terjadi pada remaja? Simak ulasannya berikut ini.
Berbagai penyebab gangguan tidur pada remaja
Gangguan tidur merupakan kondisi yang biasa terjadi pada anak-anak maupun remaja. Namun, sering kali kondisi ini tidak terdeteksi karena orangtua bisa saja berpikir anak mengalami susah tidur biasa.
Tak hanya faktor dari luar, beberapa kondisi dari dalam diri juga bisa menyebabkan waktu tidur berkurang.
Menurut Cleveland Clinic, hampir 30% gangguan tidur terjadi pada anak dan juga remaja. Berikut ini adalah beberapa penyebab gangguan tidur pada remaja yang umum terjadi.
1. Lingkungan yang kurang nyaman
Perlu diketahui bahwa pada dasarnya tidur membutuhkan kenyamanan. Jika tidak, anak bisa saja sulit tidur hingga mengalami gangguan tidur.
Tidak hanya itu, kamar yang terlalu panas, dingin, terang, atau berisik juga bisa menjadi salah satu penyebabnya.
2. Kondisi tubuh tidak fit
Melansir Kids Health, ketika anak sedang sakit, seperti pilek, flu, atau batuk, gejalanya akan memburuk ketika malam.
Hal ini bisa membuat anak remaja Anda kesulitan untuk tidur dan akhirnya terbangun pada malam hari.
Selain itu, refluks asam lambung dan GERD pada anak remaja bisa menyebabkan masalah tidur, seperti insomnia, karena posisi berbaring memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan.
3. Masalah emosional
Remaja sering mengalami tekanan dari sekolah, teman sebaya, hingga orangtua. Hal ini tidak jarang menyebabkan anak mengalami stres.
Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan tidur pada remaja, termasuk insomnia.
Hal yang bisa jadi pemicu stres adalah masalah di sekolah serta masalah dalam keluarga, seperti perceraian orangtua atau kekerasan dalam rumah tangga.
4. Masalah kesehatan mental
Gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan, dapat menjadi tantangan terhadap kualitas tidur remaja maupun orang dewasa.
Kurang tidur juga dapat menyebabkan kondisi-kondisi ini, sehingga menciptakan hubungan dua arah yang dapat memperburuk kualitas tidur dan kesehatan emosional.
5. Pengaruh gadget
Penyebab gangguan tidur pada anak remaja yang lainnya adalah pengaruh gadget. Penggunaan gadget atau laptop sebelum tidur dapat mengganggu ritme tidur.
Hal ini karena cahaya biru dari layar elektronik tersebut dapat mengganggu produksi hormon tidur dan mempersulit seseorang untuk tidur.
6. Perubahan gaya hidup
Perubahan dalam rutinitas sehari-hari, seperti perubahan jadwal tidur atau kebiasaan makan, dapat memengaruhi pola tidur remaja.
Hal ini dapat menjadi salah satu faktor gangguan tidur, seperti insomnia pada remaja.
Selain itu, konsumsi kafein atau aktivitas fisik yang intens juga dapat memengaruhi tidur pada remaja di malam hari.
7. Gangguan perkembangan saraf
Bukan hanya masalah emosional dan mental, gangguan perkembangan saraf juga bisa menjadi penyebab masalah tidur pada remaja.
Menurut Journal of Pediatrics Neurosciences, gangguan perkembangan saraf, seperti attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan gangguan spektrum autisme, dapat mempersulit remaja untuk tidur nyenyak di malam hari.
8. Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan, seperti obat pseudoephedrine yang digunakan untuk mengatasi gejala pilek dan alergi, dapat menyebabkan insomnia atau gangguan tidur pada remaja.
Tidak hanya itu, anak remaja yang memiliki asma dan menggunakan inhaler asma, seperti beta agonist, dapat menyebabkan efek samping berupa kesulitan tidur.
Apa saja gangguan tidur pada remaja?
- Sleepwalking atau tidur berjalan. Ini merupakan gangguan perilaku yang muncul selama tidur nyenyak dan mengakibatkan berjalan atau perilaku kompleks lainnya.
- Insomnia. Kondisi ini menyebabkan seseorang susah untuk memulai tidur, sulit tidur kembali ketika terbangun, atau bangun lebih awal dari waktu seharusnya.
- Sleep apnea. Sleep apnea pada anak remaja membuat mereka sering mendengkur, berkeringat, dan bangun dengan kondisi kaget.
- PLMD (periodic limb movement disorder) atau RLS (restless legs syndrome). Gangguan tidur pada anak remaja ini membuat mereka melakukan gerakan berupa sentakan yang tidak disengaja.
- Narkolepsi. Kondisi medis untuk menggambarkan anak yang bisa tidur secara tiba-tiba.
Dampak gangguan tidur pada anak remaja
Menurut Kids Health, kebanyakan remaja harus menghabiskan waktu untuk tidur sebanyak 8—10 jam setiap harinya.
Waktu tidur yang cukup dapat mencegah terjadinya masalah kesehatan fisik dan mental, serta membantu untuk tetap fokus dan beraktivitas pada keesokan hari.
Saat terjadi gangguan tidur pada anak remaja, akibat yang bisa dirasakan secara langsung adalah sulitnya untuk bangun tepat waktu.
Selain itu, ada beberapa hal lainnya yang menjadi dampak dari gangguan tidur pada kesehatan fisik dan mental, yaitu berikut ini.
1. Perubahan suasana hati (mood swing)
Seperti yang diketahui, masa remaja merupakan waktu di mana anak mengalami perubahan suasana hati yang cukup drastis karena perubahan hormonal.
Namun, hal ini juga bisa terjadi ketika anak mengalami kurang tidur. Mengalami gangguan tidur adalah salah satu penyebab mood swing pada kebanyakan remaja.
Perubahan mood pada remaja karena gangguan tidur ini terlihat ketika ia menjadi lebih murung dan kurang fokus saat di kelas.
Akibatnya, ia bisa menjadi lebih sensitif dan mudah marah tak seperti biasanya.
2. Metabolisme terganggu
Efek kurang tidur akibat gangguan tidur pada anak remaja juga bisa memengaruhi metabolisme.
Dalam Nurses’ Health Study disebutkan, adanya kemungkinan peningkatan berat badan hingga obesitas pada remaja saat waktu tidur berkurang.
Hal ini karena adanya perubahan hormon lainnya di dalam tubuh dan mengurangi kemampuan tubuh dalam membakar kalori saat tidur.
3. Masalah pada kulit
Tidur itu penting agar sistem di dalam tubuh dapat berfungsi dengan baik, termasuk kulit. Selain karena puber, jerawat pada remaja bisa muncul ketika anak Anda kurang tidur.
Hal ini terjadi karena kadar hormon yang meningkat sehingga memicu peradangan dan mengacaukan sistem kekebalan tubuh.
Selain jerawat, gangguan tidur juga bisa memicu masalah kulit lainnya yang berhubungan dengan peradangan seperti eksim dan psoriasis.