backup og meta

5 Jenis Terapi Perilaku untuk Anak Autis

5 Jenis Terapi Perilaku untuk Anak Autis

Di antara banyak terapi untuk anak dengan autisme, terapi perilaku merupakan salah satu jenis terapi yang perlu dilakukan. Terapi perilaku untuk anak autis bertujuan agar mereka bisa mendapatkan keterampilan khusus, seperti membaca dan kegiatan lainnya.

Terdapat berbagai jenis terapi perilaku yang bisa dilakukan. Supaya tidak bingung, kenali apa saja terapi yang meningkatkan kemampuan sosial dan akademik anak autis ini di bawah ini.

Jenis terapi perilaku untuk anak autis

Terapi perilaku anak autis lebih sering menggunakan program terapi ABA (applied behaviour analysis). Jenis terapi ini menggunakan metode penghargaan.

Tujuannya agar mereka mendapatkan keterampilan baru, melatih kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, hingga merawat diri.

Terdapat berbagai jenis terapi ABA, di antaranya discrete trial training (DTT), early intensive behavioral Intervention (EIBI), pivotal response treatment (PRT), dan verbal behavior intervention (VBI).

Selain itu, ada pula jenis terapi perilaku untuk anak autis lainnya yang bisa dilakukan. Berikut penjelasannya.

1. Discrete trial training (DTT)

Discrete trial training (DTT) merupakan salah satu jenis terapi perilaku ABA untuk anak dengan autisme.

DTT adalah metode terapi yang memecah keterampilan anak menjadi beberapa jenis. Secara garis besar, para terapis akan mengajarkan suatu keterampilan yang paling dasar.

Biasanya, dalam metode ini digunakan barang-barang yang dekat dengan kehidupannya untuk jadi perantara bahan ajar.

Misalnya, ketika ingin mengajarkan warna merah, terapis akan meminta anak menunjuk ke benda yang berwarna merah di dekatnya.

Jika berhasil, terapis akan menghargai perilaku mereka dengan memberikan permen atau mainan. 

Setelah itu, anak akan melanjutkan pelajarannya dengan belajar tentang warna kuning, memperkuat kemampuan tersebut, dan menanyakan tentang kedua warna tersebut. 

Jika anak selesai mempelajari semua macam warna yang diberikan, terapis akan meminta anak untuk menyebutkan nama warna yang sudah dipelajari. 

Ada beberapa kemampuan yang bisa diperoleh dari DTT ini, di antaranya sebagai berikut. 

  • Keterampilan berbicara dan bahasa yang diperlukan ketika berbicara dengan orang lain.
  • Kemampuan menulis.
  • Merawat diri sendiri, seperti berpakaian atau memakai alat makan. 

Terapi perilaku untuk anak autis yang satu ini perlu dilakukan berkali-kali hingga mereka bisa menguasai keterampilan tersebut.

Dengan menggunakan hadiah sebagai penghargaan, anak akan merasa lebih dihargai dan membuatnya terus teringat tentang apa yang sudah dipelajari. 

2. Early intensive behavioral intervention (EIBI)

Terapi perilaku untuk anak autis yang satu ini lebih sering digunakan untuk anak balita atau yang berusia di bawah 5 tahun.

EIBI merupakan metode terapi ABA yang sangat terstruktur, dan ada beberapa komponen dasar yang mewakili terapi ini, seperti partisipasi orangtua dan anggota keluarga lainnya.

Menurut sebuah penelitian dari Journal of Psychiatry, EIBI cukup efektif sebagai terapi perilaku anak autisme.

Perilaku dasar seperti minta susu atau memberi tahu orangtua bahwa mereka mendengar sesuatu adalah kemampuan yang diperoleh dari EIBI.

Sangat dasar memang, tetapi prinsip EIBI dinilai cukup efektif.

Pasalnya, hal ini menunjukkan bahwa anak dengan autisme yang menjalani program EIBI kemampuannya berkembang dari sebelumnya. 

3. Pivotal response treatment (PRT)

PRT merupakan contoh terapi perilaku untuk anak autis yang mengajarkan mereka belajar berdasarkan tujuan dari perilaku yang telah mereka lakukan.

Saat perilaku tersebut berubah, hal ini tentu akan memengaruhi kemampuan lainnya. 

Misalnya, mengajarkan anak bermain monopoli tidak sekadar untuk bersenang-senang. Dari monopoli, anak dapat memahami bagaimana berinteraksi dengan orang lain, belajar berhitung, dan cara keluar dari sebuah masalah. 

Dengan bermain monopoli atau permainan lainnya, anak bisa mulai menguasai kemampuan dasar untuk dipakai dalam kehidupan nyata. 

Pada metode ini, ada beberapa cara terapi perilaku untuk anak autis yang umumnya dilakukan para terapis ketika mengajarkan anak sebuah keterampilan baru melalui sebuah permainan, yaitu sebagai berikut. 

  • Menggunakan metode pengulangan secara berurutan. 
  • Membuat anak memilih, antara apa yang mereka inginkan dan butuhkan. 
  • Mempelajari aturan dari sebuah permainan yang bisa digunakan dalam keseharian. 

Metode yang menggunakan mainan untuk autisme guna memperoleh kemampuan dasar ini terbilang cukup efektif. Namun, efek autisme terhadap setiap anak berbeda-beda.

Maka dari itu, ketika menjalani terapi ini, orangtua dan pengasuhnya perlu bersabar karena mengubah perilaku mereka tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Setidaknya, waktu yang Anda korbankan akan membuahkan hasil agar anak bisa beraktivitas normal. 

4. Verbal behavior intervention (VBI)

orangtua dengan anak

Dari namanya saja sudah verbal. Ini berarti terapi perilaku untuk anak autis yang satu ini lebih mengutamakan komunikasi dan bahasa.

Metode ini dilakukan dengan mengajak anak belajar bahasa melalui kata-kata yang sesuai dengan apa yang ingin mereka sampaikan. 

Perlu diketahui bahwa kata-kata yang diajarkan dalam VBI bukan termasuk kata benda, seperti kucing, mobil, dan gelas.

Melainkan mereka diberi tahu tujuan penggunaan sebuah kata dan bagaimana kata tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 

Dalam VBI diperkenalkan metode bahasa yang dibagi menjadi beberapa jenis kata, yaitu sebagai berikut. 

  • Kata meminta, misalnya “kue” untuk meminta kue. 
  • Kata-kata yang bisa menarik perhatian orang lain, seperti “kereta api” untuk memperlihatkan kereta api. 
  • Kata yang digunakan untuk menjawab pertanyaan, seperti alamat rumah atau sekolah. 
  • Kata-kata yang diulang atau memakai tanda seru. Misalnya, “kue?” atau “kue!” memiliki arti yang berbeda. 

Untuk anak autis, cara kerja terapi perilaku ini dimulai dengan mengajarkan kata-kata meminta sebagai kemampuan bahasa yang paling dasar.

Setelah itu, terapis akan mengulang kata tersebut dan memberikan barang yang diminta kepada anak. 

Lalu, kata tersebut digunakan kembali dalam makna yang sama agar anak lebih mengerti apa maksudnya. 

Pada awalnya, mungkin anak akan cenderung meminta sesuatu dengan cara apa pun tanpa berbicara sepatah kata, seperti menunjuk.

Dengan berkomunikasi, anak akan mengetahui bahwa mereka akan mendapatkan hasil yang positif. 

Selain itu, terapis membantu anak autisme agar bisa bergaul serta berkomunikasi menggunakan kata sesuai dengan maksudnya. 

5. Terapi perilaku kognitif

Selain terapi ABA, terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT) adalah salah satu jenis terapi perilaku yang digunakan pada anak dengan autisme.

Jenis terapi perilaku autisme satu ini lebih mengutamakan cara berbicara anak agar mereka bisa mengelola masalah dengan mengubah pola pikir dan perilaku mereka.

Tujuan dari terapi ini untuk membantu orang agar mereka bisa lebih memperhatikan dan paham bagaimana pikiran, perilaku, dan emosi ternyata saling memengaruhi.

Bahkan, CBT juga membantu anak mempelajari cara berpikir baru ketika keluar dari masalah yang sedang dihadapi. 

Di dalam terapi ini, para terapis biasanya membongkar masalah menjadi beberapa bagian yang tidak menyenangkan terkait pikiran dan cara anak keluar dari masalah tersebut.

Kemudian, terapis akan mengajarkan anak untuk mengganti perasaan, perilaku, dan pikiran tersebut menjadi hal yang lebih bermanfaat. 

Sebagai contoh terapi perilaku anak autis, ketika anak sedang dilanda masalah seputar pekerjaan rumahnya, ada beberapa anak yang cenderung mengabaikan tugas mereka dengan alasan tidak mampu.

Di sinilah terapis membantu anak agar mereka mau mengubah pola pikir dan perilaku tersebut dengan mengubah anggapan tugas sekolah itu menyenangkan. 

Bahkan, seperti yang dilansir dari laman Research Autism, CBT dapat membantu mengurangi gejala kecemasan pada anak autisme yang masih duduk di sekolah dasar.

Maka dari itu, terapi perilaku kognitif cukup populer digunakan untuk meringankan gejala autisme pada anak.

Setelah mengetahui apa saja jenis terapi perilaku untuk anak autis, pilihlah yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan anak agar mereka bisa memperoleh kemampuan baru.

Anda juga bisa berkonsultasi kepada dokter anak atau terapis untuk mengetahui terapi mana yang tepat.

Ini termasuk jika anak Anda memerlukan jenis terapi lain, misal terapi autisme dengan bantuan binatang.

Kesimpulan

  • Terapi perilaku pada anak autis bertujuan untuk mengubah perilaku negatif menjadi positif melalui pendekatan yang terstruktur.
  • Ada beberapa terapi perilaku yang efektif untuk anak dengan autisme, seperti discrete trial training (DTT), pivotal response treatment (PRT), early intensive behavioral intervention (EIBI), dan verbal behavior intervention (VBI) yang merupakan bagian dari terapi ABA (applied behaviour analysis) serta terapi perilaku kognitif (CBT).
  • Kombinasi metode ini dapat mendukung perkembangan anak autis secara signifikan ketika diterapkan dengan konsisten dan intensif. Orangtua berperan penting dalam proses ini dengan mendukung terapi di rumah.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Discrete Trial Training (DTT). (2024). Retrieved 22 January 2025, from https://raisingchildren.net.au/autism/therapies-guide/discrete-trial-training

Marchi, A. R. (2015). The Importance of Early Intensive Behavioural Intervention in Autism Spectrum Disorder. Journal of Psychiatry18(5). https://doi.org/10.4172/2378-5756.1000317‌

How is Pivotal Response Treatment® (PRT) Used in ABA? Autism. (2023). Retrieved 22 January 2025, from https://www.appliedbehavioranalysisedu.org/how-is-pivotal-response-treatment-prt-used-in-aba/

Strategies and interventions. (n.d.). Retrieved 22 January 2025, from https://www.autism.org.uk/advice-and-guidance/topics/strategies-and-interventions

Applied Behavior Analysis (ABA). (n.d.). Retrieved 22 January 2025, from https://www.autismspeaks.org/applied-behavior-analysis

Behavioral Management Therapy for Autism. (n.d.). Retrieved 22 January 2025, from https://www.nichd.nih.gov/health/topics/autism/conditioninfo/treatments/behavioral-management

Versi Terbaru

31/01/2025

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Apakah Autisme Bisa Disembuhkan? Ini Jawaban dan Perawatannya

8 Mitos dan Fakta Tentang Anak Autis


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan