Pernahkah Anda melihat anak yang mudah akrab dengan orang lain, bahkan yang belum dikenalnya? Kondisi ini disebut sebagai disinhibited social engagement disorder (DSED) atau mudah akrab dengan orang asing secara tidak wajar.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Pernahkah Anda melihat anak yang mudah akrab dengan orang lain, bahkan yang belum dikenalnya? Kondisi ini disebut sebagai disinhibited social engagement disorder (DSED) atau mudah akrab dengan orang asing secara tidak wajar.
Mungkin anak terlihat lucu karena menandakan bahwa ia termasuk orang yang cepat bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar. Namun, Anda sebaiknya berhati-hati bila si Kecil mudah akrab dengan orang yang tak dikenal, bahkan sampai tak segan diajak menjauh dari jangkauan Anda.
Disinhibited social engagement disorder (DSED) adalah sejenis gangguan mental ketika tidak terjalin ikatan emosional atau hubungan yang tidak sehat antara anak dengan keluarga terdekat, seperti orangtua.
Ketika seseorang dengan kelainan DSED didekati oleh orang yang tidak dikenal, ia akan merasa mendapatkan dukungan secara emosional.
Anak dengan kelainan disinhibited social engagement disorder juga cenderung lebih mudah mendekati orang asing saat ia terjatuh untuk meminta pertolongan daripada dengan pengasuh atau kedua orangtuanya.
Anak yang terlihat mudah bergaul dan mudah dekat dengan orang lain sering kali terlihat lucu dan menggemaskan.
Meski begitu, hati-hati, sikap ramah anak yang terlalu berlebihan terhadap orang asing dapat menandakan adanya kelainan psikologis pada anak.
Bila diperhatikan, anak-anak biasanya merasa takut saat berdekatan dengan orang yang tidak dikenal.
Hal ini cenderung wajar dilakukan sebagai upaya melindungi diri dari berbagai ancaman yang membuat si Kecil merasa tidak nyaman.
Namun, tidak sedikit pula anak-anak yang mudah berinteraksi dengan orang asing yang baru dikenalnya. Bahkan, karena terlalu ramah, mereka tidak takut untuk mendekat dan bermain bersama.
Bila para orangtua tidak waspada, hal ini dapat membuka celah kejahatan yang mengancam si kecil.
Sebagai contohnya, anak Anda akan diajak untuk bermain terlebih dahulu, lalu lama kelamaan si Kecil akan mudah diajak untuk masuk ke mobil dan berakhir pada kasus penculikan anak.
Kelainan disinhibited social engagement disorder umumnya dialami oleh anak-anak, terutama pada anak yang mengalami trauma di masa lalu.
Trauma tersebut bisa terjadi akibat anak merasa kekurangan perhatian dan kasih sayang dari orangtua.
Beberapa hal yang bisa menimbulkan trauma pada anak yakni sebagai berikut.
Oleh karena itu, kondisi ini biasanya dialami oleh anak dari keluarga dengan kondisi yang kurang stabil atau anak yang harus tinggal di panti asuhan.
Berdasarkan United Brain Association, sekitar 20% dari jumlah anak yang pernah mendapatkan kekerasan atau ditelantarkan cenderung mengalami disinhibited social engagement disorder.
Akibatnya, anak tidak merasa dekat dengan kedua orangtua dan menganggap orang lain sama seperti keluarganya sendiri.
Hal ini karena anak-anak cenderung lebih mudah terkecoh dan belum bisa membedakan antara orang baik dan orang yang jahat.
Para peneliti dalam jurnal Psychiatry Research mengungkapkan bahwa anak-anak cenderung menilai seseorang dari penampilannya.
Oleh karena itulah, anak-anak biasanya menilai orang baik dan orang jahat dengan melihat wajahnya.
Jika dari wajahnya saja terlihat menyeramkan dan membuatnya takut, anak akan merasa terancam dan kemudian bergerak menjauh.
Sayangnya, anak-anak yang mengalami kondisi DSED akan menganggap semua orang baik dan membuatnya merasa nyaman. Mereka tak lagi melakukan penilaian dari wajah dan penampilan orang asing.
Ketika orang asing memberikannya kenyamanan, maka anak-anak dengan kelainan DSED tidak akan berpikir dua kali untuk menunjukkan kasih sayang yang sama.
Selain kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtua, disinhibited social engagement disorder juga dapat terjadi bersamaan dengan gangguan kesehatan lainnya, seperti keterlambatan kognitif dan bahasa hingga malnutrisi.
Mudah akrab dengan orang baru memang merupakan hal yang positif, asalkan dalam batas yang wajar.
Sebab bagaimanapun, Anda tetap perlu mengajarkan si Kecil untuk bersosialisasi dan bersikap ramah dengan orang lain.
Namun, jika si Kecil mengalami kelainan mudah akrab dengan orang asing, maka ia akan menunjukkan gejala seperti berikut ini.
Apabila disinhibited social engagement disorder terjadi pada bayi, gejala yang mungkin timbul meliputi berikut ini.
Jika anak menunjukkan perilaku tersebut selama lebih dari 12 bulan, ia mungkin memang mengalami kelainan DSED dan hal ini dapat terbawa sampai ia remaja.
Kelainan disinhibited social engagement disorder tidak dapat membaik dengan sendirinya. Sebaliknya, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi serius pada kesehatan fisik dan mental anak jika tidak ditangani.
Ketika Anda menemukan tanda dan gejala kelainan DSED pada anak maupun orang-orang terdekat Anda, segera kunjungi psikolog atau terapis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Pengobatan akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak. Berikut penanganan yang mungkin dilakukan.
Belum ada obat-obatan yang secara khusus bisa menangani gejala disinhibited social engagement disorder. Oleh karena itu, pengobatan umumnya dilakukan dengan melakukan terapi dan pembinaan pada anak.
Para psikolog atau terapis biasanya akan melakukan psikoterapeutik dengan melibatkan anak dan pengasuh atau orangtuanya.
Psikoterapeutik tersebut dapat berupa terapi bermain atau terapi seni di lingkungan yang nyaman untuk anak.
Tujuan terapi tersebut adalah untuk membantu memperkuat ikatan antara anak dengan orangtua atau pengasuhnya dan mengatasi trauma pada anak.
Selain melakukan terapi, Anda juga bisa membantu meredakan gejala DSED pada anak dengan melakukan perubahan pola asuh anak di rumah.
Hal ini bertujuan untuk membantu anak merasa lebih aman bersama dengan orangtua. Di antaranya sebagai berikut.
Beri tahu pada anak apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan orang lain yang tidak ia kenal.
Anak-anak umumnya belum memahami konsep batasan dengan orang lain, sehingga penting bagi Anda untuk membantu menetapkan batasan-batasan tersebut.
Perilaku buruk pada anak umumnya disebabkan karena anak tidak mengetahui bagaimana cara mengatasi perasaan yang dialami, sehingga mereka membutuhkan bantuan Anda.
Oleh karena itu, Anda harus tetap tenang dan coba mengerti perasaan anak. Beri penjelasan pada anak bahwa perasaan yang sedang ia rasakan bisa diatasi.
Pertengkaran bisa terasa sangat mengganggu bagi anak, terutama anak dengan disinhibited social engagement disorder.
Jika terjadi pertengakaran atau anak tantrum, sebaiknya segera cari cara untuk berdamai dengan anak.
Hal ini bisa meningkatkan konsistensi dan rasa cinta antara orangtua dan anak. Dengan begitu, anak bisa lebih mudah percaya kepada orangtua di masa-masa sulit.
Saat Anda pada akhirnya marah pada anak atau melakukan kesalahan pada anak, segera akui kesalahan Anda dan minta maaf pada anak.
Rasa tanggung jawab dan permintaan maaf yang Anda tunjukan pada anak bisa menguatkan ikatan emosional dengan anak.
Ini karena anak dengan disinhibited social engagement disorder perlu memahami bahwa mereka tidak sempurna dan akan terus dicintai meski melakukan kesalahan.
Anak yang memiliki rutinitas tidak akan bergantung dengan orang lain. Dengan demikian, si Kecil diharapkan mulai mengurangi kebiasaan mudah akrab dengan orang yang tidak dikenal.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar