Pengobatan autisme biasanya mencakup pemberian obat-obatan dan terapi. Meskipun belum bisa menyembuhkan gejala utama yang dialami pengidap gangguan spektrum autisme, obat-obatan bisa membantu mencegah masalah yang berkaitan dengan perilaku seseorang. Misalnya kecenderungan untuk melukai diri sendiri, mudah marah, atau susah tidur.
Nah, saat ini banyak jenis obat-obatan yang umum digunakan dalam kedokteran modern untuk pengobatan autisme. Apa saja jenis serta efek sampingnya? Simak penjelasan lengkap berikut ini.
1. Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) adalah obat-obatan yang digunakan untuk membantu anak-anak penderita depresi (dengan gejala merasa terpuruk selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan), gangguan cemas, dan perilaku obsesif. Obat-obatan antidepresan ini dapat meliputi sertraline, citalopram, dan fluoxetine.
Namun, obat-obatan ini memberikan beberapa efek samping seperti insomnia (gangguan tidur serius), kenaikan berat badan yang tidak diinginkan, dan peningkatan gejolak emosi.
Food and Drug Administration (FDA), yaitu badan pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat telah menyatakan kekhawatiran atas kaitan antara bunuh diri dengan penggunaan antidepresan. FDA tidak menganjurkan anak-anak untuk berhenti menggunakan antidepresan, tetapi mereka menganjurkan supaya anak-anak yang menggunakan obat-obatan ini harus selalu dipantau. Setiap tanda atau kecenderungan untuk bunuh diri harus Anda waspadai.
2. Trisiklik
Obat-obatan ini merupakan jenis antidepresan yang digunakan untuk depresi dan gangguan obsesif-kompulsif. Trisiklik tampaknya lebih banyak memberikan efek samping, tetapi terkadang lebih efektif daripada SSRI. Efek samping trisiklik adalah sembelit, mulut kering, penglihatan kabur, dan rasa kantuk.
Contoh dari trisiklik meliputi protriptyline (Vivactil), nortriptyline (Pamelor), amitriptyline, amoxapine, imipramine (Tofranil), desipramine (Norpramin), doxepin, dan trimipramine (Surmontil).
3. Obat-obatan antipsikotik
Obat-obatan antipsikotik digunakan untuk mengurangi masalah perilaku terkait autisme dengan cara mengubah reaksi zat kimia otak. Obat-obatan ini bermanfaat untuk perilaku agresif dan bermasalah. Misalnya, anak Anda mencoba untuk bunuh diri, melukai dirinya sendiri, atau berteriak-teriak tanpa tujuan yang jelas.
Contoh obat-obatan antipsikotik meliputi haloperidol, risperidone, dan thioridazine. Obat lainnya meliputi clonidine (Kapvay) dan guanfacine (Intuniv).
Efek samping obat-obatan antipsikotik adalah tremor, kenaikan berat badan yang tidak diinginkan, dan rasa kantuk. Obat-obatan ini biasanya dipertimbangkan setelah manajemen perilaku, misalnya lewat terapi, gagal memperbaiki masalah perilaku pada orang dengan gangguan spektrum autisme.
4. Obat untuk gangguan tidur
Orang dengan gangguan spektrum autisme bisa menderita gangguan tidur seperti insomnia. Mereka mungkin merasa kesulitan untuk tidur pulas dan tidur cukup. Mereka jadi sering terbangun beberapa kali di sepanjang malam.
Selain itu, pengidap gangguan spektrum autisme yang juga mengalami gangguan tidur akan tampak letih, tidak segar saat bangun tidur, dan mudah marah di sepanjang hari. Nah, obat-obatan dari jenis benzodiazepine dapat membantu.
Obat-obatan bisa digunakan untuk mengurangi masalah perilaku terkait autisme. Namun, obat-obatan tidak dapat membantu memperbaiki gejala autisme. Obat-obatan bisa memberikan efek samping sehingga setiap tanda peringatan harus dilaporkan kepada dokter.
Hello Health Group tidak menyediakan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.
[embed-health-tool-vaccination-tool]