backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Terapi Wicara, Perawatan untuk Gangguan Bicara dan Komunikasi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 24/01/2023

Terapi Wicara, Perawatan untuk Gangguan Bicara dan Komunikasi

Gangguan bicara dan komunikasi pada anak dapat menimbulkan masalah serta kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Jika kondisi ini cukup parah, anak perlu mendapat penanganan secepatnya. Salah satu perawatan gangguan bicara dan komunikasi pada anak yakni terapi wicara.

Apa saja kondisi yang perlu menjalani terapi ini dan bagaimana cara melakukannya? Kqetahui selengkapnya tentang terapi wicara di bawah ini.

Apa itu terapi wicara? 

apa itu terapi wicara

Terapi wicara adalah suatu prosedur penilaian dan pengobatan untuk mengatasi gangguan bicara dan komunikasi, baik pada orang dewasa maupun anak-anak.

Fungsi terapi wicara yaitu untuk membantu melatih pemahaman, kelancaran, kejelasan, dan ekspresi saat berbicara.

Dokter dapat merujuk anak Anda untuk menjalani terapi wicara bila ada kondisi yang memengaruhi kemampuan bicara dan komunikasi, misalnya anak terlambat bicara.

Terapi wicara dilakukan oleh ahli patologi bahasa dan wicara atau sering kali disebut dengan terapis wicara. Seorang terapis akan memeriksa, mendeteksi, dan mengatasi gangguan bicara dan komunikasi.

Terapi ini dapat dilakukan diberbagai tempat, di antaranya sebagai berikut.

  • Pusat terapi wicara.
  • Pusat rehabilitasi.
  • Sekolah luar biasa.
  • Tempat penitipan anak yang dilengkapi fasilitas terapi wicara.

Apa tujuan terapi wicara?

Terapi wicara bertujuan untuk membantu meningkatkan kemampuan bicara anak.

Fokus utaman terapi ini yaitu membantu anak Anda menggunakan dan mengerti bahasa untuk melakukan komunikasi dengan orang lain.

Tujuan dari terapi wicara adalah sebagai berikut.

  • Melatih pemahaman, misalnya untuk membedakan antara bunyi setiap kata dan suku kata.
  • Melakukan latihan untuk menghasilkan suara tertentu dan meningkatkan kelancaran berbicara.
Melakukan kegiatan untuk meningkatkan pernapasan dan kemampuan menelan.
  • Membantu komunikasi dengan menggunakan alat bantu, seperti bahasa isyarat, papan komunikasi, dan ucapan dengan bantuan komputer.
  • Memberikan nasihat untuk pasien yang membutuhkan terapi, serta orangtua atau kerabat yang mendampinginya.
  • Memberikan dukungan untuk menerapkan langkah-langkah terapi dalam kehidupan sehari-hari.
  • Agar dapat membantu dalam jangka panjang, penting bagi Anda sebagai orangtua untuk melatih anak secara rutin langkah-langkah terapi wicara secara mandiri di rumah.

    Kondisi yang perlu ditangani dengan terapi wicara

    terapi wicara adalah

    Umumnya, terapi wicara dapat membantu baik anak-anak maupun orang dewasa yang mengalami gangguan bicara dan komunikasi.

    Namun, terapi ini juga bisa membantu penderita gangguan pendengaran dan kesulitan menelan.

    Berikut daftar beberapa kondisi pada anak yang bisa diatasi dengan terapi wicara.

    1. Afasia

    Afasia ditandai dengan kesulitan membanca, menulis, bericara, dan mengerti bahasa.

    Kondisi ini bisa dipicu oleh kerusakan bagian otak yang memproses bahasa akibat stroke atau cedera.

    2. Apraksia

    Apraksia menyebabkan seseorang kesulitan menyusun kata-kata, meskipun tahu apa yang ingin disampaikan.

    Penderita apraksia juga bisa mengalami kesulitan membaca, menulis, menelan, atau kemampuan motorik lainnya.

    3. Gangguan artikulasi

    Gangguan artikulasi terjadi saat seseorang tidak bisa mengucapkan kata-kata tertentu dengan jelas.

    Misalnya, Anda mungkin ingin mengucapkan “tidak tahu”, tetapi malah terdengar seperti “tidak mau”.

    4. Gangguan komunikasi kognitif

    Kerusakan bagian otak yang mengatur kemampuan berpikir bisa menyebabkan kesulitan berbicara.

    Orang dengan gangguan komunikasi kognitif bisa mengalami kesulitan dalam mendengar, berbicara, mengingat, dan memecahkan masalah.

    5. Disatria

    Disartria atau kelemahan otot yang mengatur kemampuan bicara bisa terjadi akibat stroke, multiple sclerosis (MS), amyotrophic lateral sclerosis (ALS), atau gangguan saraf lainnya. 

    Kondisi ini bisa ditandai dengan bicara pelan atau pelo (cadel).

    6. Gangguan ekspresif

    Penderita gangguan ekspresif bisa mengalami kesulitan dalam menyampaikan maksud atau pikirannya.

    Kondisi ini diduga bisa dipicu oleh kondisi neurologis (saraf), gangguan perkembangan, atau gangguan pendengaran.

    7. Gangguan kefasihan

    Gangguan kefasihan bisa memengaruhi kecepatan, alur, dan ritme saat berbicara.

    Kondisi yang termasuk gangguan kefasihan meliputi bicara gagap dan bicara kacau (cluttering).

    8. Gangguan reseptif

    Gangguan reseptif terjadi saat seseorang sulit memahami atau memproses apa yang orang lain sampaikan.

    Akibatnya, penderita kondisi ini biasanya memiliki kosakata yang lebih terbatas, kesulitan memahami perintah atau petunjuk arah, atau tidak tertarik berbicara dengan orang lain.

    9. Gangguan resonansi

    Gangguan resonansi bisa terjadi akibat adanya penyumbatan pada rongga mulut atau hidung yang menghambat aliran udara.

    Penyumbatan tersebut bisa memengaruhi getaran yang bertugas menghasilkan nada suara sehingga kata-kata yang diucapkan menjadi sulit dimengerti atau terdengar tidak jelas.

    10. Disfagia

    Disfagia adalah gangguan yang memengaruhi cara seseorang makan atau minum.

    Gangguan ini meliputi kesulitan mengunyah dan menelan, batuk-batuk, dan tersedak.

    Cara melakukan terapi wicara

    terapi wicara anak

    Terapis atau ahli patologi bahasa dan wicara dapat melakukan terapi wicara secara pribadi dengan masing-masing pasien, di dalam kelompok kecil, atau dalam bentuk kelas besar.

    Teknik terapi yang dilakukan sangat beragam dan akan disesuaikan dengan beberapa faktor yang umumnya meliputi kondisi yang dialami masing-masing pasien dan usia pasien.

    Namun, melansir dari Cleveland Clinic, ada juga beberapa cara terapi wicara untuk anak yang bisa dilakukan di rumah, di antaranya sebagai berikut.

    1. Membacakan cerita

    Membacakan cerita kepada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa anak.

    Jika anak sudah lebih besar dan bisa membaca, Anda juga bisa meminta anak untuk membacakan kembali cerita yang sama kepada Anda.

    Sementara itu, jika anak belum bisa membaca, Anda bisa meminta anak menjelaskan apa yang ia lihat dari gambar yang ada di dalam buku, atau menunjukan gambar yang Anda sebutkan.

    2. Mengurangi waktu menonton

    Penelitian menunjukan bahwa menonton tayangan terlalu lama bisa menghambat perkembangan kemampuan bahasa anak.

    Sebaliknya, jika ingin mengajarkan anak bicara dan mengatasi anak terlambat bicara, Anda harus lebih sering mencontohkan cara berbicara secara langsung, bukan melalui tayangan.

    3. Selalu bersabar

    Penting untuk selalu bersabar saat menghadapi anak dengan gangguan bicara dan komunikasi. Jangan terlalu memaksakan anak agar bisa bicara secepat mungkin.

    Sebaiknya, Anda bisa menenangkan anak dengan memintanya untuk belajar secara perlahan. Selain itu, perhatikan dengan baik setiap kali anak berusaha mengajak Anda bicara.

    4. Bermain dengan anak

    Anda bisa mencoba bermain permainan papan yang mengharuskan anak menebak dan menjelaskan benda-benda, serta menanyakan pertanyaan.

    Ini merupakan salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk membantu mengembangkan kemampuan bahasa anak.

    5. Memberikan contoh cara bicara yang baik

    Berikan contoh dengan menggunakan kalimat yang baik dan tepat, tetapi mudah ditiru saat berbicara dengan anak.

    Anda bisa mengajak anak bicara tentang berbagai hal yang menarik untuk anak, seperti bentuk, warna, atau bagian-bagian tubuh.

    Kesimpulan

    Banyak orang yang sudah berhasil meningkatkan kemampuan bicara dan komunikasi setelah menjalani terapi wicara. Namun, perlu diingat bahwa tingkat keberhasilan bisa berbeda-beda pada tiap orang. Untuk anak-anak, kemungkinan terapi berhasil bisa semakin besar jika dilakukan sedini mungkin dan harus rutin dibantu oleh orangtua atau kerabat lainnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 24/01/2023

    ad iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    ad iconIklan
    ad iconIklan