backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Benarkah Bayi yang Lahir Caesar Lebih Mudah Sakit?

Ditinjau secara medis oleh dr. Amanda Rumondang Sp.OG · Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 18/02/2022

    Benarkah Bayi yang Lahir Caesar Lebih Mudah Sakit?

    Pada kondisi tertentu, Anda mungkin perlu menjalani operasi caesar demi keselamatan ibu dan bayi. Namun, di sisi lain, ada pendapat yang mengatakan bahwa bayi yang lahir caesar lebih sering sakit daripada bayi yang dilahirkan lewat persalinan normal (pervaginam). Benarkah begitu? Yuk, simak penjelasannya di sini!

    Benarkah bayi yang lahir caesar lebih gampang sakit?

    bayi lahir caesar

    Perbedaan utama dari bayi yang lahir caesar dan lahir secara normal terletak pada daya tahan tubuhnya dan kemampuannya menghadapi penyakit di sekitar.

    Bayi yang lahir dari persalinan normal langsung bersentuhan dengan bakteri-bakteri dari ibu dan lingkungan sekitarnya. Ternyata, hal ini baik untuk membentuk antibodi anak.

    Pada persalinan normal, bayi bisa langsung bersentuhan dengan bakteri yang terdapat di jalan lahir ibu dan pada vagina.

    Hal ini bisa membentuk sistem kekebalan tubuhnya secara natural.

    Sementara pada proses persalinan caesar, bayi tidak terkena bakteri yang terdapat di jalan lahir dan vagina sebagaimana yang dialami oleh bayi yang dilahirkan pervaginam.

    Akibatnya, ia berisiko lebih rentan terinfeksi penyakit karena antibodinya belum terbentuk dan daya tahan tubuhnya yang cenderung lebih lemah.

    Dari penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa bayi yang lahir caesar cenderung berisiko lebih sering sakit daripada yang dilahirkan secara normal.

    Namun demikian, hal ini sebaiknya tidak dijadikan sebagai alasan utama untuk menghindari persalinan caesar.

    Pasalnya, dalam kondisi persalinan yang sulit, pilihan operasi caesar mungkin perlu diambil demi keselamatan ibu dan bayi.

    Risiko-risiko kesehatan yang mungkin dialami oleh bayi yang lahir caesar

    Transient tachypnea of the newborn atau TTN

    Oleh karena imunitasnya yang kurang terbentuk sejak dilahirkan, bayi yang dilahirkan secara caesar akan lebih sering sakit dan berisiko terkena masalah-masalah kesehatan tertentu.

    Melansir laman National Center for Health Research, berikut beberapa risiko kesehatan yang mungkin dialami oleh bayi tersebut.

    1. Berisiko mengalami gangguan kekebalan tubuh

    Sebuah studi yang diterbitkan pada Journal of Clinical Epidemiology meneliti lebih dari 2 juta anak yang lahir melalui operasi caesar dan persalinan pervaginam.

    Hasilnya menunjukkan bahwa bayi yang lahir secara caesar lebih gampang mengalami alergi dan sakit akibat masalah kekebalan tubuh dibandingkan bayi yang dilahirkan secara normal.

    Di antara penyakit tersebut yaitu diabetes, radang sendi, penyakit celiac, dan penyakit radang usus.

    2. Berisiko terkena asma dan gangguan pernapasan

    Selama persalinan pervaginam, tubuh bayi ditekan oleh otot-otot pada jalan lahir.

    Tekanan tersebut membantu mengosongkan cairan ketuban yang terdapat dalam paru-paru mereka.

    Sementara bayi yang lahir melalui operasi caesar tidak mengalami proses tersebut sehingga ia memiliki cairan yang lebih banyak di paru-paru mereka.

    Kondisi ini membuat mereka lebih mungkin mengalami masalah pernapasan, termasuk penyakit asma di masa anak-anak nantinya.

    3. Berisiko mengalami obesitas dan diabetes tipe 2

    Menurut studi yang diterbitkan oleh Journal of the American Medical Association terhadap 33.000 orang.

    Ditemukan hasil bahwa mereka yang dilahirkan melalui operasi caesar lebih banyak yang mengalami diabetes dan obesitas daripada yang dilahirkan secara pervaginam.

    Hal ini diduga karena bayi yang lahir secara caesar memiliki bakteri pencernaan yang lebih sedikit.

    Padahal, bakteri seperti Bifidobacteria dan Bacteroides dapat membantu mencegah obesitas.

    4. Berisiko terjangkit penyakit infeksi

    Mengutip National Center for Health Research, berbagai penelitian menunjukkan bahwa bayi yang lahir melalui operasi caesar berisiko lebih sering mengalami sakit akibat infeksi.

    Bahkan, mereka rentan terhadap semua jenis penyakit infeksi, terutama infeksi pada saluran pencernaan (lambung dan usus), infeksi saluran pernapasan, dan infeksi virus. 

    Penyebabnya dicurigai karena anak yang lahir melalui operasi caesar tidak terkena bakteri di jalan lahir yang membentuk kekebalan tubuhnya sejak dilahirkan.

    5. Berisiko lahir prematur atau lebih bulan.

    Melansir situs Lamaze, operasi caesar yang direncanakan dengan keinginan sendiri tanpa indikasi medis berisiko mengalami kelahiran prematur atau lebih bulan.

    Ini karena dokter hanya memperkirakan jadwal melahirkan sesuai keinginan orangtua, bukan berdasarkan kesiapan bayi untuk dilahirkan.

    Kelahiran prematur dan lebih bulan dua-duanya dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti kesulitan bernapas, gangguan tumbuh kembang, dan kesulitan menyusui.

    Risiko-risiko lain yang mungkin dialami oleh bayi caesar

    vitamin k untuk bayi baru lahir

    Selain yang disebutkan di atas, terdapat beberapa kekurangan lain yang mungkin dialami oleh bayi caesar selain sering sakit, antara lain sebagai berikut.

    1. Proses menyusui cenderung lebih sulit

    Ibu yang melahirkan lewat operasi caesar cenderung lebih kesulitan dalam menyusui bayinya. Ini karena setelah bersalin, bayi tidak bisa langsung bersentuhan dengan ibu.

    2. Proses bonding lebih lambat

    Selain menghambat proses menyusui, persentuhan dengan ibu yang lambat juga memperlambat proses bonding antara ibu dan bayi.

    3. Menimbulkan masalah psikologis bagi ibu

    Kurangnya bonding yang terjalin saat persalinan caesar berisiko menimbulkan berbagai masalah psikologis bagi ibu yang memengaruhi perawatannya terhadap bayi yang baru lahir.

    Namun lagi-lagi, seperti yang sempat disinggung sebelumnya, ibu hamil tidak perlu menghindari persalinan caesar jika memang kondisi diri dan bayinya tidak memungkinkan lahir normal.

    Sebab bagaimanapun, hal yang terpenting adalah keselamatan ibu dan bayinya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Amanda Rumondang Sp.OG

    Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 18/02/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan