Sudah bukan rahasia lagi kalau ASI adalah nutrisi terbaik untuk bayi, terlebih di masa ASI eksklusif. Namun, bagaimana bila ibu menyusui mengalami sindrom ASI kurang?
Sebagian besar ibu mengkhawatirkan produksi ASI yang kurang dan tidak bisa mencukupi kebutuhan nutrisi bayi. Agar lebih jelas, berikut ulasan seputar sindrom ASI kurang yang perlu ibu dan ayah ketahui.
Apa itu sindrom ASI kurang?
Sindrom ASI kurang adalah kondisi ketika produksi ASI cenderung sedikit. Akan tetapi, kondisi ini sebenarnya jarang terjadi.
Perasaan ASI kurang itu sebenarnya muncul ketika dalam beberapa hari payudara mungkin tidak terasa tegang dan bayi sering minta susu. Padahal, ini adalah kondisi yang wajar.
Pasalnya, payudara memang tidak terasa tegang walau produksi ASI tetap banyak. Untuk menilai apakah bayi cukup ASI atau tidak dapat terlihat dari kenaikan berat badan bayi yang secara teratur.
Apakah bayi Anda mendapatkan cukup ASI?
- Pipi bayi penuh saat menyusu.
- Bayi akan melepaskan mulutnya sendiri dari payudara saat tertidur.
- Bayi akan tampak bahagia dan puas setelah menyusu.
- Anda mungkin merasa mengantuk setelah menyusui.
- Anda dapat melihat atau mendengar saat bayi menelan ASI.
- Payudara terasa lembut, tidak keras, setelah menyusui.
Apa penyebab sindrom ASI kurang?
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab sindrom ASI kurang. Berikut adalah beberapa penyebabnya.
1. Faktor menyusui
Saat bayi baru lahir pertama menyusui, ia tidak langsung bisa mengisap puting dengan benar. Terkadang butuh waktu dan posisi yang tepat sampai bayi bisa menyusu dengan nyaman.
Faktor pertama yang menjadi penyebab sindrom ASI tidak cukup adalah cara menyusui bayi, seperti berikut.
- Posisi menyusui kurang tepat.
- Perlekatan mulut bayi dan puting yang salah.
- Durasi menyusui kurang sering.
- Ibu tidak mengosongkan payudara.
- Memberi ASI menggunakan botol.
Produksi ASI sangat bergantung pada faktor-faktor di atas. Mengutip dari Mayo Clinic, bayi pada 7 hari pertama menyusui sebanyak 8—12 kali per hari atau 2—3 jam sekali.
Konsep ASI adalah supply and demand. Jadi ketika payudara kosong, tubuh akan memproduksi ASI dan mengisi kembali.
2. Faktor psikologis ibu
Mengutip dari UT Southwestern Medical Center, stres menjadi faktor yang memengaruhi produksi ASI, terutama pada 1 minggu pertama setelah melahirkan.
Ibu yang baru melahirkan sangat wajar mengalami stres karena kurang tidur akibat sering begadang untuk menyusui si Kecil, belum lagi rengekan bayi yang menambah kepanikan.
Stres setelah melahirkan bisa mengarah ke depresi postpartum bila tidak mendapat penanganan secepatnya.
Ibu yang tidak percaya diri dengan kemampuannya dalam memberikan ASI untuk bayi juga bisa menjadi faktor penyebab sindrom ASI kurang.