Setelah melewati proses persalinan, ibu perlu menyusui si Kecil untuk memberikan ASI sebagai sumber nutrisi yang diperlukan oleh bayi. Namun sayangnya, ibu menyusui kerap kali mengalami kendala dalam proses menyusui, salah satunya sakit kepala. Kenapa ibu menyusui sering sakit kepala? Bagaimana cara mengatasi sakit kepala pada ibu menyusui? Ketahui jawabannya di bawah ini.
Penyebab kenapa ibu menyusui sering sakit kepala
1. Dehidrasi
Saat menyusui, tubuh akan kehilangan banyak cairan tubuh. Pasalnya, produksi ASI memerlukan banyak cairan.
Maka dari itu, semakin banyak ASI yang diproduksi di dalam tubuh, maka akan semakin banyak cairan tubuh yang hilang.
Pada kondisi ini, jika ibu tidak cukup minum air, dehidrasi bisa menjadi penyebab sering sakit kepala.
2. Kurang tidur
Mengurus bayi yang baru lahir sering kali membuat jam tidur ibu tidak teratur atau bahkan kurang.
Misalnya, bayi yang sering bangun di malam hari bisa membuat ibu kehilangan waktu tidur yang cukup.
Hal ini bisa menyebabkan ibu menyusui kelelahan dan memicu sakit kepala.
3. Perubahan hormon
Setelah melahirkan, tubuh mengalami perubahan hormon yang signifikan. Kondisi ini dapat berdampak pada berbagai fungsi tubuh, termasuk memicu sakit kepala.
Salah satunya, kadar hormon estrogen dalam tubuh ibu akan turun drastis. Ini bisa memicu sakit kepala terutama bagi ibu yang sebelumnya rentan terhadap migrain yang dipengaruhi oleh perubahan hormon.
Selain itu, meski berfungsi merangsang keluarnya ASI, pelepasan hormon oksitosin yang intens selama menyusui juga dapat memicu sakit kepala pada beberapa ibu.
4. Postur tubuh yang buruk
Posisi menyusui yang salah, seperti membungkuk atau menunduk terlalu lama, bisa menyebabkan ketegangan berlebihan pada otot-otot leher, bahu, dan punggung.
Ketegangan ini sering memicu sakit kepala tegang, yang merupakan jenis sakit kepala umum yang terjadi akibat otot-otot yang kaku.
Pasalnya, ketika otot-otot di leher dan bahu tegang, aliran darah ke kepala dan otak bisa terganggu, sehingga menyebabkan sakit kepala karena otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup.
5. Penarikan kafein
Setelah melahirkan, banyak ibu memilih untuk mengurangi atau menghindari konsumsi kafein demi kesehatan bayi.
Namun, pada ibu yang sebelumnya terbiasa mengonsumsi kafein, berhenti konsumsi kafein secara mendadak dapat menimbulkan gejala putus kafein, termasuk sakit kepala.
Ini karena kafein adalah stimulan yang memengaruhi sistem saraf pusat. Saat asupan kafein dihentikan, sistem saraf bisa bereaksi karena tubuh terbiasa dengan efek kafein yang meningkatkan kewaspadaan.
6. Stres dan kelelahan mental
Mengurus bayi yang baru lahir bisa menjadi pengalaman yang melelahkan secara emosional dan fisik.
Hal ini bisa memicu sakit kepala, terutama jika ibu merasa cemas atau stres.
Kecemasan tentang kesehatan bayi, pola makan, dan kebiasaan tidur bisa menjadi sumber stres pada ibu menyusui yang signifikan, sehingga menyebabkan ketegangan di otak dan leher.
7. Hipoglikemia (gula darah rendah)
Selama menyusui, tubuh memerlukan lebih banyak energi dan nutrisi untuk memproduksi ASI.
Maka dari itu, ibu yang tidak cukup makan atau melewatkan makanan bisa mengalami penurunan kadar gula darah.
Kondisi ini dapat menjadi penyebab ibu menyusui mengalami sakit kepala.
8. Anemia atau kekurangan zat besi
Anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Setelah melahirkan, beberapa ibu mungkin kekurangan zat besi hingga mengalami anemia.
Ketika otak dan organ lain tidak mendapatkan cukup oksigen akibat anemia, hal ini dapat menyebabkan gejala seperti pusing dan sakit kepala pada ibu menyusui.
9. Sensitivitas cahaya atau suara
Banyak wanita yang mengalami sakit kepala, terutama setelah melahirkan, akibat memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap cahaya (fotofobia) dan suara (fonofobia).
Kedua faktor ini dapat menjadi pemicu sakit kepala yang berhubungan dengan migrain atau sakit kepala tegang.
Pada kondisi tersebut, rangsangan eksternal, seperti cahaya terang atau suara keras, dapat memicu atau memperburuk gejala sakit kepala.
Dengan memahami faktor-faktor ini, ibu dapat lebih mudah mengenali penyebab sakit kepala dan melakukan langkah-langkah pencegahan atau pengobatan yang tepat.
Seberapa banyak ibu menyusui yang alami sakit kepala?
Cara mengatasi sakit kepala saat menyusui
Cara mencegah sakit kepala pada ibu menyusui
Mencegah sakit kepala saat menyusui dapat dilakukan dengan menjaga keseimbangan tubuh, kesehatan, dan pola hidup yang baik.
Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah sakit kepala saat menyusui.
- Minum cukup air untuk mencegah dehidrasi.
- Istirahat saat bayi tidur agar kebutuhan tidur tercukupi.
- Gunakan bantal menyusui dan perhatikan postur tubuh saat menyusui.
- Makan secara teratur dan pilih makanan bergizi untuk menjaga kadar gula darah stabil.
- Hindari melewatkan waktu makan atau camilan sehat.
- Praktikkan teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam atau meditasi untuk mengelola stres.
- Batasi asupan kafein, seperti jangan terlalu banyak minum kopi saat menyusui, dan hindari penarikan kafein mendadak.
- Tidur di lingkungan yang nyaman, tenang, dan gelap untuk meningkatkan kualitas tidur.
- Kenali dan hindari pemicu migrain, seperti cahaya terang atau makanan tertentu.
- Lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau peregangan.
- Berbagi tugas rumah tangga atau perawatan bayi untuk mengurangi beban fisik dan mental.
Mengikuti langkah-langkah ini dapat membantu ibu mencegah sakit kepala dan menjaga kesejahteraan selama menyusui.
Kesimpulan
- Ibu menyusui termasuk golongan orang yang sering kali mengalami sakit kepala. Penyebabnya dapat berupa dehidrasi, kurang tidur, perubahan hormon, postur tubuh yang buruk, penarikan kafein, stres dan kelelahan mental, hipoglikemia, anemia, hingga sensitivitas terhadap cahaya atau suara.
- Untuk mengatasinya, diperlukan cara yang aman bagi ibu dan produksi ASI, di antaranya memenuhi memenuhi kebutuhan cairan tubuh, mendapat tidur yang cukup, melakukan peregangan dan mengurangi ketegangan otot, mengonsumsi makanan sehat dan seimbang, serta mengonsumsi obat pereda nyeri bila perlu.
[embed-health-tool-vaccination-tool]