Berbeda dengan bayi pada umumnya, dibutuhkan perawatan ekstra untuk bayi prematur. Salah satu hal yang kerap ditanyakan, yaitu apakah bayi prematur harus diimunisasi selayaknya bayi pada umumnya? Kapan imunisasi bayi prematur perlu dilakukan?
Hal ini menjadi perhatian mengingat kondisi bayi prematur cenderung lemah karena lahir di luar waktu normal. Lalu, bagaimana ketentuan imunisasi untuk bayi prematur? Berikut ulasan lengkapnya.
Apakah bayi prematur perlu mendapat imunisasi?
Sama seperti bayi yang lahir cukup bulan, imunisasi untuk bayi prematur juga penting.
Bayi prematur adalah bayi yang lahir jauh sebelum waktu kelahiran yang normal. Normalnya, bayi lahir pada usia kehamilan 37—40 minggu, sedangkan bayi prematur lahir pada usia kehamilan dibawah 37 minggu.
Pada umumnya, ciri-ciri bayi prematur adalah terlihat sangat kecil dan memiliki berat badan yang rendah. Tidak hanya itu saja, ada berbagai risiko masalah kesehatan pada bayi prematur dan masalah perkembangan.
Bahkan, beberapa bayi prematur perlu mendapat perawatan intensif dengan dukungan NICU atau neonatal intensive care unit.
Fakta tersebut terkadang membuat orangtua berpikir bahwa bayinya terlalu rapuh untuk mendapatkan imunisasi. Padahal faktanya, imunisasi merupakan hal yang wajib untuk anak.
Tidak hanya itu saja, imunisasi justru sangat dibutuhkan oleh bayi prematur karena sistem kekebalan tubuhnya sangat lemah sehingga berisiko terkena berbagai penyakit.
Dengan mendapatkan imunisasi yang memang sudah dianjurkan, penyakit-penyakit yang dikhawatirkan itu justru dapat dicegah.
American Academy of Pediatrics (AAP) menyebut vaksin yang tersedia untuk bayi saat ini aman untuk diberikan kepada bayi prematur dan bayi dengan berat lahir rendah.
Efek samping yang mungkin muncul setelah vaksin pun sama seperti bayi yang lahir pada cukup bulan.
Kapan imunisasi bayi prematur dilakukan?
Bila imunisasi perlu dilakukan, kapan bayi prematur perlu mendapatkannya? Jawabannya yaitu sama dengan jadwal imunisasi pada bayi yang lahir cukup bulan.
Usia bayi prematur pun dihitung sejak tanggal kelahirannya, tidak berbeda dengan bayi pada umumnya.
Penting pula untuk memberikan imunisasi kepada bayi prematur secara tepat waktu. Pasalnya, melihat dari apa saja penyebab bayi lahir secara prematur, kondisinya lebih berisiko terkena berbagai penyakit.
Bahkan, sebagian bayi yang dilahirkan sangat dini dan yang membutuhkan NICU mungkin memerlukan dosis tambahan pada beberapa vaksin untuk memberikan perlindungan yang lebih tahan lama.
Berikut aturan waktu pemberian imunisasi untuk bayi prematur.
1. Polio
Polio merupakan penyakit yang tergolong sangat menular dan disebabkan oleh virus polio dan langsung menyerang sistem saraf. Perlu diperhatikan apabila penyakit ini pun dapat menyebabkan kelumpuhan juga kematian.
Anda juga perlu wasapada karena virus dengan tiga tipe ini biasanya menyerang anak-anak di bawah 5 tahun yang tidak divaksinasi penuh.
Maka dari itu, Anda perlu melakukan imunisasi vaksin polio untuk bayi prematur yang sudah melewati usia 2 bulan. Selain itu, perhatikan jika berat badan bayi sudah lebih dari 2000 gram.
2. DPT
DPT merupakan penyakit difteri, pertussis, dan juga tetanus. Difteri merupakan infeksi serius pada tenggorokan yang dapat mengganggu pernapasan.
Lalu tetanus adalah penyakit saraf yang disebabkan oleh bakteri penghasil racun yang mengontaminasi luka.
Sementara pertussis adalah penyakit pernapasan yang menyebabkan batuk parah. Komplikasi yang cukup serius bisa terjadi pada anak di bawah 1 tahun juga bayi 6 bulan.
Maka dari itu, imunisasi untuk bayi prematur juga dapat dilakukan ketika sudah melewati masa usia 2 bulan dengan berat badan yang cukup yaitu lebih dari 2000 gram.
3. Influenza
Seperti yang sudah dijelaskan sedikit di atas bahwa bayi prematur memiliki beberapa risiko masalah kesehatan yang lebih tinggi. Termasuk risiko komplikasi dari penyakit flu seperti masalah pernapasan, jantung, sampai kelainan saraf.
Walaupun tidak bisa langsung melakukan vaksin flu, imunisasi untuk bayi prematur yang satu ini dapat dilakukan ketika usia bayi sudah mencapai 6 bulan. Setidaknya, bayi prematur mendapatkan dua dosis vaksin dengan jeda 4 minggu.
Setelah itu, anak bisa mendapatkan satu kali dosis setiap tahunnya. Namun, konsultasikan kembali dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Beberapa vaksin yang perlu ditunda pada bayi prematur
Meski jadwal imunisasinya sama, ada beberapa vaksin yang mungkin perlu ditunda pada bayi prematur karena kondisi tertentu. Berikut vaksin tersebut dan ketentuannya.
1. Hepatitis B
Bayi perlu mendapatkan paling tidak tiga kali suntikan hepatitis B, yaitu ketika baru lahir, pada usia 2,3,4 bulan. Perlu diperhatikan pula bahwa vaksin hepatitis B diperlukan paling lambat 24 jam setelah kelahirannya.
Namun, bagi ibu hamil yang positif hepatitis B saat hamil atau pada saat melahirkan, bayinya perlu mendapat vaksin hepatitis B paling tepat 12 jam setelah dilahirkan dan hepatitis B imunoglobulin (HBIG)
Pada imunisasi untuk bayi prematur, hal yang sama pun perlu dilakukan. Hanya saja, bila bayi prematur memiliki berat lahir di bawah 2 kg, pemberian vaksin hepatitis B perlu ditunda pada pada usia 2 bulan dengan harapan berat badan akan mencapai 2 kilogram pada saat itu.
Pasalnya, vaksin hepatitis B tidak dapat bekerja dengan baik pada bayi dengan berat di bawah 2 kg.