Kurang tidur dan gangguan mental saling berkaitan

Kurang tidur memang bukan penyebab langsung dari gangguan kejiwaan. Namun, sudah banyak studi di luaran sana yang melaporkan berbagai efek merugikan dari kurang tidur yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan kita.
Menghimpun berbagai penelitian, rata-rata orang yang mengidap insomnia kronis dapat memiliki risiko menderita depresi hingga empat kali lipat.
Studi lain menemukan bahwa masalah gangguan tidur terjadi sebelum munculnya depresi.
Gangguan mental itu sendiri juga erat kaitannya dengan masalah sulit tidur. Para ahli menemukan bahwa gejala gangguan mental seperti depresi atau gangguan kecemasan dapat memperparah insomnia dan masalah tidur lainnya.
Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua?

Kesehatan setiap anggota keluarga adalah sama pentingnya. Jadi, di samping memastikan supaya anak bisa tidur cukup dan nyenyak, Anda pun juga harus memastikan hal yang sama bagi diri sendiri dan pasangan. Namun, bagaimana caranya?
Solusinya adalah dengan tidak lagi membiasakan anak tidur bareng orangtua di kamar yang sama. Ajarkan anak untuk mulai tidur sendiri.
Latihlah anak secara perlahan hingga ia mulai terbiasa. Awalnya Anda bisa pisahkan anak dari ranjang tidur Anda, namun tetap dalam ruangan yang sama.
Jika sudah mulai terbiasa, Anda bisa memisahkan ruangan tidur Anda dengan si kecil.
Ketika mengajarkan anak tidur di kamarnya sendiri, Anda juga tidak perlu berlama-lama menemaninya. Cukup antar si kecil ke kamar tidurnya, bacakan dongeng jika perlu, dan ucapkan selamat malam.
Anda bisa berikan boneka atau mainan lainnya yang disukai anak sebagai teman tidur. Begitu si kecil tampak mulai pulas, anda boleh kembali ke kamar tidur pribadi untuk beristirahat dengan nyaman.
Membiasakan anak tidur di kamarnya sendiri berarti melatih anak untuk hidup mandiri dan berani. Namun jika masalah tidur anak malah makin parah hingga bahkan memengaruhi kesehatan Anda dan pasangan, sebaiknya konsultasi lebih lanjut ke dokter untuk mencari solusi terbaiknya.