backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Serba-serbi Sleep Training pada Bayi, Termasuk Cara Menerapkannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 25/07/2023

Serba-serbi Sleep Training pada Bayi, Termasuk Cara Menerapkannya

Waktu tidur termasuk hal yang penting untuk tumbuh kembang bayi, sehingga harus mendapat kualitas yang baik. Namun, bagaimana jika bayi sering rewel dan menangis jika Anda tinggal sendiri saat tidur? Tentu hal ini bisa mengganggu tidurnya, sekaligus membuat Anda kewalahan. Untuk mencegahnya, Anda bisa mencoba metode sleep training

Apa itu sleep training?

Sleep training adalah cara yang digunakan untuk membuat bayi bisa tidur sendiri dengan nyaman dan lama pada malam hari.

Cara ini bertujuan untuk melatih si Kecil agar bisa merasa tenang dan tidur kembali dengan sendirinya tanpa bantuan dari orang lain.

Dengan begitu, bayi bisa tidur sendiri, baik saat baru mau tidur pada malam hari atau ketika terbangun tengah malam.

Manfaat sleep training pada bayi

Cara agar hamil anak laki-laki

Setelah menjalani sleep training, bayi biasanya bisa tidur lebih nyenyak selama 9—12 jam pada malam hari.

Dengan kualitas tidur yang lebih baik, bayi pun akan merasa lebih tenang pada siang hari, sehingga tidak mudah rewel.

Bukan cuma meningkatkan kualitas tidur, sleep training juga diketahui bisa mengeratkan ikatan batin antara bayi dengan dengan orangtua atau orang lain yang mengasuhnya.

Meski membuatnya lebih tenang pada siang hari, jangan lupa bahwa si Kecil tetap perlu mendapat tidur siang secara teratur seperti bayi pada umumnya.

Apakah sleep training aman untuk bayi?

Dilansir dari Cleveland Clinic, hasil studi menunjukan bahwa sleep training tidak berbahaya untuk bayi, baik secara fisik maupun psikologi. Hal yang terpenting, pastikan si Kecil sudah cukup usia dan tidur di tempat yang aman.

Kapan bisa melakukan sleep training?

Dr. Noah Schwartz, MD, dokter anak dari Cleveland Clinic, menyarankan untuk melakukan sleep training saat bayi memasuki usia 4 bulan.

Pada usia ini, si Kecil umumnya sudah bisa memahami bahwa dirinya bisa mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Jam biologis tubuh bayi juga mulai berkembang karena ritme sirkadian (siklus hormon yang mengatur waktu tidur) sudah terbentuk, sehingga bayi bisa tidur dengan lebih teratur.

Si Kecil pun biasanya sudah tidak perlu mendapat makanan pada malam hari dan bisa tidur tanpa minum susu.

Walau begitu, perlu diingat kembali bahwa perkembangan tiap bayi dapat berbeda-beda1.

Ada bayi yang mampu menjalani sleep training pada usia 4 bulan, tetapi ada juga yang baru berhasil saat berusia 6 bulan.

Bayi yang kekurangan berat badan atau memiliki kondisi kesehatan tertentu mungkin juga masih perlu minum susu saat tidur pada malam hari, sehingga bisa memengaruhi keberhasilan sleep training.

Jika Anda ragu apakah bayi Anda sudah cukup usia atau mampu untuk menjalani sleep training, Anda bisa konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak Anda.

Metode sleep training pada bayi

bayi tidak mau menyusu

Keberhasilan sleep training pada bayi juga bisa dipengaruhi oleh metode yang digunakan. Anda bisa menyesuaikan metode apa yang cocok dengan Anda dan si Kecil.

Metode-metode tersebut juga bisa digabungkan satu sama lain, tergantung dengan kebutuhan Anda. Berikut ini beberapa metode sleep training pada bayi.

1. Cry it out 

Cry it out merupakan metode yang dilakukan dengan membaringkan dan meninggalkan bayi di kasur sebelum tertidur, sehingga si Kecil bisa belajar untuk tidur sendiri.

Selama proses ini, bayi Anda mungkin akan menangis dan susah tidur. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena itu hal yang normal terjadi.

Setelah bayi berbaring di kasur, jangan gendong bayi lagi hingga pagi hari atau tiba waktu bayi minum susu pada malam hari.

Banyak orangtua yang menganggap metode ini sangat sulit dilakukan, tetapi paling cepat berhasil.

Meski awalnya belum terbiasa karena selalu ditemani saat tidur, bayi umumnya mulai bisa tidur sendiri setelah 1—2 malam menjalani metode ini.

2. Check and Console

Berbeda dari metode sebelumnya, check and console dilakukan dengan memeriksa keadaan bayi setiap beberapa waktu sekali.

Saat tiba waktu tidur bayi atau ia terlihat mengantuk, Anda bisa membaringkan dan meninggalkan bayi sendirian di kasur.

Setelah beberapa saat (misal 10 menit), Anda bisa memeriksa kondisi bayi, tetapi jangan menggendongnya. Pada malam selanjutnya, Anda bisa lebih jarang memeriksa si Kecil.

Anda bisa sambil mengatakan kata-kata sayang kepada si Kecil, seperti “Ibu sayang kamu”, “kamu pintar”, atau “ayah di sini menjaga kamu”.

Metode ini mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk berhasil. Seiring waktu, beberapa bayi mungkin akan terbiasa tidur sendiri, tetapi ada pula yang merasa sedih karena sering ditinggal sendirian.

3. Pick up, put down

Pick up dan put down menjadi cara sleep training bayi yang membutuhkan waktu lebih lama untuk berhasil.

Namun, metode ini justru paling mudah dilakukan oleh kebanyakan orangtua yang belum merasa terbiasa membiarkan bayi tidur sendirian.

Melalui metode ini, orangtua tetap menggendong dan menenangkan bayi saat ia menangis, sebelum kembali meninggalkannya agar si Kecil bisa tidur sendiri.

Meski begitu, pastikan Anda tidak menemani terlalu lama, apalagi hingga tertidur bersama bayi.

4. The Chair

Metode the chair dilakukan dengan membiarkan bayi belajar tidur sendiri di kasur, tetapi sambil Anda temani. Misalnya dengan duduk di kursi atau tempat lain yang dekat dari kasur.

Setelah bayi berhasil tertidur, Anda bisa meninggalkan bayi sendirian di dalam kamar.

Jika bayi kembali terbangun dan menangis, Anda cukup masuk dan menemaninya sambil duduk kembali di dekat kasur tanpa menggendong bayi. Biarkan si Kecil menangis dan tenang dengan sendirinya.

Setiap malam, jauhkan jarak duduk Anda dari kasur hingga pada akhirnya Anda bisa meninggalkan bayi di kamar tanpa harus menemaninya lagi.

Di awal, Anda mungkin akan merasa kesulitan karena harus membiarkan bayi rewel atau menangis. Bayi juga bisa merasa bingung saat melihat Anda membiarkannya menangis.

5. Bedtime fading

Metode bedtime fading biasanya digunakan bersama cara sleep training lain untuk membuat waktu tidur bayi lebih teratur.

Saat bayi baru belajar tidur sendiri, ia mungkin akan rewel dan menangis untuk beberapa waktu. Akibatnya, waktu tidur bayi bisa mundur dan menjadi semakin malam.

Misalnya, jika waktu tidur bayi biasanya jam 7 malam, karena rewel atau menangis, bayi mungkin baru bisa tidur jam 7:30 malam.

Jika terjadi terus-menerus, hal ini bisa memengaruhi jam tidur bayi dan membuatnya terbiasa tidur lebih malam.

Untuk menghindari hal ini, Anda bisa memajukan waktu tidur bayi 15 menit lebih awal setiap malam, sehingga bayi lebih cepat tidur dan dapat tidur tepat waktu.

Tips sleep training pada bayi

bayi isap jempol

Agar metode atau cara sleep training pada bayi berhasil, berikut beberapa tips yang bisa Anda coba.

  • Biarkan bayi belajar tidur sendiri saat mengantuk, baik pada malam atau siang hari.
  • Biasakan bayi tidur di kasur yang terpisah dari kasur Anda, tidak harus ada kamar sendiri.
  • Pastikan Anda sudah mengganti popok bayi, sehingga ia tidur dengan popok yang masih bersih.
  • Latih bayi untuk tidur secara rutin pada waktu yang sama setiap malam.
  • Pilih metode sleep training yang paling sesuai dengan Anda dan si Kecil, tidak perlu mengikuti cara orang lain.
  • Pahami bahwa akan ada kesulitan yang Anda alami. Misalnya, saat Anda harus menjaga bayi sendirian atau ketika bayi sedang sakit.
  • Yakinkan diri Anda bisa berhasil dan lakukan dengan konsisten, meski mungkin perlu waktu yang lebih lama dari yang lain.
  • Jadikan sleep training sebagai metode untuk mengatur waktu tidur anak sejak bayi hingga memasuki masa sekolah agar ia bisa selalu tidur secara rutin.

Dengan memilih metode sleep training yang paling tepat serta dijalankan dengan konsisten, kemungkinan untuk berhasil akan lebih besar.

Si Kecil juga bisa lebih cepat belajar dan terbiasa tidur sendiri tanpa ditemani oleh Anda atau orang lain.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 25/07/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan