Minum soda memang menyegarkan, tetapi bolehkah anak mengonsumsinya? Minuman bersoda memiliki tampak menarik karena terlihat segar, punya rasa manis, dan warna mencolok. Itu sebabnya, anak tertarik untuk mencobanya. Namun, orangtua perlu hati-hati dalam memberikan soda pada anak. Mengapa demikian?
Bolehkah anak kecil minum soda?
Anak-anak sebaiknya tidak minum soda, terutama yang masih berusia di bawah 2 tahun, karena tubuh mereka belum siap menerima gula tambahan dan bahan lain dalam minuman manis seperti soda.
Untuk anak usia 2 sampai 5 tahun, soda juga sangat tidak disarankan karena kandungan gulanya bisa menyebabkan gigi rusak, obesitas, dan gangguan kesehatan lainnya.
Bahkan untuk anak usia 5 tahun ke atas, para ahli di Amerika menyarankan untuk tetap menghindari soda karena bisa berdampak buruk pada berat badan, jantung, dan kesehatan tulang.
Sebagai gantinya, anak-anak dianjurkan minum air putih, susu tanpa pemanis, atau jus buah asli dalam jumlah terbatas.
Jadi, meskipun sesekali anak mungkin ingin mencoba soda, sebaiknya hal ini sangat jarang dan tetap diawasi jumlahnya agar tidak berlebihan.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Adakah efek minum soda pada anak?
Minuman bersoda atau air karbonasi adalah air yang berisi tambahan gas karbon dioksida. Gas ini membuat adanya gelembung kecil dalam air dan sangat khas dari minuman bersoda.
Pada anak-anak, minuman ini bisa memicu masalah kesehatan, seperti kenaikan pada berat badan anak, masalah pada gigi anak, sampai gangguan tidur.
Berikut penjelasan lengkap seputar bahaya anak minum soda.
1. Kerusakan gigi
Gigi termasuk bagian tubuh yang terdampak dari konsumsi soda karena kandungan gula di dalamnya.
Mengutip dari Massachusetts Dental Society (MDS), 354 ml soda mengandung sekitar 10 sendok teh gula.
Padahal, American Heart Association (AHA) merekomendasikan konsumsi gula untuk anak usia 2—18 tahun kurang dari 6 sendok teh per hari. Artinya, 354 ml soda tersebut berisi gula yang melebihi batas asupan harian.
Anak yang sering minum soda meningkatkan risiko kerusakan gigi akibat kandungan gula yang sangat tinggi.
Walau anak rajin sikat gigi, soda biasa atau soda diet tetap bisa merusak email gigi.
Bakteri kecil bisa hidup di sekitar gigi. Saat terkena gula dalam soda, bakteri tersebut menghasilkan asam yang menyebabkan kerusakan.
Akhirnya, gigi anak menjadi busuk dan berlubang. Proses terbentuknya asam ini dapat berlangsung hanya dalam waktu 20 menit setelah minum soda.
2. Obesitas
Tingginya kandungan gula dalam minuman bersoda bisa membuat anak berisiko mengalami obesitas.
Mengutip dari Kids Health, anak yang sering minum minuman manis, kemungkinan mengalami obesitas sekitar 60 persen.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak masuk kategori obesitas bila indeks masa tubuhnya lebih dari +3 SD pada grafik pertumbuhan WHO 2006 (anak < 2 tahun) dan lebih dari persentil 95 pada grafik pertumbuhan CDC 2000 (anak usia 2 – 18 tahun).
Bila melihat kandungan gula dalam 354 ml minuman bersoda yang sampai 10 sendok teh, risiko anak mengalami obesitas sangat besar.
3. Masalah perilaku anak
Penelitian terbitan The Journal of Pediatrics menemukan bahwa anak yang sering minum soda kemungkinan besar memiliki perilaku agresif.
Dalam penelitian tersebut, peneliti melibatkan 2929 anak berusia 5 tahun, dari 20 kota di Amerika Serikat.
Anak-anak yang minum minuman ringan 4 kali per hari, memiliki kemungkinan dua kali lebih besar menghancurkan barang milik orang lain.
Selain menghancurkan barang, anak-anak ini juga cenderung senang berkelahi dan menyerang orang secara fisik.
Namun, studi ini masih belum lengkap dengan porsi, jenis soda, dan minuman apa yang khusus peneliti sebut sebagai minuman ringan.