backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Hati-hati, Anak Mengompol Bisa Jadi Tanda Diabetes!

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 06/12/2021

    Hati-hati, Anak Mengompol Bisa Jadi Tanda Diabetes!

    Anak mengompol saat tidur adalah hal yang wajar. Namun, jika anak sudah jarang atau berhenti ngompol, tapi kemudian sering mengompol lagi, orangtua mungkin perlu khawatir. Pasalnya, anak yang ngompol bisa merupakan gejala dari penyakit diabetes. Apa hubungannya mengompol dan diabetes pada anak?

    Bagaimana anak ngompol bisa menjadi gejala diabetes?

    Diabetes  atau diabetes mellitus adalah gangguan di mana tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi dengan baik. Pada anak, jenis diabetes yang paling umum adalah tipe satu.

    Pada jenis ini, pankreas anak tidak dapat membuat insulin, yaitu hormon yang membantu mengubah glukosa atau gula menjadi energi. Akibatnya, kadar glukosa pada darah anak menjadi tinggi.

    Lalu, apa kaitannya dengan mengompol? Melansir laman Diabetes.co.uk, saat kadar glukosa tinggi, tubuh akan berupaya untuk mengeluarkan kelebihan glukosa tersebut melalui urine.

    Berkat hal tersebut, volume urine anak Anda menjadi lebih banyak dari biasanya karena ada kandungan gula di dalamnya. Pasalnya, cairan dari sel-sel tubuh akan keluar sel karena keberadaan glukosa.

    Nah, karena hal tersebutlah, anak Anda menjadi lebih sering ingin buang air kecil dari biasanya. Jika tak tertahankan, anak akan menjadi ngompol saat tertidur.

    cara agar anak tidak ngompol

    Bukan cuma alasan tersebut, alasan anak ngompol sebagai gejala diabetes juga terkait dengan kerusakan ginjal atau kandung kemih.

    Menurut Diabetes Australia, kerusakan pada ginjal dan kandung kemih merupakan salah satu komplikasi dari diabetes.

    Ini terjadi karena kadar gula yang tinggi dalam darah bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit. Jika ini terjadi, aliran darah ke ginjal menjadi tersumbat dan ginjal menjadi rusak.

    Selain itu, saraf yang mengontrol buang air kecil pun bisa terpengaruh oleh diabetes.

    Akibatnya, anak mungkin tidak dapat merasakan saat kandung kemih penuh sehingga urine berada di kandung kemih dalam waktu lama.

    Kondisi ini meningkatkan risiko anak terkena infeksi saluran kemih. Adapun infeksi saluran kemih dan kerusakan pada ginjal bisa mengubah jumlah dan frekuensi buang air kecil, termasuk menyebabkan ngompol.

    Apa alasan anak mengompol lainnya?

    Meski merupakan salah satu gejala diabetes, faktanya, anak ngompol tidak selalu disebabkan oleh kondisi tersebut. Ada banyak alasan mengompol lainnya yang bisa terjadi pada anak.

    Secara umum, anak yang mengompol sebelum usia 7 tahun adalah hal yang wajar. Mayo Clinic menyebut, pada usia ini, anak Anda mungkin masih belajar untuk mengontrol kandung kemihnya pada malam hari.

    Namun, jika anak sudah lulus toilet training dan berhenti ngompol, lalu kemudian sering mengompol lagi setelah sekian lama, ada beberapa kondisi yang lebih serius, yang mungkin menjadi penyebabnya.

    Selain sebagai gejala diabetes, berikut adalah alasan lain dari ngompol pada anak.

    Kapan orangtua perlu khawatir soal anak ngompol sebagai gejala diabetes?

    Waspadai, Tanda dan Gejala Diabetes Tipe 1 yang Muncul pada Anak

    Sebagian besar kasus ngompol adalah wajar. Namun, orangtua tetap perlu memperhatikan kondisi ngompol tertentu yang mungkin menjadi tanda dari suatu penyakit.

    Jika anak Anda ngompol dan memiliki tanda-tanda berikut, mungkin ini merupakan tanda bahwa anak Anda mengidap diabetes.

    • Anak Anda masih mengompol setelah usia 7 tahun meski sudah menerapkan cara mengatasi ngompol pada anak.
    • Tiba-tiba anak mulai mengompol saat tidur atau ketika beraktivitas pada siang hari setelah tidak pernah ngompol setidaknya selama enam bulan.
    • Anak kembali mengompol, tetapi tidak ada tanda-tanda stres atau adanya perubahan pada kehidupannya, seperti pindah tempat tinggal.
    • Muncul gejala diabetes lainnya pada anak, yaitu rasa haus dan lapar yang ekstrem, penurunan berat badan anak yang tak disengaja, kelelahan, perubahan perilaku pada anak yang tak sesuai usianya, penglihatan kabur, anak muntah, serta napas anak yang beraroma buah.

    Selain tanda-tanda di atas, perhatikan juga faktor risiko diabetes pada anak. Umumnya, risiko diabetes pada anak meningkat jika orangtua atau saudara kandung memiliki kondisi ini.

    Oleh karena itu, jika anak Anda ngompol serta memiliki faktor risiko dan gejala di atas, sebaiknya konsultasikan kondisi anak Anda ke dokter.

    Dokter akan mencari tahu penyebab dari mengompol yang anak Anda alami.

    Guna memastikan diabetes pada anak, tes urine dan tes darah untuk mengecek kadar gula darah mungkin akan dokter rekomendasikan.

    Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 06/12/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan