backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

6 Ide Permainan Sensory Play yang Murah dan Mudah Dibuat

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 22/02/2024

6 Ide Permainan Sensory Play yang Murah dan Mudah Dibuat

Selain motorik anak, perkembangan sensorik juga penting untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil. Untuk melatihnya, ayah dan ibu bisa mencoba sensory play. Nah, agar lebih jelas, berikut ulasan tentang sensory play mulai dari manfaat sampai ide permainan sensori yang mudah dibuat.

Apa itu sensory play?

Sensory play adalah aktivitas yang dapat memberikan stimulasi pada tujuh indera anak. Indra tersebut meliputi:

  • peraba (kulit), 
  • pengecap (lidah), 
  • penglihatan (mata), 
  • pendengaran (telinga), dan 
  • penciuman (hidung).
  • Selain lima panca indra tersebut, ada dua indra tambahan, yaitu:

    • vestibular (keseimbangan) dan 
    • proprioseptif (gerakan).

    Aktivitas anak yang membuatnya menggunakan salah satu atau tujuh indranya termasuk ke dalam kegiatan melatih sensorik.

    Sensory play dimulai dari usia berapa?

    Sensory play bisa dimulai sejak bayi dilahirkan. Bahkan sejak dalam kandungan, bayi telah mulai bereksplorasi melalui indra-indranya seperti sentuhan, pendengaran, dan pergerakan. Namun, kegiatan sensory play yang lebih terstruktur dan disesuaikan dengan perkembangan bayi biasanya dimulai sejak usia beberapa bulan, ketika bayi mulai dapat merespons rangsangan dari lingkungannya dengan lebih aktif.

    Apa manfaat sensory play?

    Tips untuk Meningkatkan Kecerdasan Anak pada Usia 1 - 3 Tahun

    Permainan yang melatih sensori termasuk aktivitas yang anak-anak sangat sukai karena menyenangkan dan menarik perhatian.

    Mengutip dari Only About Children, berikut manfaat sensory play pada kelompok usia bayi sampai prasekolah.

    1. Menjelajahi rasa ingin tahu

    Pada dasarnya, sensory play membuat anak terjun langsung merasakan apa yang ia lihat, dengar, cium, atau sentuh. 

    Permainan sensori mendorong anak untuk lebih menjelajahi rasa ingin tahu, memecahkan masalah sederhana, dan kreativitas.

    Ambil contoh, saat anak sering mendengar kalau gula itu manis, ia akan penasaran seperti apa rasanya.

    Ayah dan ibu bisa mulai membolehkan anak untuk mencoba berbagai macam rasa, seperti gula yang manis, garam yang asin, atau cabai yang pedas.

    Seiring berjalannya waktu, anak akan menemukan pilihan rasa favoritnya. Bukan tidak mungkin kalau anak suka makanan rasa pedas.

    2. Mengenali lingkungan sekitar

    Sensory play tidak hanya tentang sentuhan, mengajak anak berjalan-jalan di sekitar rumah juga termasuk permainan sensorik.

    Pada bayi usia 0—12 bulan, kemampuan sensorik bayi berfungsi agar ia bisa mengenali lingkungan sekitar.

    Ambil contoh, saat menggendong bayi berjalan keliling rumah, matanya akan memperhatikan setiap ruang dengan warna berbeda.

    Dalam hal ini, indra penglihatan anak terlatih untuk mengenali tempat tinggalnya.

    3. Meningkatkan kemampuan bahasa

    Mencocokkan bentuk benda yang sama termasuk ke dalam sensory play. Lewat permainan ini, anak belajar beragam bentuk yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

    Di saat ini pula, anak mulai menemukan kosakata baru atau latihan bahasa. Mungkin anak belum tahu bentuk binatang kuda seperti apa. 

    Lalu, susunan puzzle membentuk kepala, kaki, pelana, dan ekor kuda. Sambil memasang puzzle, ayah dan ibu bisa menjelaskan kalau kuda berwarna cokelat dengan ekor hitam.

    4. Membedakan berbagai jenis suara

    Perkembangan sensorik anak juga termasuk kemampuannya dalam mengenali berbagai jenis suara. 

    Saat bayi berusia 4 bulan, ia sudah bisa memahami nada suara memiliki arti berbeda. Kemudian saat usianya 6 bulan, bayi bisa meniru suara yang ia dengar.

    Seiring bertambahnya usia, anak akan bisa membedakan suara ambulans, klakson mobil, atau mesin bor.

    5. Meningkatkan kreativitas anak

    Ada beragam jenis sensory play yang bisa anak mainkan, salah satunya tipe open-ended play seperti balok kayu.

    Jenis mainan sensorik ini bisa mengasah imajinasi anak tanpa ada batasan. Sebut saja, ia membuat menara tinggi, mobil, atau binatang kucing kesukaannya.

    Walau tidak mirip, kreativitas dan imajinasi anak bermain dalam permainan ini. 

    Ide permainan sensory play yang mudah dan murah

    permainan imajinasi anak

    Ada banyak permainan sensorik yang bisa ayah dan ibu buat untuk si Kecil di rumah. Tidak perlu membeli peralatan yang mahal, orangtua bisa mencoba bumbu dapur atau alat tulis.

    Agar lebih jelas, berikut ide permainan sensory play yang mudah dan murah.

    1. Cap jari memakai pewarna makanan

    Permainan sensori yang satu ini hanya membutuhkan benda yang ada di rumah, seperti:

    • pewarna makanan
    • kertas atau kain sebagai media untuk membuat cap jari tangan,
    • air secukupnya, dan
    • baskom atau wadah untuk air.

    Cara melakukan sensory play ini adalah mencelupkan jari anak ke dalam wadah berisi air, kemudian tempelkan tangan ke kertas atau kain.

    Lewat permainan ini, anak belajar mengenal warna dan bentuk dengan menggunakan jemarinya.

    Selain itu, membuat cap jari memakai pewarna makanan bisa mengasah indra penglihatan dan peraba anak.

    2. Membuat eksperimen dengan tepung

    Kalau anak-anak sudah pernah makan kue atau pancake buatan Anda, sekarang saatnya ajak si Kecil membuat adonan tepung.

    Ayah dan ibu bisa menyiapkan tepung, wadah, pewarna, dan air secukupnya. Setelah itu, minta anak untuk menuangkan tepung ke dalam air dan mengaduknya.

    Selanjutnya masukkan pewarna makanan sehingga terjadi perubahan bentuk dan tekstur di sana.

    Biarkan anak mencoba memegang adonan tersebut sambil mengasah motorik halus dan indra peraba.

    3. Menebak aroma

    Mungkin anak sudah sering mendengar ayah dan ibu menyebut bau durian, cabai, atau aroma yang lain. 

    Lewat sensory play, biarkan anak untuk menebak aroma dengan mata tertutup untuk melatih indra penciuman.

    Ayah dan ibu bisa menyiapkan kopi, teh, gula, pisang, atau makanan yang memiliki aroma. Lalu, biarkan si Kecil menebak dengan menutup matanya.

    Kegiatan ini disebut juga dengan smell sensory play.

    Hal yang harus orangtua perhatikan, jangan memberikan aroma yang berbahaya, seperti bau spidol atau lem karena berdampak buruk untuk kesehatan.

    4. Mencoba rasa

    “Jangan makan tahu itu, pedas, Nak!” Mungkin orangtua pernah melarang anak dengan kalimat tersebut saat ia mencoba makanan tertentu.

    Padahal, anak juga perlu tahu berbagai macam rasa agar indra pengecapnya lebih terlatih. Namun, tidak perlu banyak-banyak, cukup sedikit saja.

    Ibu dan ayah hanya perlu menyiapkan gula, garam, sedikit bubuk cabai, dan kopi. Biarkan anak mencobanya sedikit demi sedikit sambil tanyakan apa yang ia rasakan. 

    Siapkan air minum untuk mengantisipasi rasa pedas dari bubuk cabai atau pahit dari kopi yang anak rasakan.

    5. Membuat drum pakai kaleng

    Sensory play juga bisa melatih indra pendengaran dan gerakan anak. Salah satu caranya dengan membuat drum dari kaleng bekas yang ada di rumah.

    Memang permainan ini akan menimbulkan suara berisik. Namun, anak berlatih untuk mengenali suara dan gerakan memukul sebagai bagian dari motorik kasar.

    6. Bermain menggunting pola

    Salah satu aspek sensori yang perlu anak asah adalah vestibular atau keseimbangan. Ayah dan ibu bisa mencobanya dengan mengajak anak menggunting pola.

    Siapkan gunting kertas khusus anak. Kalau tidak ada, pakai gunting biasa dan dampingi selama aktivitas.

    Setelah itu, siapkan kertas berisi gambar berukuran besar yang bisa anak ikuti garisnya. Ambil contoh, garis terputus-putus atau zigzag.

    Biarkan anak berkonsentrasi memegang gunting sambil mengikuti pola.

    Sensory play tidak melulu pakai perlengkapan mahal. Ayah dan ibu bisa memanfaat benda yang ada di rumah untuk melatih perkembangan sensorik si Kecil. Selamat mencoba ya!

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 22/02/2024

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan