Bermain pasir
Di usia perkembangan anak 36 bulan atau 3 tahun, anak sudah tidak lagi memasukkan benda asing ke dalam mulut.
Maka dari itu, ini merupakan saat yang tepat bermain pasir untuk melatih kemampuan sensorik anak. Ketika anak bermain pasir, ia belajar mengenal tekstur lewat telapak tangan dan kakinya.
Ada banyak pasir mainan yang dijual di pasaran yang bisa dijadikan sensory play. Tidak perlu takut kotor, karena pasir mainan ini sifatnya mudah dibersihkan dan aman digunakan si Kecil.
Cara yang dapat Anda lakukan yaitu sebagai berikut.
- Memasukkan pasir pantai ke dalam kotak kecil.
- Kemudian, biarkan anak Anda bermain di sana bersama imajinasi anak dan menjelajahi tekstur pasir.
- Buat permainan menjadi lebih seru dengan bermain harta karun.
- Sembunyikan benda kecil di balik pasir, misalnya action figure atau jam tangan, lalu minta anak Anda menemukan benda yang Anda sembunyikan.
Saat sedang bermain, anak menggunakan indera penglihatan dan sentuhan untuk menemukan objek yang Anda sembunyikan.
Bermain memasang kancing
Untuk mendukung permainan ini, bahan-bahan yang diperlukan adalah kancing berukuran besar dengan warna cerah dan tali yang cukup tebal untuk dimasukkan ke lubang kancing.
Selain mengasah sensorik anak balita, permainan ini juga melatih fokus anak. Ia akan berpikir bagaimana cara memasukkan tali ke dalam lubang kancing yang kecil.
Jika anak terlihat bosan, Anda bisa mencoba bermain mencocokkan warna kancing.
Minta si Kecil untuk mengelompokkan kancing sesuai warna, misalnya kuning dengan kuning, hijau, dan merah.
Ini membantu anak untuk mengoordinasikan sesuatu sesuai warna yang sudah ia ketahui dan melatih kemampuan sensorik anak balita.
3. Cara melatih kemampuan sensorik anak balita 4—5 tahun
Masih sama seperti usia-usia sebelumnya, melatih kemampuan sensorik dan motorik anak di usia ini sangat penting.
Khusus perkembangan sensorik, setidaknya ada tiga jenis permainan yang dapat Anda lakukan untuk melatih kemampuan anak balita usia 4—5 tahun, yaitu sebagai berikut.
Bermain tebak-tebakan bentuk
Bila anak bosan dengan permainan yang sudah terlalu sering dimainkan, Anda bisa mencoba bermain tebak-tebakan dengan ‘kotak ajaib’ bersama si Kecil. Berikut caranya.
- Siapkan alat berupa benda atau buah-buahan yang bisa dipegang dan kotak tertutup yang memiliki lubang seukuran tangan.
- Minta anak untuk memasukkan tangannya ke dalam kotak, lalu sentuh benda yang ada di dalamnya.
- Biarkan anak menebak benda tersebut dengan memakai indera sentuhan tangan.
Kalau kesulitan mencari kotak, Anda bisa menutup mata si kecil dan membiarkan anak mencium aroma dari benda yang dipegangnya.
Bermain balok
Permainan ini bisa mengasah kemampuan sensorik anak balita karena si kecil belajar untuk menggenggam balok, menyusunnya, dan membuat bentuk lain.
Tidak hanya itu, warna balok yang beragam mengasah perkembangan kognitif dan panca indra anak.
Hal ini juga bisa membuat si kecil bisa mulai belajar membedakan warna yang ada di depannya. Tentu, ini akan meningkatkan sensorik anak balita.
Belajar memakai sepatu sendiri
Anak usia 4—5 tahun sudah ingin mandiri dengan melakukan beberapa hal sendiri, misalnya makan, minum, menyimpan pakaian, atau memakai pakaian.
Anda bisa melatih sensorik anak balita dengan mengajaknya belajar memakai sepatu sendiri, tanpa posisi terbalik.
Tidak jarang, ketika si Kecil memakai sepatu atau sandal, posisinya terbalik, yang di kiri jadi di kanan.
Kegiatan ini merangsang sensorik anak balita untuk mengenal tekstur lain yang ada di sepatu dan melatih kerangka berpikir si kecil.
Perlu diketahui
Perhatikan perkembangan kemampuan sensorik anak balita Anda sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas.
Jika Anda melihat ada beberapa kemampuan yang belum dicapai si kecil atau Anda merasa khawatir, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar