Salah satu momen terindah bagi orangtua adalah melihat anak mulai bisa berbicara, meski hanya satu kata. Biasanya, kata pertama yang cukup jelas akan keluar pada saat anak berusia 1 tahun. Sejak kata pertama itu, kemampuan bicara anak mulai berkembang seiring bertambahnya usia. Namun, ada kondisi yang ternyata membuat anak terlambat bicara.
Berikut penjelasan lengkapnya dari penyebab, dampak, dan cara mengatasinya.
Penyebab anak terlambat bicara
Anak terlambat bicara atau yang juga dikenal dengan istilah speech delay adalah masalah yang cukup umum dalam tahap perkembangan balita.
Terlambat bicara bisa terjadi pada anak yang lahir dengan masalah lidah atau langit-langit mulut, kelainan pada otak, atau gangguan pada indra pendengaran.
Anak akan terdengar gagap atau kesulitan untuk mengucapkan kata-kata dengan cara yang benar serta sulit mengekspresikan diri, ide, atau keinginan.
Sementara itu, keterlambatan kemampuan bahasa anak biasanya terlihat dari terlambatnya memahami makna bunyi dan gerak tubuh.
Berikut beberapa penyebab anak lambat bicara yang perlu Anda ketahui.
1. Anak memiliki masalah dengan lidah atau langit-langit mulut
Penyebab anak terlambat bicara yang paling sering terjadi, yaitu ada masalah dengan struktur mulutnya.
Dalam kasus ini, anak mungkin kesulitan mengontrol otot dan bagian mulutnya ketika bicara.
Bibir, lidah, atau rahangnya tidak bergerak untuk mengeluarkan kata tertentu.
Masalah anak terlambat bicara karena kondisi yang satu ini bisa dibarengi dengan kesulitan motorik oral lain, seperti saat makan atau mengunyah.
2. Gangguan mengendalikan gerakan
Terlambat bicara pada anak bisa disebabkan oleh apraksia. Ini adalah gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan untuk mengendalikan gerakan.
Apraksia terjadi akibat cedera atau kelainan pada lobus parietal di otak. Selain sulit menggerakkan wajah, kaki, dan tangan, anak dengan kondisi ini kerap susah berkomunikasi.
Ini bukan terjadi karena otot di sekitar mulut melemah, melainkan otak mengalami kesulitan untuk mengarahkan dan mengoordinasikan gerakan otot.
Kunci untuk mendeteksi anak susah bicara terkait apraksia adalah mengenali tanda dan gejalanya.
Mengutip dari Mayo Clinic, ada beberapa tanda dan gejala apraksia yang memengaruhi kemampuan bicara anak, yaitu sebagai berikut.
- Saat masih kecil, anak tidak aktif mengoceh atau mengeluarkan suara teriakan, tertawa, dan lain sebagainya.
- Anak terlambat mengucapkan kata pertamanya, yaitu pada usia 12 hingga 18 bulan.
- Anak kesulitan untuk membentuk kalimat sepanjang waktu. Bahkan sulit untuk membalas apa yang diucapkan orang lain.
- Anak susah untuk mengunyah atau menelan.
- Anak sering kali mengulang kata-kata yang diucapkannya atau sebaliknya. Tidak bisa mengulang kata yang sama untuk kedua atau ketiga kalinya, misalnya “buku” menjadi “kuku”.
- Ketika mengucapkan satu kata, akan sangat sulit berpindah ke kata yang lain.
Jika Anda melihat adanya tanda atau gejala sulit bicara tersebut pada anak, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter.
3. Gangguan pendengaran dan infeksi telinga
Terlambat bicara pada anak juga bisa disebabkan adanya masalah pendengaran. Itulah sebabnya ketika anak divonis mengalami keterlambatan bicara, ia harus diuji oleh audiolog.
Ketika anak mengalami masalah pendengaran, ia kesulitan memahami pembicaraan di sekitarnya dan suara dirinya sendiri.
Inilah yang membuat anak sulit memahami dan menguasai kata-kata dan menirukannya dengan lancar.
Selain itu, anak terlambat bicara dapat disebabkan oleh infeksi telinga kronik dan peradangan.
Oleh karena itu, jangan anggap sepele infeksi telinga yang terjadi pada balita, karena dapat menyebabkan anak lambat bicara.
4. Kondisi mulut yang kurang sempurna
Ada beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan si Kecil terlambat bicara, seperti langit-langit mulut sumbing.
Kondisi frenulum yang pendek juga bisa menjadi penyebab anak belum bisa bicara. Frenulum adalah lipatan yang menahan lidah dengan mulut bawah.
Bila menemukan hal ini, dokter anak biasanya akan merujuk pada dokter gigi untuk terapi lebih jauh.
5. Memiliki masalah perkembangan
MCS Mott Children Hospital menjelaskan dalam situs resminya bahwa ada beberapa masalah perkembangan yang menjadi penyebab anak terlambat bicara, seperti:
- cerebral palsy,
- cedera otak traumatis, serta
- kondisi otot yang kurang sempurna
Kondisi di atas memengaruhi kemampuan bicara anak dan membuat anak terlambat bicara. Selain itu, autisme berpengaruh pada komunikasi dan biasanya.
Dalam beberapa kasus, terlambat bicara pada anak bisa menjadi tanda awal autisme.
Namun, perlu dipahami kembali bahwa autisme dan speech delay adalah dua kondisi yang berbeda.
Efek jangka panjang anak terlambat bicara
Ketika anak terlambat bicara, kondisi ini bisa terus memengaruhinya hingga dewasa.
Beberapa dampak jangka panjang jika mengalami gangguan bicara yang tidak mendapatkan perawatan dini antara lain sebagai berikut.
1. Prestasi akademik buruk
Mengutip dari IDAI, terlambat bicara serta kurang keterampilan membaca dan menulis bisa menambah kesulitan belajar.
Pasalnya, keterampilan tersebut adalah kemampuan dasar yang harus dikuasai anak ketika memasuki usia sekolah.
Anak yang mengalami gangguan berbicara akan kesulitan untuk mengikuti kegiatan belajar.
Beberapa hambatannya seperti menjawab pertanyaan, mengungkapkan pendapat atau ide, membaca, atau memahami pembicaraan guru atau teman di kelasnya.
Jika tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik, prestasi anak di sekolah bisa jadi kurang memuaskan.
2. Sulit mendapat pekerjaan yang cocok saat dewasa kelak
Anak-anak yang terlambat dan memiliki gangguan bicara cenderung tidak tertarik untuk sekolah.
Pasalnya, mereka harus berjuang keras untuk mengikuti pelajaran dan berkomunikasi dengan baik.
Kondisi ini sering kali membuat mereka stres dan tertekan sehingga mungkin anak akan memilih putus sekolah. Hal ini terutama terjadi pada mereka dengan kondisi ekonomi sulit.
Saat dewasa, anak dengan pendidikan yang rendah ini akan sulit mencari pekerjaan yang layak.
Bahkan, sulit untuk mempertahankan pekerjaan yang sudah dimiliki karena sulit untuk berkomunikasi.
3. Sulit bersosialisasi dan rentan mengalami masalah kejiwaan
Menjalin hubungan dengan teman sepermainan, anggota keluarga, atau orang lain akan sulit dilakukan anak dengan gangguan berbicara.
Mereka sulit untuk menerima informasi, mengikuti pembicaraan, atau menanggapi candaan orang lain.
Kondisi ini menimbulkan tekanan besar pada anak sehingga ia rentan mengalami fobia sosial (social anxiety disorder).
Fobia sosial adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang cemas berlebihan dan takut berada di tempat umum yang ramai.
Ini juga membuat si Kecil rentan mengalami gangguan perkembangan emosional.
Cara mengatasi anak terlambat bicara
Anak terlambat bicara masih bisa diatasi, tergantung dengan tingkat keparahannya. Anda bisa melatihnya setiap hari di rumah atau menjalani terapi wicara dengan ahli.
Berikut beberapa cara melatih agar anak cepat berbicara.
1. Perhatikan gerak tangan anak
Anak yang berusia 1 tahun sebenarnya telah mengerti banyak kata, hanya saja mereka belum bisa mengatakannya pada Anda.
Oleh karena itu, Anda bisa meningkatkan kemampuan bahasa si Kecil dengan memperhatikan gerak-geriknya dan menarik kesimpulan darinya.
Sebagai contoh, saat anak Anda melambaikan tangan, Anda bisa mengatakan, “Dadah, adik!” atau, saat mereka menunjuk sebuah benda, Anda bisa mengatakan, “Adik mau mainan? yang mana? oh yang merah ini ya?”.
2. Gunakan kosakata yang sebenarnya
Mengingat kemampuan berbicaranya masih terbatas, anak cenderung menyebut sebuah objek yang dilihatnya dengan kosakata mereka sendiri.
Hal tersebut dilakukan sesuai dengan kemampuan pengucapannya. Ini sering dikenal dengan baby talk alias bahasa bayi.
Namun, sebagai orangtua, Anda perlu menggunakan kata yang sebenarnya, bukan ikut-ikutan pakai bahasa bayi.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu memperbanyak kosakata si Kecil dan membantu mereka belajar berbicara.
Sebagai contoh, saat anak Anda menyebut makan dengan “mamam”, Anda bisa menanggapinya dengan, “Oh, Adik mau makan.”
Hal ini juga berlaku saat si Kecil menyebut mobil dengan “obim”, Anda bisa menanggapi dengan, “Iya, ada mobil, ya?”
3. Sering bercerita dan bertanya pada anak
Cara melatih anak terlambat bicara agar lebih aktif bicara adalah dengan sering bercerita.
Ajak ia bicara tentang apa pun yang Anda alami hari itu atau membacakan buku cerita yang disukainya.
Setelah membacakan buku, tanyakan pada si Kecil tentang perasaannya setelah membaca buku itu atau pendapat tentang tokoh yang ada di cerita.
Sering bertanya juga bisa menjadi cara efektif untuk memancing si Kecil lebih banyak bicara. Ketika berjalan di sekitar rumah, tunjuk atau peragakan suara benda yang ada di sana.
Saat bertanya, tidak perlu terburu-buru menunggu jawaban si Kecil. Biarkan ia berpikir dan memilih kata yang tepat.
Bila ia terlihat ragu-ragu atau salah ucap, ungkapkan jawaban yang benar tanpa menggurui.
4. Selalu respon ucapan anak
Jika ingin meningkatkan kemampuan bicara anak, Anda perlu memberikan respons untuk setiap kata yang anak Anda ucapkan.
Tidak perlu mengoreksi setiap kata yang anak Anda ucapkan. Jika ada yang salah, Anda hanya perlu merespons setiap ucapan anak Anda.
Sebagai contoh saat anak mengucapkan “Da…da…”, Anda bisa meresponsnya dengan, “Ayah mau pergi… dadah, Ayah!”
5. Kurangi frekuensi menatap layar
Komunikasi yang efektif untuk anak adalah dua arah, dan gadget tidak memfasilitasi hal tersebut.
The American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk anak usia 2 tahun ke atas, pemakaian gadget atau gawai hanya 2 jam sehari.
Hal ini karena gadget bukan permainan interaktif yang membuat anak aktif bicara.
Gawai juga tidak responsif terhadap perkembangan bicara anak dan bisa menjadi penyebab anak lambat bicara. Terlalu lama main gadget bisa membuatnya kecanduan.
6. Terapi untuk infeksi pendengaran
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa terlambat bicara bisa dipengaruhi oleh infeksi pendengaran.
Ketika anak mengalami infeksi pendengaran, dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi.
Dalam rentang waktu pengobatan, dokter akan meminta untuk berkonsultasi secara rutin untuk memastikan infeksi sudah sembuh.
7. Berkonsultasi dengan dokter
Ketika Anda mendeteksi si Kecil mengalami terlambat bicara, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter.
Umumnya, dokter akan melakukan tes pendengaran terlebih dahulu. Bila anak Anda membutuhkan bantuan ahli, maka dokter akan merujuk ke terapis wicara.
Bila memang terlambat bicara karena bibir sumbing, sangat mungkin perlu melakukan terapi wicara.
Nantinya cara terapi anak terlambat bicara satu ini dilakukan guna melatih atau mengajarkan si Kecil cara mengucapkan kata-kata, suara, dan memperkuat otot wajah juga mulutnya.
Itulah beberapa penyebab, dampak, hingga cara mengatasi anak yang terlambat bicara.
Bila bayi tidak mengeluarkan suara, bergumam, atau berceloteh di usia 2 bulan, itu adalah tanda awal dari anak terlambat bicara.
Lalu jika anak 2 tahun belum bisa bicara, memiliki kurang dari 25 kata, dan tidak mulai menggabungkan dua kata, maka kondisi ini juga perlu diwaspadai sebagai tanda lambat bicara.
Ciri anak speech delay lainnya, yaitu pada usia 3 tahun, kosakatanya kurang dari 200 kata serta belum bisa menyebut nama sendiri atau teman.
Bila si Kecil mengalami tanda-tanda di atas, kemungkinan ia mengalami terlambat bicara dan memerlukan konsultasi kepada dokter anak guna mendapat evaluasi lebih lanjut.
Kesimpulan
- Terlambat bicara merupakan kondisi umum yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti masalah struktur mulut, gangguan neurologis, gangguan pendengaran, serta keterlambatan perkembangan.
- Jika tidak ditangani dengan baik, keterlambatan bicara dapat berdampak jangka panjang, seperti prestasi akademik yang buruk, kesulitan dalam pekerjaan, dan hambatan sosial serta emosional.
- Namun, keterlambatan bicara ini masih dapat diatasi dengan berbagai cara, termasuk stimulasi dari orangtua, penggunaan kosakata yang benar, serta terapi wicara jika diperlukan.
[embed-health-tool-vaccination-tool]