Overdosis obat dapat terjadi tiba-tiba, yakni ketika sejumlah besar dosis obat diambil dalam satu waktu. Kondisi ini juga dapat terjadi secara bertahap saat zat perlahan menumpuk dalam tubuh untuk jangka waktu yang lama. Overdosis obat adalah kondisi gawat darurat medis. Maka dari itu, pertolongan pertama overdosis obat sangat diperlukan. Apa saja cara mengatasi overdosis obat yang dapat di lakukan? Berikut pembahasannya.
Apa yang dimaksud dengan overdosis obat?
Overdosis adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang mengonsumsi satu atau beberapa obat dalam jumlah berlebih hingga bisa menjadi racun di dalam tubuh.
Zat racun tersebut kemudian akan memengaruhi kemampuan otak dan tubuh, sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.
Overdosis obat bisa disengaja atau tidak. Hal ini dapat terjadi melalui penyalahgunaan obat-obatan terlarang, termasuk alkohol, agar mabuk dan teler.
Kondisi ini juga bisa terjadi ketika seseorang mengonsumsi obat lebih dari takaran dosis yang direkomendasikan, baik obat resep, nonresep, dan bahkan produk herbal.
Akibatnya, tubuh tidak sempat mengeluarkan kelebihan obat untuk menghindari efek samping yang berbahaya.
Dilansir dari American Addiction Centers, berikut adalah beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami overdosis obat.
- Kemampuan toleransi tubuh yang rendah terhadap obat.
- Cara tertentu penggunaan obat. Misalnya, injeksi intravena diduga bisa meningkatkan risiko overdosis obat.
- Gangguan kesehatan mental, seperti depresi atau post-traumatic stress disorder (PTSD).
- Efek penggunaan zat-zat terlarang.
- Penggunaan obat-obatan tertentu secara bersamaan, sehingga terjadi interaksi atau efek samping obat.
- Kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung, yang bisa memperparah kodisi overdosis.
- Pengguaan obat yang tidak sesuai dengan anjuran dokter atau aturan pemakaian obat.
Langkah pertolongan pertama pada overdosis obat
Beberapa cara mengatasi overdosis obat perlu dilakukan sebagai pertolongan pertama pada orang yang mengalami overdosis, yaitu sebagai berikut.
1. Segera cari pertolongan medis
Segera hubungi gawat darurat (118/119), terutama jika orang tersebut telah menunjukan gejala berikut.
- Pingsan atau tak sadarkan diri.
- Berhenti bernapas.
Jika Anda tidak bisa mendapatkan respons dari seseorang yang sedang tidak sadarkan diri, jangan menganggap mereka sedang tidur.
Tidak semua overdosis terjadi dengan cepat dan terkadang dapat memakan waktu berjam-jam hingga ia kehilangan nyawa.
Tindakan yang diambil secepat mungkin di waktu-waktu kritis bisa menyelamatkan nyawanya.
Jika korban sadar, kadang pasien mungkin terlihat paranoid, bingung, gusar, dan gelisah. Minta keluarga atau teman untuk menenangkan dirinya.
Pertimbangkan untuk menghubungi polisi jika keselamatan pasien atau orang di sekitarnya terancam.
2. Jika ia tidak sadar dan tidak bernapas, mulai CPR
Personil gawat darurat yang berbicara pada dengan Anda di telepon dapat memandu Anda untuk melakukannya sampai bantuan tiba. Atau, pelajari sendiri langkah-langkah melakukan CPR.
3. Jika orang tersebut tidak sadar tapi bernapas
Baringkan ia di sisi tubuhnya. Pastikan bahwa jalan napas tetap terbuka dengan memiringkan kepala ke belakang dan mengangkat dagu. Posisi ini juga dapat mencegah orang tersebut tersedak jika mengalami muntah.
Beberapa obat dapat mengakibatkan pemanasan tubuh serius. Jika ini ada, lepaskan pakaian yang tidak perlu untuk memungkinkan udara mencapai permukaan kulit untuk menstabilkan temperatur tubuhnya.
Periksa pernapasan dan pantau kondisi mereka sampai bantuan tiba. Jangan coba untuk memaksakan muntah atau memberikan makan/minum.
4. Cari tahu obat penyebab overdosis
Jika orang tersebut sadar, tanyakan apa yang ia konsumsi, seberapa banyak, kapan terakhir kali ia meminumnya, dan bagaimana ia mengonsumsinya (ditelan, dihirup, atau disuntikkan).
Jika korban tidak sadar, periksa sekelilingnya. Kumpulkan botol, plastik, jarum, atau suntikan yang Anda temukan dalam satu kantong plastik.
Jika ada muntahan, ambil sedikit sampelnya. Ini bertujuan sebagai bukti untuk diberikan pada personil gawat darurat yang menanganinya dan dianalisis lebih jauh.
5. Tetap dampingi korban selama menunggu pertolongan medis
Jangan tinggalkan korban sendirian hingga bantuan tiba. Sebab, seseorang yang overdosis bisa kehilangan kesadaran dan kembali sadar secara tiba-tiba.
Dengan terus mendampingi korban, Anda bisa lebih mudah mengetahui perkembangan kondisi yang terjadi. Anda pun bisa menjelaskan tentang kondisi tersebut dengan lebih jelas dan lengkap kepada tenaga medis.
Hal ini bisa membantu mempercepat proses pemeriksaan, sehingga pengobatan yang tepat bisa segera dilakukan.
Kapan harus ke dokter?
Overdosis merupakan kondisi gawat darurat yang perlu segera mendapat penanganan secara medis.
Oleh karena itu, segera hubungi dokter atau pergi ke unit gawat darurat (UGD) di rumah sakit terdekat.
Overdosis bisa menimbulkan beberapa efek samping pada tubuh. Bahkan jika terjadi cukup parah, kondisi ini bisa menyebabkan kematian.
Mengetahui tanda dan gejala overdosis dan tindakan yang tepat bisa membantu Anda menghindari efek yang fatal.
Seseorang tidak perlu untuk memiliki semua tanda atau gejalanya untuk digolongkan sebagai overdosis. Hanya menunjukkan satu-dua gejala sudah cukup menunjukan kondisi overdosis.
Kesimpulan
Bila berminat, Anda juga bisa menjalani pelatihan khusus terkait pemberian pertolongan pertama, termasuk pertolongan pertama overdosis obat.
Pertimbangkan untuk mengikuti kursus pertolongan pertama, sehingga Anda akan dapat mengetahui pasti apa yang harus dilakukan jika seseorang terluka atau sakit.
- Pelatihan Pertolongan Pertama (PP) PMI DKI Jakarta: (021) 3906666
- Emergency First Aid Course (EFAC) BSMI Jakarta: (021) 29373477
Beberapa pengetahuan dasar pertolongan pertama bisa memberikan perbedaan besar antara hidup dan mati dalam keadaan darurat.
[embed-health-tool-bmi]