Doxazosin adalah obat untuk mengatasi gejala pembesaran prostat jinak dan hipertensi. Obat ini tergolong keras sehingga harus didapat menggunakan resep dokter.
Golongan obat: obat untuk hipertrofi prostat dan antihipertensi.
Merek dagang doxazosin: Tensidox, Doxazosin Mesilate, Tensidox-2, dan Cardura.
Apa itu doxazosin?
Doxazosin (doksazosin) adalah obat untuk mengendalikan gejala pembesaran prostat jinak (benign prostatic hyperplasia) yang mengalami masalah buang air kecil, seperti:
- aliran urine lemah,
- buang air tidak tuntas,
- penis nyeri, dan
- urine sulit keluar.
Selain itu, obat ini digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Doksazosin tergolong sebagai obat alpha-blockers yang bekerja dengan cara melemaskan otot prostat dan leher kandung kemih, sehingga mempermudah buang air kecil.
Sebagai penurun tekanan darah, obat ini bekerja dengan cara mencegah kakunya otot pembuluh darah akibat senyawa norepinefrin.
Ringkasan
Dosis dan sediaan doxazosin
Mengutip situs Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), doksazosin di Indonesia tersedia dalam bentuk tablet minum 1 mg dan 2 mg.
Berikut dosis obat yang diberikan berdasarkan masalah kesehatan yang timbul.
Pembesaran prostat jinak
Sebagai dosis awal, berikan obat masalah prostat ini sebanyak 1 mg per hari pada pagi atau sore hari.
Dokter bisa menggandakan dosis dalam sehari pada 1 – 2 minggu, bergantung pada respons tubuh.
Dosis pemeliharaan sebanyak 2 – 4 mg setiap hari. Dosis maksimal sebanyak 8 mg setiap hari.
Hipertensi
Sebagai dosis awal, berikan sebanyak 1 mg sekali sehari pada pagi atau sore hari. Dosis mungkin bisa digandakan pada 1 – 2 minggu, tergantung respons tubuh.
Untuk dosis pemeliharaan, dokter mungkin memberikan dosis doxazosin hingga 4 mg sekali sehari. Dosis maksimal sebanyak 16 mg sekali sehari.
Aturan pakai doxazosin
Doksazosin bisa dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Sebaiknya, minum pada waktu yang sama saat pagi atau sore hari.
Telan tablet secara utuh dengan menggunakan air minum. Selalu ikuti dosis yang dianjurkan dokter agar terhindar dari overdosis atau obat tidak bekerja secara efektif.
Efek samping doxazosin
Seperti obat pada umumnya, doksazosin bisa menimbulkan efek samping meskipun tidak semua orang mengalaminya.
Hentikan konsumsi dan segera ke fasilitas kesehatan terdekat bila Anda mengalami efek samping obat berikut.
- Serangan jantung.
- Terasa lemah pada lengan dan betis serta sulit berbicara. Ini bisa menandakan stroke.
- Bengkak pada wajah, tenggorokan, dan lidah, Anda mengalami reaksi alergi terhadap obat ini.
Segera beri tahu dokter bila Anda mengalami gejala berikut.
- Napas pendek, sulit menarik napas.
- Detak jantung meningkat atau berkurang.
- Jantung berdebar.
- Nyeri dada.
- Detak jantung tak normal.
- Timbul penyakit kuning.
- Mudah perdarahan atau lebam.
- Ereksi berjam-jam nonstop dan nyeri (priapismus).
Selain itu, berikut efek samping yang umum dijumpai setelah mengonsumsi doksazosin.
- Pusing, sakit kepala, dan kepala seperti berputar (vertigo).
- Tekanan darah rendah.
- Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, dan jari-jari.
- Batuk, pilek, dan infeksi saluran pernapasan (hidung, tenggorokan, dan paru-paru).
- Hidung meler dan tersumbat disertai bersin-bersin.
- Sakit perut dan mual.
- Infeksi saluran kemih.
- Urine keluar dan tidak bisa dikendalikan.
- Radang kandung kemih (sistitis).
- Mengantuk dan lemas.
- Maag, mulut kering, ulu hati terasa terbakar.
- Gatal-gatal.
- Nyeri punggung dan nyeri otot.
- Gejala seperti flu.
Ketika mulai pengobatan, Anda mungkin merasa pusing atau bahkan pingsan saat berdiri setelah duduk atau berbaring.
Bila mengalami pusing saat ingin berdiri, Anda sebaiknya duduk atau berbaring hingga kondisi lebih stabil.
Peringatan dan perhatian saat pakai doxazosin
Jangan mengonsumsi obat doksazosin bila Anda memiliki kondisi berikut.
- Alergi doxazosin, golongan obat quinazoline, beserta bahan lain yang terkandung.
- Berusia di bawah 18 tahun.
- Pembesaran prostat jinak dan tekanan darah rendah.
- Riwayat hipotensi ortostatik, yakni tekanan darah turun dan pusing saat Anda berdiri sehabis duduk atau berbaring.
- Pembesaran prostat disertai salah satu kondisi berikut: infeksi kandung kemih, batu kandung kemih, batu ginjal, atau penyumbatan kandung kemih.
- Tubuh tidak memproduksi urine, tidak merasakan keinginan untuk buang air kecil, baik tanpa maupun dengan masalah ginjal.
Sebelum konsumsi obat ini, beri tahu dokter bila Anda mempunyai kondisi berikut.
- Penyakit liver.
- Penyakit jantung.
- Operasi katarak.
Sebelum memberi obat ini, dokter mungkin memberikan tes kanker prostat.
Hal ini dikarenakan adanya kemiripan gejala antara kanker prostat dan pembesaran kelenjar prostat jinak.
Apakah obat doxazosin aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Hingga saat ini, belum ada penelitian terkait konsumsi doksazosin pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan bila dokter melihat manfaatnya lebih besar daripada risikonya.
Obat ini juga bisa terserap ke dalam ASI. Jadi, sebaiknya Anda tidak menggunakan obat ini saat menyusui, kecuali jika dokter menganjurkannya.
Interaksi doxazosin dengan obat lain
Penggunaan obat lain bisa memengaruhi cara kerja doxazosin, begitu juga sebaliknya. Beri tahu dokter bila Anda juga sedang menggunakan obat berikut.
- Clarithromycin.
- Ketoconazole.
- Telithromycin.
- Voriconazole.
- Itraconazole.
- Indinavir.
- Nelfinavir.
- Ritonavir.
- Saquinavir.
- Nefazodone.
- Antihistamin.
- Ipratropium.
- Sildenafil.
Doxazosin adalah obat untuk mengatasi masalah buang air kecil pada pembesaran prostat jinak dan menurunkan tekanan darah.
Obat ini harus didapat dengan resep dokter dan tidak dijual bebas.
[embed-health-tool-bmi]