backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Cyclosporine

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 08/06/2022

Cyclosporine

Bagi pasien transplantasi organ dan penyakit autoimun memerlukan obat imunosupresan. Pengobatan mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ baru. Salah satu obat yang digunakan adalah cyclosporine (siklosporin). Seperti apa penggunaan dan efek samping obat ini? Telisik penjelasan selengkapnya dalam ulasan ini. 

Golongan obat: imunosupresan

Merek dagang cyclosporine: Ikervis, Cipol – N, Sandimmun Neoral

Apa itu obat cyclosporine?

Cyclosporine adalah obat golongan imunosupresan. Artinya, obat ini mempunyai kemampuan untuk menekan salah satu atau sejumlah komponen sistem imun tubuh.

Obat ini bekerja dengan cara memperlambat reaksi penolakan sistem kekebalan tubuh terhadap organ transplantasi seperti hati, ginjal, jantung, kornea, pankreas, atau sumsum tulang. 

Tak hanya itu, siklosporin dapat digunakan untuk mengatasi beragam jenis penyakit autoimun, misalnya penyakit Crohn dan ulcerative colitis

Biasanya obat ini digunakan bersamaan dengan obat lain sehingga organ yang baru ditransplantasikan bisa segera berfungsi secara normal. 

Dosis cyclosporine

transplantasi ginjal babi ke manusia

Berdasarkan data BPOM, sediaan siklosporin yang beredar di Indonesia adalah kapsul lunak 50 mg, larutan oral 100 mg, dan tetes mata 0,3 ml.

Pemberian dosis berdasarkan kondisi pasien dapat dibedakan sebagai berikut. 

Mencegah penolakan transplantasi organ

  • Dewasa (injeksi): 5 – 6 mg/kg/BB sekali sehari pemberian lewat infus selama 2 – 6 jam, kemudian dilanjutkan penggunaan obat minum.
  • Dewasa (oral dosis awal): 10 – 15 mg/kg/BB sekali sehari, dosis diberikan 4 – 12 jam sebelum operasi.
  • Dewasa (oral dosis pemeliharaan): 2 – 6 mg/kgBB sekali sehari.

Transplantasi sumsum tulang

  • Dewasa (injeksi dosis awal): 3 – 5 mg/kg/BB per hari, diberikan sehari sebelum operasi transplantasi sumsum tulang.
  • Dewasa (injeksi dosis lanjutan): 3 – 5 mg/kg/BB diberikan selama maksimal 2 minggu.
  • Dewasa (oral dosis pemeliharaan): 12,5 mg/kg/BB per hari diberikan selama 3 – 6 bulan. 

Psoriasis dan dermatitis atopik

  • Dewasa (oral): 2,5 mg/kg/BB sekali sehari. Dosis dapat diturunkan setelah gejala membaik. Dosis maksimal 5 mg/kg/BB per hari, diberikan selama 6 minggu.

Sindrom nefrotik

  • Dewasa (oral): 5 mg/kg/BB per hari dibagi menjadi 2 dosis.
  • Anak-anak (oral): 3 – 6 mg/kg/BB per hari dibagi menjadi 2 dosis.
  • Rheumatoid arthritis

    • Dewasa (oral): 2,5 mg/kg/BB sekali sehari, selama 6 – 8 minggu. Dosis maksimal 4 mg/kg/BB per hari.

    Aturan pakai cyclosporine

    Siklosporin umumnya tersedia sebagai kapsul dan larutan (cair) untuk diminum. Siklosporin biasanya diminum sekali sehari. Penting untuk mengonsumsi siklosporin secara teratur. 

    Ikuti aturan minum obat pada label resep Anda dengan hati-hati. Mintalah dokter atau apoteker Anda untuk menjelaskan bagian yang tidak Anda mengerti. 

    Dokter mungkin akan menyesuaikan dosis siklosporin selama perawatan.

    Jika Anda menggunakan salah satu jenis siklosporin untuk mencegah penolakan transplantasi, dokter mungkin memberikan obat dosis tinggi dan secara bertahap mengurangi dosisnya. 

    Jika Anda menggunakan siklosporin untuk mengobati rheumatoid arthritis atau psoriasis, dokter akan memberi dosis rendah obat dan secara bertahap meningkatkan dosisnya. 

    Dokter juga dapat menurunkan dosis jika Anda mengalami efek samping obat. Beritahu dokter bagaimana respons tubuh Anda selama perawatan.

    Jika Anda menggunakan siklosporin untuk mengobati psoriasis, mungkin perlu 2 minggu atau lebih lama untuk gejala mulai membaik. Perlu 12 – 16 minggu bagi Anda untuk merasakan manfaat penuh dari obat tersebut. 

    Jika Anda menggunakan siklosporin untuk mengobati rheumatoid arthritis, mungkin diperlukan 4 – 8 minggu agar gejala membaik. 

    Terus minum siklosporin bahkan jika Anda merasa sehat. Jangan berhenti minum siklosporin tanpa berbicara dengan dokter. Dokter mungkin menurunkan dosis secara bertahap.

    Penting Anda Ketahui

    • Siklosporin membantu mengendalikan gejala psoriasis dan rheumatoid arthritis, tetapi tidak menyembuhkan kondisi ini. 
    • Anda mungkin mencium bau yang tidak biasa ketika membuka blister kapsul siklosporin. Ini normal dan tidak berarti obat rusak.

    Efek samping cyclosporine

    Seperti obat lainnya, cyclosporine bisa menimbulkan efek samping obat pada beberapa orang.

    Setiap orang dapat mengalami efek samping yang berbeda-beda. Ini bergantung dengan respons tubuh terhadap obat ini. 

    Ada pula beberapa orang yang merasakan efek samping yang tidak disebutkan di bawah ini.

    Efek samping umum

    Siklosporin umum menimbulkan efek samping seperti:

    • sakit kepala,
    • diare,
    • maag,
    • gas,
    • peningkatan pertumbuhan rambut di wajah, lengan, atau punggung,
    • pertumbuhan jaringan ekstra pada gusi, dan
    • jerawat.

    Efek samping serius

    Sementara itu, efek samping serius yang bisa ditimbulkan siklosporin adalah:

    • pendarahan atau memar yang tidak biasa,
    • kulit pucat,
    • menguningnya kulit atau mata (penyakit kuning),
    • kejang,
    • penurunan kesadaran,
    • perubahan perilaku atau suasana hati, dan
    • kesulitan mengendalikan gerakan tubuh.

    Peringatan dan perhatian saat pakai obat cyclosporine

    gejala penyakit autoimun

    Beritahu dokter dan apoteker jika Anda alergi terhadap siklosporin atau bahan tidak aktif apa pun dalam kapsul atau larutan siklosporin.

    Jika Anda menggunakan sirolimus, minumlah 4 jam setelah Anda menggunakan siklosporin. Anda juga perlu memberitahu jika tengah mengonsumsi produk herbal.

    Beritahu dokter juga jika Anda pernah atau pernah mengalami salah satu dari kondisi berikut ini:

    • kolesterol rendah,
    • kadar magnesium rendah dalam darah, k
    • kondisi apa pun yang membuat tubuh Anda sulit menyerap nutrisi, atau
    • penyakit hati.

    Jika Anda sedang hamil atau berencana untuk hamil dan menggunakan salah satu jenis siklosporin, hubungi dokter Anda. 

    Pasalnya, seluruh jenis siklosporin dapat meningkatkan risiko bayi Anda lahir terlalu dini. Anda juga perlu memberitahu dokter jika sedang menyusui atau berencana untuk menyusui.

    Jangan lakukan vaksinasi tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

    Anda harus tahu bahwa siklosporin dapat menyebabkan pertumbuhan jaringan ekstra di gusi Anda. 

    Pastikan untuk menyikat gigi dengan hati-hati dan mengunjungi dokter gigi secara teratur selama perawatan untuk mengurangi risiko terkena efek samping ini.

    Cyclosporine adalah salah satu obat yang harus disimpan pada suhu ruangan.

    Jauhkan obat ini dari paparan matahari langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi dan jangan dibekukan.

    Apakah obat siklosporin aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Mengutip penjelasan FDA, studi in vivo atau pada binatang percobaan pada obat cyclosporine menunjukkan toksisitas reproduksi. 

    Pengaruh itu berupa peningkatan kematian janin sebelum dan sesudah kelahiran, penurunan berat badan janin, dan perlambatan pertumbuhan kerangka janin. 

    Data pada manusia yang terbatas mengungkapkan adanya bukti kelahiran prematur (periode kehamilan 28 – 36 minggu).

    Siklosporin dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan gunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter.

    Interaksi obat cyclosporine dengan obat lain

    nsaid

    Interaksi bersama obat lain dapat meningkatkan risiko efek samping yang berbahaya dan memengaruhi cara kerja obat. 

    Hindari obat-obatan berikut ini selama Anda mengonsumsi siklosporin.

    • Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan bersama dengan methylprednisolone dosis tinggi.
    • Penggunaan bersama simvastatin akan meningkatkan rhabdomyolysis (gangguan jaringan otot). 
    • Penggunaan bersama vaksin hidup seperti vaksin MMR (campak, rubela, dan gondongan) atau vaksin BCG (tuberkulosis) akan menurunkan efektivitas vaksin dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
    • Penggunaan dengan carbamazepine, phenytoin, phenobarbital, isoniazid, atau rifampicin akan menurunkan efektivitas cyclosporine.
    • Penggunaan bersama obat golongan aminoglikosida (antibiotik bakteri) atau obat jenis lain, seperti amphotericin B, ciprofloxacin, methothrexate, kotrimoksazol, colchicine, dan obat anti-inflamasi nonsteroid akan mengganggu fungsi ginjal.
    • Penggunaan dengan diltiazem, doxycycline, ketoconazole, erythromycin, kloramfenikol, verapamil, nicardipine, atau pil kb akan meningkatkan efektivitas cyclosporine
    • Konsumsi dengan jeruk bali (grapefruit) akan meningkatkan kadar cyclosporine di dalam darah.

    Konsultasikan kepada dokter mengenai riwayat penyakit, kondisi kesehatan, dan rencana kehamilan Anda sebelum menjalani pengobatan menggunakan siklosporin.

    Dengan begitu, Anda bisa menghindari efek samping yang tidak diinginkan. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 08/06/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan