Perindopril adalah obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Obat ini tergolong keras sehingga hanya bisa didapat menggunakan resep dokter.
Golongan obat: antihipertensi
Merek dagang perindopril: Bioprexum dan Cadoril
Apa itu perindopril?
Perindopril adalah obat untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Obat ini tergolong kelas obat angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors.
Obat ini mencegah enzim agar tidak memproduksi angiotensin, yakni zat yang bisa mempersempit pembuluh darah dan memicu hormon peningkat tekanan darah.
Jadi, perindopril bekerja dengan cara memperlebar pembuluh darah sehingga jantung bisa memompa darah dengan baik.
Selain mengobati hipertensi, perindopril digunakan untuk mengobati gagal jantung dan mengurangi risiko serangan jantung pada pasien penyakit jantung koroner.
Dosis perindopril
Di Indonesia, ada dua jenis obat, yaitu perindopril arginine dan perindopril erbumine atau ert-butylamine.
Meski begitu, perindopril arginine lebih banyak dijumpai, baik sebagai obat tunggal maupun kombinasi dengan kandungan lainnya, seperti amlodipine, indapamide, dan bisoprolol.
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan tablet salut selaput.
Perindopril arginine dan perindopril erbumine memiliki cara kerja yang sama, tetapi bisa memengaruhi jumlah dosis yang diberikan.
Konsentrasi perindopril arginine sebesar 5 mg dan 10 mg.
Mengetahui dosis yang tepat penting untuk mencegah overdosis atau dosis tidak mencukupi.
Berikut dosis perindopril arginine berdasarkan masalah kesehatan yang timbul.
Hipertensi
Berikan 5 mg sekali sehari sebagai dosis awal atau dosis pemeliharaan.
Setelah sebulan, dosis bisa ditingkatkan menjadi 10 mg sekali sehari jika diperlukan.
Dosis maksimal adalah 10 mg sehari, yang direkomendasikan untuk tekanan darah tinggi.
Gagal jantung
Dosis awal sebesar 2,5 mg sekali sehari. Setelah 2 minggu, dosis bisa meningkat menjadi 5 mg sekali sehari.
Dosis 5 mg sekali sehari merupakan dosis maksimum untuk gagal jantung.
Penyakit jantung koroner stabil
Berikan dosis awal sebesar 5 mg sekali sehari. Setelah 2 minggu, dosis bisa ditingkatkan menjadi 10 mg sekali sehari.
Dosis tersebut juga merupakan dosis maksimal untuk pasien jantung koroner stabil.
Ringkasan
Perindopril adalah obat untuk menurunkan tekanan darah, mengobati gagal jantung, dan menurunkan risiko serangan jantung. Di Indonesia, jenis perindopril arginine lebih banyak ditemukan daripada perindopril erbumine.
Aturan pakai perindopril
Selalu ikuti arahan dari dokter. Minumlah tablet obat dengan segelas air.
Sebaiknya, konsumsi pada waktu yang sama dalam setiap hari. Minumlah obat pada pagi hari sebelum makan.
Efek samping perindopril
Layaknya obat-obatan pada umumnya, obat ini bisa memicu efek samping meskipun tidak semua orang mengalaminya.
Segera hentikan konsumsi obat bila Anda mengalami kondisi berikut.
- Reaksi alergi, seperti sulit bernapas dan pembengkakan pada wajah, bibir, mulut, lidah, serta tenggorokan.
- Pusing parah atau pingsan akibat tekanan darah turun drastis.
- Detak jantung cepat atau tak wajar, nyeri dada, atau serangan jantung.
- Gejala stroke, seperti lengan dan betis lemah serta sulit berbicara.
- Mengi tiba-tiba, napas pendek, atau sulit bernapas.
- Gejala radang pankreas, seperti sakit perut dan punggung hebat dan diikuti dengan rasa meriang.
- Eritema multiforme, ditandai dengan ruam kulit meluas di bagian wajah, lengan, atau betis.
- Sakit kuning.
Berikut efek samping yang umum dijumpai.
- Pusing.
- Sakit kepala.
- Vertigo.
- Kesemutan dan kebas.
- Gangguan penglihatan.
- Telinga berdenging.
- Batuk.
- Napas pendek.
- Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, sakit perut, perubahan rasa makanan, maag, diare, atau sembelit.
- Reaksi alergi, seperti kulit ruam dan gatal.
- Kram perut.
- Tubuh terasa lemah.
Peringatan dan perhatian saat pakai perindopril
Jangan konsumsi obat ini bila Anda memiliki kondisi berikut.
- Alergi perindopril, obat ACE inhibitor lainnya, atau kandungan lain yang ada pada obat ini.
- Riwayat mengi, pembengkakan pada wajah, lidah, atau tenggorokan, gatal hebat, atau ruam parah pada kulit setelah mengonsumsi obat ACE inhibitor lainnya.
- Hamil lebih dari 3 bulan (sebaiknya hindari konsumsi obat ini pada awal kehamilan).
- Diabetes atau masalah ginjal dan mendapatkan pengobatan untuk menurunkan tekanan darah menggunakan aliskiren.
- Menjalani cuci darah.
- Stenosis ginjal, yaitu saat aliran darah ke ginjal berkurang.
Sebelum mengonsumsi obat ini, beri tahu dokter bila Anda memiliki kondisi berikut.
- Stenosis aorta, yaitu penyempitan pembuluh darah utama yang mengarah ke jantung.
- Kardiopati hipertrofik atau penyakit otot jantung.
- Stenosis arteri ginjal atau penyempitan pembuluh darah arteri ke ginjal.
- Penyakit jantung lainnya.
- Masalah ginjal atau sedang cuci darah.
- Aldosteronisme primer.
- Diabetes.
- Mengurangi asupan garam atau mengonsumsi pengganti garam yang tinggi kalium.
- Menjalani pembiusan dan/atau operasi besar.
- Penyakit pada jaringan ikat, seperti eritematosus lupus sistemik atau skleroderma.
- Menjalani pembuangan kolesterol di dalam darah.
- Akan menjalani terapi desensitisasi untuk mengurangi efek alergi akibat lebah atau tawon.
- Baru saja diare, dehidrasi, atau muntah.
- Intoleransi beberapa jenis gula.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Jangan gunakan obat ini melewati tanggal kedaluwarsa.
Apakah obat perindopril aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Beri tahu dokter bila Anda sedang hamil atau berencana hamil.
Dokter biasanya akan menghentikan pengobatan sebelum Anda menjalani program hamil atau sesaat setelah mengetahui bila Anda hamil.
Dokter akan memberikan obat hipertensi lainnya selain perindopril.
Obat ini tidak direkomendasikan untuk kehamilan awal dan tidak boleh dikonsumsi saat usia kehamilan lebih dari 3 bulan.
Hal ini bisa membahayakan bayi bila Anda mengonsumsinya setelah 3 bulan kehamilan.
Beri tahu dokter bila Anda sedang menyusui atau berencana menyusui. Obat ini tidak direkomendasi untuk ibu menyusui.
Dokter akan memilih obat lain untuk menggantikan obat ini, terutama bila bayi baru lahir atau lahir prematur.
Interaksi perindopril dengan obat lain
Berikut macam-macam obat yang memengaruhi kinerja perindopril.
- Aliskiren.
- Obat diuretik.
- Obat yang berada pada kelas angiotensin II receptor blockers.
- Suplemen kalium.
- Triamterene.
- Amiloride.
- Heparin.
- Trimethoprim.
- Sulfamethoxazole.
- Eplerenone.
- Spironolactone.
- Lithium.
- Ibuprofen.
- Acetylsalicylic acid.
- Insulin.
- Metformin.
- Obat antidepresan.
- Obat antipsikotik.
- Ciclosporin.
- Tacrolimus.
- Estramustine.
- Racecadotril.
- Sirolimus.
- Everolimus.
- Temsirolimus.
- Sacubitril.
- Valsartan.
- Allopurinol.
- Procainamide.
- Obat vasodilator, seperti nitrat.
- Ephedrine.
- Noradrenalin.
- Adrenalin.
- Garam emas intravena untuk mengobati artritis reumatoid.
Perindopril adalah obat untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Obat ini tergolong keras sehingga hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
[embed-health-tool-bmi]