Bagaimana hipertensi emergensi bisa menyebabkan kerusakan organ?
Tekanan darah yang sangat tinggi dapat mengganggu aliran darah di dalam pembuluh darah. Bila proses aliran darah terganggu, sel-sel endotel yang berperan untuk melebarkan dan menyempitkan pembuluh darah menjadi terganggu.
Ketika endotel terpengaruh, struktur dinding pembuluh darah akan mengalami kerusakan sehingga rentan menimbulkan peradangan. Bila ini terjadi, pembuluh darah bisa bocor dan cairan atau darah di dalamnya bisa keluar.
Akibatnya, jantung tidak dapat memompa darah secara efektif dan suplai nutrisi ke organ-organ penting lainnya menjadi terbatas. Pada kondisi ini, fungsi organ tubuh menjadi terganggu sehingga mengalami kerusakan.
Bagaimana dokter mendiagnosis krisis hipertensi?

Untuk mendiagnosis krisis hipertensi, baik emergensi dan urgensi, hal pertama yang dilakukan dokter, yaitu mengukur tekanan darah. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Anda tergolong mengalami krisis hipertensi bila memiliki tekanan darah mencapai 180/120 mmHg atau lebih.
Namun, untuk memastikannya, cek tekanan darah mungkin akan dilakukan beberapa kali. Jika hasilnya masih sama atau di atas angka tersebut, Anda harus benar-benar mendapat perawatan medis darurat.
Selain mengukur tekanan darah, ada beberapa tes lainnya yang mungkin akan Anda lakukan untuk memastikan apakah krisis hipertensi Anda tergolong emergensi dan sudah mengalami kerusakan organ. Beberapa tes yang mungkin dilakukan, seperti:
- Elektrokardiogram (EKG).
- Urinalisis.
- CT Scan.
- Tes darah.
Bagaimana hipertensi emergensi dan urgensi diobati?
Pasien krisis hipertensi, baik emergensi maupun urgensi, mengalami kenaikan tekanan darah yang cukup drastis. Namun, krisis hipertensi emergensi dan urgensi ditangani dengan cara yang sedikit berbeda.
Pengobatan hipertensi urgensi
Pasien hipertensi urgensi biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang jelas, serta tidak mengalami kerusakan organ tubuh. Maka itu, pasien krisis jenis ini tidak memerlukan penanganan medis darurat.
Belum ada bukti yang menunjukkan apabila pasien hipertensi urgensi memiliki peluang lebih besar untuk sembuh dengan ditangani secara darurat. Justru, terlalu cepat menangani hipertensi yang tidak disertai dengan gejala berpotensi menyebabkan efek samping.
Dikutip dari Cardiology Secrets, terlalu cepat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi tanpa gejala dapat berisiko menyebabkan masalah kesehatan, seperti iskemik dan infark pada jantung. Oleh karena itu, pasien hipertensi urgensi sebaiknya ditangani secara bertahap, dengan menurunkan tekanan darah perlahan selama 24-48 jam.
Dalam kebanyakan kasus, pasien hipertensi urgensi hanya perlu menjalani rawat jalan, tidak perlu sampai rawat inap di rumah sakit.
Pengobatan hipertensi emergensi
Jenis krisis hipertensi emergensi berpotensi membahayakan nyawa, sehingga penderitanya harus segera mendapatkan penanganan intensif di rumah sakit.
Berbeda dengan hipertensi urgensi, pasien hipertensi emergensi harus diinapkan di rumah sakit dan menerima pengobatan melalui infus. Penurunan tekanan darah juga dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu beberapa jam. Tekanan darah yang turun terlalu cepat dalam 24 jam meningkatkan risiko pendarahan pada otak, bahkan kematian.
Berikut adalah jenis obat-obatan yang biasanya diberikan oleh tim medis untuk menangani pasien hipertensi emergensi, tergantung pada organ tubuh apa yang mengalami kerusakan serta masalah kesehatan yang dialami akibat hipertensi darurat ini:
1. Diseksi aorta akut
Apabila krisis hipertensi ini menyebabkan terjadinya diseksi aorta akut, pasien akan diberikan obat esmolol melalui infus. Obat ini akan menurunkan tekanan darah secara cepat. Rata-rata pasien dengan diseksi aorta akut harus segera diturunkan tekanan darahnya dalam jangka waktu 5-10 menit.
Jika tekanan darah masih tinggi setelah pemberian esmolol, dokter akan menambahkan obat vasodilator jenis nitroglycerin atau nitroprusside.
2. Edema paru akut
Pasien dengan edema paru akut akan ditangani dengan nitroglycerin, clevidipine, atau nitroprusside. Dengan pemberian obat-obatan tersebut, tekanan darah pasien diperkirakan akan kembali normal dalam jangka waktu 24-48 jam.
3. Infark miokard atau angina pektoris
Jika tekanan darah tinggi emergensi mengakibatkan terjadinya infark miokard (serangan jantung) atau angina pektoris, pasien akan diberikan esmolol. Dalam beberapa kasus, esmolol juga akan dikombinasikan dengan nitroglycerin.
Target tekanan darah setelah diberikan obat ini adalah di bawah 140/90 mmHg, dan pasien dapat dipulangkan apabila tekanan darah berada di bawah 130/80 mmHg.
4. Gagal ginjal akut
Hipertensi emergensi yang disertai dengan gagal ginjal akut dapat ditangani dengan clevidipine, fenoldopam, dan nicardipine. Menurut studi dari Annals of Translational Medicine, dari 104 pasien yang ditangani dengan nicardipine, sekitar 92% mengalami penurunan tekanan darah yang signifikan dalam 30 menit.
5. Preeklampsia dan eklampsia
Untuk ibu hamil yang mengalami preeklampsia dan eklampsia, dokter akan memberikan hydralazine, labetalol, dan nicardipine. Obat-obatan antihipertensi lainnya, seperti angiotensin-converting enzyme inhibitors, angiotensin receptor blockers, direct renin inhibitors, dan sodium nitroprusside sebaiknya dihindari.
6. Hipertensi pascaoperasi
Jika hipertensi emergensi terjadi setelah pasien menjalani prosedur operasi, dokter akan memberikan infus clevidipine, esmolol, nitroglycerin, atau nicardipine.
7. Tumor pada kelenjar adrenal atau penggunaan obat-obatan terlarang
Apabila hipertensi berkaitan dengan adanya tumor pada kelenjar adrenal (pheochromocytoma) atau akibat konsumsi obat-obatan terlarang, seperti kokain dan amphetamine, dokter akan memberikan infus clevidipine, nicardipine, atau phentolamine.
Apa saja perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis hipertensi?
Di samping pengobatan medis, Anda juga harus melakukan perubahan gaya hidup dan pola makan. Hal ini penting untuk mencegah hipertensi emergensi dan urgensi kembali terjadi pada lain waktu.
Beberapa perubahan gaya hidup positif yang bisa Anda lakukan untuk membantu menurunkan tekanan darah tinggi, seperti diet hipertensi dengan mengurangi asupan garam, olahraga teratur, dan lainnya. Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Panduan Menjalani Diet DASH untuk Penderita Hipertensi
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar