Akathisia adalah suatu gejala yang ditimbulkan akibat efek samping dari obat-obatan tertentu yang menyebabkan dorongan tak terkendali untuk menggerakkan kaki. Sering terjadi setelah seseorang mulai pengobatan baru. Apa yang penyebabnya? Berikut penjelasannya.
Apa itu akathisia?
Akathisia adalah gejala yang ditimbulkan akibat efek samping obat yang mengakibatkan perasaan gelisah dan tidak bisa diam, sehingga mendorong Anda untuk selalu bergerak, terutama kaki Anda. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani akathemi, yang artinya tidak pernah duduk.
Akathisia bukanlah suatu kondisi tersendiri, melainkan efek samping dari obat antipsikotik generasi lama yang digunakan untuk mengobati kondisi kesehatan mental seperti gangguan bipolar dan skizofrenia. Namun, efek samping ini juga bisa terjadi pada obat antipsikotik generasi baru.
Antara 20 dan 75 persen orang yang mengonsumsi obat ini akan mengalami efek samping, terutama dalam beberapa minggu pertama setelah mulai pengobatan.
Akathisia dibagi menjadi tiga jenis, berdasarkan waktu munculnya efek samping, yaitu:
- Akathisia akut berkembang segera setelah obat antipsikotik mulai diminum, dan berlangsung selama kurang dari enam bulan.
- Akathisia kronis berlangsung lebih lama dari enam bulan.
- Akordia tardif berkembang beberapa bulan atau tahun seletah mengonsumsi obat antipsikotik.
Apa saja tanda seseorang mengalami akathisia?
Orang dengan akathisia merasakan dorongan yang tak terkendali untuk bergerak dan muncul rasa gelisah. Umumnya, orang yang mengalami efek samping ini akan menimbulkan salah satu atau semua gejala berikut ini:
- Gelisah dan panik
- Tidak sabar
- Mudah marah
Untuk meringankan rasa gelisah dan bergerak yang tidak terkendali, biasanya orang tersebut akan melakukan gerakan berulang seperti:
- Mengayun-ayunkan tangan dan seluruh tubuh, baik sambil berdiri atau duduk.
- Memindahkan beban badan dari satu kaki ke kaki lainnya (ketika berdiri).
- Berjalan di tempat.
- Mondar-mandir.
- Menyeret kaki sambil berjalan.
- Mengangkat lutut seperti sedang baris-berbaris.
- Mengulurkan kaki atau mengayunkan kaki sambil duduk.
Penting bagi orang yang mengalami efek samping ini untuk mendapatkan pertolongan medis saat mulai menunjukkan gejalanya. Dokter dapat dengan mudah menyesuaikan pengobatan untuk meringankan efek samping ini, sambil tetap merawat kondisi pemberian obat sebelumnya.
Apa yang menyebabkan akathisia terjadi?
Akathisia adalah efek samping obat antipsikotik generasi lama untuk mengobati skizofrenia, gangguan bipolar, dan depresi berat. Obat-obatan ini meliputi chlorpromazine (Thorazine), flupentixol (Fluanxol), fluphenazine (Prolixin), haloperidol (Haldol), loxapine (Loxitane), molindone (Moban), perphenazine (trilafon), pimozide (Orap), prochlorperazine (Compro, Compazine), thioridazine (Mellaril), tiotixene (Navane), dan trifluoperazine (Stelazine).
Selain itu, obat-obatan lain yang disebut dengan antipsikotik atipikal (tidak spesifik), yang merupakan obat antipsikotik generasi baru yang mungkin juga menimbulkan efek samping yang sama. Obat-obatan ini termasuk olanzapine, risperidone, lurasidone, ziprasidone, quetiapine, dan paliperidone.
Namun, dokter belum bisa memastikan mengapa efek samping ini bisa terjadi. Beberapa dokter berasumsi bahwa efek samping ini terjadi karena obat antipsikotik memblokir reseptor otak yang sensitif terhadap dopamin. Dopamin merupakan neurotransmiter (zat kimia otak) penting yang berfungsi sebagai pengantar pesan atau rangsangan antar saraf, dan sebagai hormon, yang membantu mengendalikan gerakan. Namun, neurotransmiter lainnya termasuk asetilkolin, serotonin, dan GABA mungkin juga berperan dalam efek samping ini.
Selain obat antipsikotik, beberapa obat lain yang juga dapat menyebabkan akathisia yaitu:
- Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)
- Penghambat saluran kalsium
- Obat penenang sebelum operasi
- Obat mual
- Obat pusing dan vertigo
Faktor risiko dari akathisia
Tidak semua orang yang akan mengalami efek samping ini. Namun, beberapa orang bisa berisiko tinggi mengalami efek samping ini jika:
- Memakai dosis yang lebih tinggi dari obat antipsikotik generasi lama.
- Dosis obat yang Anda konsumsi tinggi.
- Orang dewasa setengah baya atau lebih tua.
- Menaikkan dosis obat sangat tiba-tiba.
- Orang dengan kondisi medis tertentu termasuk cedera otak traumatis (TBI), penyakit Parkinson, atau ensefalitis (radang otak).
Bagaimana cara mengatasi akathisia?
Langkah pertama dalam mengatasinya adalah mengevaluasi ulang obat yang menyebabkan akatisia. Selain itu, dokter mungkin meresepkan obat tambahan seperti obat antiviral, benzodiazepin (obat penenang), obat tekanan darah, dan obat antikolinergik.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin B6 dapat membantu meredakan efek samping ini. Dalam satu penelitian, dosis tinggi vitamin B6 diuji bersamaan dengan antidepresan dan plasebo. Hasilnya menunjukkan bahwa vitamin B6 memperbaiki gejala lebih baik daripada plasebo. Antidepresan dan mianserin juga bisa memperbaiki gejala.
Orang yang membutuhkan obat antipsikotik biasanya menerima dosis rendah pada awalnya dan akan ditambah pelan-pelan. Meski obat generasi baru bisa membantu mencegah efek samping ini, ada bukti bahwa orang yang mengonsumsinya dalam dosis tinggi juga sama-sama berisiko.
[embed-health-tool-bmi]