Tanda-tanda euforia yang baik dan buruk pada tubuh

Euphoria yang baik dan menyehatkan bisa ditandai dengan perasaan senang dan ditunjukkan dengan bahasa tubuh, seperti Anda tersenyum lebar, tertawa, berteriak bahagia, bahkan bisa juga menangis saking bahagianya. Anda mungkin juga melakukan gerakan tubuh mengulang (repetisi), seperti bertepuk tangan atau melompat-lompat kegirangan.
Sementara itu, pada orang yang mengalami euforia karena kecanduan obat, tanda-tanda yang dimunculkan adalah perasaan senang yang digambarkan seperti terbang melayang. Kondisi ini biasanya diikuti oleh gejala tekanan darah dan detak jantung meningkat, mata merah, mulut kering, dan koordinasi tubuh menurun.
Pada orang yang mengalami bipolar disorder, biasanya perasaan senang terjadi saat episode mania. Episode ini menyebabkan penderitanya menjadi sangat bersemangat dan berenergi, kadang melakukan tindakan impulsif yang tidak rasional.
Pada penderita skizofrenia, mengalami euphoria diikuti dengan gejala halusinasi atau delusi. Penderitanya akan mendengar dan melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada atau punya keyakinan tidak biasa yang tidak nyata.
Jika berdampak buruk, bagaimana cara mengatasinya?
Perasaan senang yang alami tentu tidak perlu Anda khawatirkan karena ini menyehatkan tubuh. Sebaliknya, yang perlu Anda waspadai adalah euforia yang muncul karena kecanduan atau penyakit mental. Pasalnya, jika dibiarkan overdosis atau kondisi yang membahayakan jiwa dapat terjadi kapan saja.
Orang yang kecanduan umumnya akan direkomendasikan dokter untuk menjalani rehabilitasi dan terapi. Namun, jika sudah menimbulkantanda overdosis obat, penderitanya akan mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Begitu juga dengan penderita bipolar disorder dan skizofrenia.
Mereka akan direkomendasikan untuk mengikuti psikoterapi, lebih tepatnya terapi perilaku kognitif. Pada pasien bipolar disorder dan skizofrenia yang pernah melakukan tindakan membahayakan jiwa, biasanya mereka perlu menjalani perawatan intensif di rumah sakit hingga kondisinya membaik.
Pada pasien bipolar disorder umumnya juga akan diresepkan obat-obatan untuk menekan gejalanya, seperti:
- Obat penstabil suasana hati untuk mengurangi episode mania atau hipomania, seperti natrium divalproex (Depakote), carbamazepine (Tegretol, Equetro, lainnya) dan lamotrigine (Lamictal).
- Obat antidepresan dan obat antikecemasan, seperti benzodiazepin. Namun, penggunaan obat ini harus diawasi karena dalam jangka panjang bisa menyebabkan kecanduan benzodiazepin.
- Obat antipsikotik, seperti olanzapine (Zyprexa), quetiapine (Seroquel), aripiprazole (Abilify), ziprasidone (Geodon), lurasidone (Latuda) atau asenapine (Saphris).
Obat antipsikotik, seperti aripiprazole (Abilify), chlorpromazine, dan risperidone (Risperdal Consta, Perseris) adalah jenis obat satu-satunya yang diresepkan sebagai pengobatan skizofrenia.
Obat-obatan euforia yang disebutkan di atas, dapat menimbulkan efek samping. Oleh karena penggunaanya harus sesuai dengan anjuran dokter, baik dosis maupun waktu minum. Jika Anda mengalami efek samping yang mengganggu, konsultasikan lebih lanjut pada dokter.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar