2. Meningkatkan kapasitas paru
Sebuah studi yang terbit dalam Journal of the American Medical Association (2012) menyebutkan daun ganja berpotensi menambah kapasitas paru-paru untuk menampung udara ketika bernapas.
Hal ini terkait dengan cara penggunaan mariyuana yang biasanya diisap dalam-dalam.
Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan hal ini mungkin menjadi semacam latihan untuk meningkatkan fungsi paru-paru.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengambil sampel dari 5.115 orang dewasa muda selama lebih dari 20 tahun.
Peserta yang merupakan perokok tembakau kehilangan fungsi paru-parunya sepanjang waktu, tetapi pengguna ganja memperlihatkan peningkatan kapasitas paru-parunya.
3. Mencegah kejang karena epilepsi

Sebuah studi dalam jurnal Cureus (2018) memperlihatkan bahwa ganja berpotensi untuk mengatasi epilepsi dan membantu meredakan gejala pasien epilepsi dengan resistansi obat.
Kandungan cannabinoid dalam daun ganja diyakini membantu meringankan kejang pada pasien epilepsi.
Senyawa ini memiliki peran dalam mengurangi pelepasan neurotransmiter (sinyal rangsangan saraf) di sistem saraf pusat (SSP), sehingga mencegah kejang.
4. Terapi paliatif pasien kanker
Kandungan dalam daun ganja menurut American Cancer Society mungkin bisa membantu meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.
Ganja berpotensi untuk terapi paliatif atau pengobatan pembantu untuk meredakan rasa sakit kronis yang dialami pasien kanker.
Selain itu, daun ganja diklaim bisa membantu melawan mual dan muntah sebagai efek samping kemoterapi.
Meski banyak penelitian menunjukkan keamanannya, tanaman ini tidak efektif dalam mengendalikan atau menyembuhkan kanker.
5. Mengurangi nyeri kronis

Dilansir dari Harvard Health Publishing, tanaman ini bisa dianggap bisa meringankan rasa sakit akibat:
- multiple sclerosis,
- penyakit saraf,
- sindrom wasting yang terkait dengan HIV,
- sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrom), dan
- penyakit Crohn.
Penggunaan ganja medis diketahui juga cukup berpotensi mengatasi penyakit yang menimbulkan kondisi dengan nyeri kronis seperti berikut.
- Fibromyalgia atau rasa sensitif disertai nyeri seluruh tubuh.
- Endometriosis atau jaringan lapisan rahim menumpuk di luar rahim.
- Sistitis interstisial atau sindrom nyeri kandung kemih.
Ganja juga dianggap sebagai pelemas otot yang efektif dan mengurangi tremor pada penyakit Parkinson.
6. Mengatasi masalah kejiwaan
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Clinical Psychology Review (2017) menunjukkan potensi manfaat ganja untuk membantu mengatasi masalah kesehatan jiwa tertentu.
Para peneliti menemukan bahwa tanaman ini membantu menghilangkan gejala depresi dan gejala gangguan stres pasca trauma.
Akan tetapi, mariyuana bukan obat yang tepat untuk masalah kesehatan jiwa, seperti gangguan bipolar dan psikosis.
Pasalnya, tanaman yang satu ini justru bisa memperparah gejala orang dengan gangguan bipolar.
7. Memperlambat perkembangan alzheimer

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Molecular Pharmaceutics menunjukkan bahwa kandungan THC dalam daun ganja dapat memperlambat pembentukan plak amiloid.
Plak-plak yang terbentuk akibat alzheimer ini bisa membunuh sel-sel otak. THC dalam ganja membantu menghalangi enzim pembentuk plak amiloid di otak.
Namun, penelitian ini masih berada di tahap awal sehingga masih memerlukan pengujian lebih lanjut.
Perlu Anda ingat bahwa ganja merupakan barang ilegal yang masuk dalam kategori obat-obatan terlarang.
Di dalam undang-undang, ganja masuk ke dalam narkotika golongan I bersamaan dengan sabu-sabu, kokain, opium, dan heroin.
Mengonsumsi dan membudidayakan ganja bisa membuat Anda terjerat hukum pidana.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar