Jika sedang minum obat-obatan rutin, bisa jadi obat tersebut memberi efek gemuk ke badan Anda. Simak sejumlah obat yang bisa menyumbang bobot tubuh dalam ulasan berikut ini.
Obat dengan efek samping menggemukkan badan
Berbagai jenis obat yang Anda konsumsi, dapat memiliki efek samping kenaikan berat badan.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh pengaruh obat terhadap distribusi lemak hingga perubahan hormon yang memengaruhi nafsu makan.
Namun, bukan berarti Anda dapat minum jenis obat-obatan tersebut dengan tujuan menaikkan bobot tubuh.
Pasalnya, belum ditemukan jenis obat yang dapat langsung menaikkan berat badan secara instan, bahkan untuk pasien yang mengalami masalah kekurangan berat badan sekalipun.
Di bawah ini beberapa jenis obat yang bisa memberikan efek samping menaikkan berat badan.
1. Obat antidepresan
Obat antidepresan biasanya diresepkan untuk mengurangi gejala depresi dengan cara meningkatkan hormon serotonin pada pasien.
Hormon serotonin sendiri lebih dikenal sebagai hormon yang merangsang efek tenang dan bahagia.
Berbagai macam obat antidepresan bisa membuat berat badan Anda meningkat. Beberapa contoh dari obat antidepresan tersebut yaitu:
Meski obat ini dapat meningkatkan risiko gemuk, tidak semua orang yang mengonsumsinya pasti mengalami pertambahan berat badan.
Jika Anda mengonsumsi antidepresan dan mengalami kenaikan berat badan berlebih, segera berkonsultasi dengan dokter.
2. Obat mood stabilizer
Jenis obat yang bisa menggemukkan badan lainnya adalah obat mood stabilizer.
Obat ini diberikan untuk pasien dengan gangguan bipolar atau skizofrenia dengan memberikan efek langsung pada fungsi otak dan metabolisme Anda.
Menurut riset dari jurnal Frontiers in Nutrition (2019), obat mood stabilizer mampu memperbaiki suasana hati, meningkatkan nafsu makan, dan metabolisme tubuh.
Akibatnya, Anda jadi cenderung makan lebih banyak daripada biasanya sehingga bobot tubuh pun bertambah.
Obat mood stabilizer yang ada di pasaran yaitu:
- clozapine,
- litium,
- olanzapine,
- quetiapine, dan
- risperidone.
Oleh karena itu, Anda yang mengonsumsi obat ini biasanya akan disarankan untuk melakukan olahraga rutin agar kenaikan berat badan tidak signifikan.
3. Obat khusus diabetes
Seseorang yang mengalami diabetes, pasti diberikan berbagai obat-obatan khusus agar kadar gula darahnya terkendali.
Sebagai contoh, obat sulfonilurea dapat mendorong tubuh untuk memproduksi insulin alami agar kadar gula darah menurun.
Sayangnya, kondisi ini dapat menambah nafsu makan yang berakibat pada pertambahan bobot tubuh.
Beberapa contoh obat diabetes yang bisa bikin gemuk, yaitu:
- glimepiride,
- glipizid,
- glyburide,
- insulin,
- nateglinide,
- pioglitazon, dan
- repaglinid.
Badan yang bertambah gemuk karena faktor ini sebenarnya terbilang normal dan terjadi pada 1 bulan pertama adaptasi.
Apabila berat badan terus menerus bertambah, Anda perlu waspada dan sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
4. Obat kortikosteroid
Obat kortikosteroid digunakan untuk meredakan rasa nyeri serta peradangan yang terjadi pada tubuh.
Jenis obat ini tersedia dalam berbagai bentuk, seperti krim, gas agar bisa dihirup (inhaled), ataupun tablet dan pil oral.
Penggunaan obat ini ternyata dapat meningkatkan nafsu makan seseorang.
Nafsu makan yang tidak terkendali mengakibatkan kenaikan berat badan yang signifikan dan akhirnya kegemukan pun terjadi.
Bahkan, mengutip dari studi dalam International Journal Of Medical Sciences (2017), penggunaan obat kortikosteroid, terutama yang dihirup, lebih berisiko menyebabkan berat badan naik pada pasien obesitas.
Contoh dari obat kortikosteroid yang dapat menggemukkan badan, meliputi:
- methylprednisolone,
- prednisolon, dan
- prednison.
Mengingat obat ini dapat memberikan efek gemuk pada badan, pasien obesitas sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terkait penggunaan dan risikonya.
5. Obat penghilang migrain dan kejang
Obat jenis ini bisa bikin gemuk karena memengaruhi hormon yang mengontrol rasa lapar dan kenyang di dalam tubuh.
Akibatnya, laju metabolisme jadi lebih lambat, Anda jadi mudah lapar, dan tubuh pun cenderung lebih banyak menyimpan cairan.
Obat penghilang migrain dan kejang yang umumnya menyebabkan berat badan bertambah, yakni:
- amitriptyline,
- nortriptyline,
- ergotamin, dan
- valproic acid.
Studi dalam jurnal Pediatric Drugs (2022) yang melibatkan anak usia 0 – 18 tahun menjukkan adanya kaitan erat antara pertambahan berat badan dan nafsu makan dengan konsumsi valporic acid.
6. Beta blockers
Anda yang memiliki riwayat hipertensi dan penyakit jantung mungkin sudah tidak asing dengan obat penghambat beta atau beta blockers.
Obat ini ternyata dapat menyebabkan efek gemuk pada badan pasien dengan cara memperlambat kerja tubuh dalam pembakaran lemak.
Akibatnya, berat badan susah turun atau bahkan meningkat bila tak disertai dengan pola makan sehat terutama dalam 1 tahun pertama konsumsi obat.
Obat beta blockers yang bisa menggemukkan badan, seperti:
- atenolol,
- metoprolol, dan
- propranolol.
Namun, perubahan pola makan dapat membantu Anda menekan risiko pertambahan bobot tubuh akibat mengonsumsi obat ini.
7. Obat untuk alergi
Siapa sangka bahwa obat untuk alergi juga dapat mengakibatkan efek gemuk pada badan Anda?
Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja histamin yang memicu reaksi alergi tubuh.
Padahal histamin sendiri juga memiliki peran dalam mengendalikan sistem saraf yang bisa membuat nafsu makan menurun.
Sebaliknya, obat yang menekan kerja histamin dapat berakibat pada berkurangnya sensitivitas saraf dalam mengendalikan nafsu makan.
Akibatnya, Anda jadi lebih mudah tergiur untuk makan yang kemudian memicu surplus kalori penyebab kenaikan berat badan.
Obat untuk alergi yang berpotensi membuat nafsu makan meningkat, yaitu:
Selain sejumlah obat di atas, obat untuk kontrasepsi hormon juga diketahui bisa bikin badan gemuk.
Meski demikian, reaksi tubuh seseorang terhadap kandungan obat dapat berbeda-beda.
Sebaiknya konsultasikan dengan dokter jika memiliki kekhawatiran tentang obat yang dapat memberikan efek gemuk pada badan Anda.
[embed-health-tool-bmi]